Penghijauan Kampung dan Kebiasaan Berkebun di Jakarta

Penghijauan Kampung dan Kebiasaan Berkebun di Jakarta
info gambar utama

Tak adil rasanya jika kita hanya melihat Kota Jakarta dari satu sisi saja. Tak hanya melihat gedung-gedung tinggi pencakar langit lengkap dengan mobilitas orang-orang Jakarta yang ada di dalamnya, Kota Jakarta juga memiliki wajah lainnya, yaitu gang-gang sempit di belakang gedung-gedung mewah itu.

Gang sempit juga kadang banyak dipandang dan dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang rendah, sehingga banyak dianggap tempat kumuh dan semerawut.

Salah satu kecamatan di bilangan Jakarta Selatan ini menepis stereotip tersebut. Kecamatan Kebayoran Lama memiliki satu gang bernama gang Kampung dukuh yang berbeda dari mayoritas kampung lain di Jakarta. Meskipun terhimpit oleh jalan yang sempit, warga kampung ini menghiasi jalanan kampung mereka dengan penghijauan.

Ada sayuran kangkung, tomat, ginseng, dan labu. Bahkan ada juga bunga-bungaan dan buah-buahan di dalam pot yang digantung di sepanjang tepi gang seperti yang dilansir dari media online tirto.id

Kampung hijau ini telah ada sejak tahun 2016. Semula Reni yang merupakan salah satu warga di situ hanya menularkan hobi berkebunnya kepada warga lain, ia menanam jahe, ginseng, dan berbagai tanaman obat lainnya. Sekarang, kampung hijau telah memiliki dua petak kebun yang luasnya 200 m2 yang dikelola bersama oleh para warga.

Para ibu-ibu di sana bahkan memiliki kegiatan yang bernama “Rabu Berkebun” yaitu kegiatan dimana setiap Rabu pagi, para ibu akan datang dan membersihkan kebun, menyiangi tanaman, dan memanen buah bersama.

Kompos yang digunakan untuk kebun juga diproduksi sendiri oleh para warga. Mereka mengumpulkan sampah organik dan mengolahnya di mesin komposer.

Reni sendiri sebagai salah satu “penggerak” penghijauan kampung dan kegiatan berkebun di kampung mengaku mencoba menanamkan kepada warga apa saja dampak positif dari berkebun, yaitu tubuh jadi sehat, karena kita jadi sering bergerak. Selain itu alokasi sampah rumah tangga juga langsung bisa menjadi pupuk kompos, sehingga sampah tidak begitu menumpuk di TPS, begitu juga botol-botol plastik bisa dijadikan wadah untuk tanaman gantung.


Sumber: Tirto.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini