Sebagaimana diberitakan CNN Indonesia (8/2) Direktur Utama GMF Aero Asia Iwan Joeniarto menjelaskan bahwa ekspansi ke pasar Australia akan melibatkan Aviation Global Pty Ltd (KORR) sebuah perusahaan penerbangan di Australia. Kerja sama ini diharapkan akan menjadi langkah awal untuk GMF Aeroasia melakukan penetrasi pasar di Negeri Kangguru tersebut.
"Kami awali dengan pemeliharaan yang kecil, sekaligus mendekatkan pelayanan kami ke partner di Australia," ujar Iwan
Tidak hanya itu, pihaknya juga akan menambah calon rekanan potensial baru di Australia selain Garuda Indonesia dan AirAsia Indonesia yang selama ini telah menjadi pelanggan GMF Aeroasia. "Kami punya calon customer, seperti Jetstar, Qantas. Potensinya masih kami hitung, tapi pasarnya cukup besar. Mungkin sekitar lima persen pendapatan bisa dari Australia," jelas Iwan.
Sementara untuk ekspansi ke Timur Tengah, GMF akan menggandeng GME Aviation Service Dwc LLc yang berbasis di Uni Emirat Arab. Kerja sama antara kedua pihak akan dilakukan selama dua tahun ke depan.
CEO GME Aviation Service, Kalyan Tewari menjelaskan bahwa kerja sama ini bernilai sebesar USD 10 jtua untuk tahun 2018 dan sekitar USD 50 juta untuk tahun 2019. "GMF adalah salah satu perusahaan MRO (maintenance, repari and overhaul) yang cukup kuat di Asia Tenggara, sehingga mampu meningkatkan penetrasi pasar ke Timur Tengah. Selain itu Garuda Indonesia juga selalu menggunakan GMF," ujar Tewari.
GMF Aeroasia sendiri pada tahun 2018 ini menargetkan pendapatan perusahaan akan didapatkan dari domestik sebesar 75 persen dan dari pasar internasional sebesar 25 persen. Dan pada tahun 2020, GMF Aero Asia menargetkan untuk menjadi perusahaan yang masuk dalam daftar 10 besar dunia MRO yang mampu meraup pendapatan hingga USD 1 miliar.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News