Sebagaimana dilansir dalam laman Bangga Surabaya (6/2) dijelaskan bahwa Tri Rismaharini memang ingin memiliki dan memakai mobil listrik. Alasan dari ketertarikan ini salah satunya adalah untuk mendukung program Kesepatakan Paris (Paris Agreement) tentang pengurangan emisi yang telah disepakati oleh Indonesia.
"Ada yang mau bantu untuk CSR-nya. nanti yang mengerjakan semuanya tim dari ITS dan mudah-mudahan enam bulan ke depan sudah bisa digunakan untuk mobil dinas," kata Risma.
Tidak hanya itu, Wali Kota Risma juga meminta tim dari ITS agar bisa menyelesaikan mobil listrik tersebut sebelum bulan September. Alasannya adalah karena akan ada even internasional yang dihadiri oleh sekitar 1.000 perwakilan dari 32 negara dunia yang akan datang ke Surabaya.
Di bulan November, Surabaya juga akan mengadakan even internasional tentang perusahaan rintisan digital, Startup Summit yang akan dihadiri 193 negara. Itu mengapa, Risma berharap mobil listrik bisa segera digunakan.
Risma pun menjelaskan bahwa ia tidak terlalu mempermasalahkan desain kendaraan listriknya. Sebab yang terpenting menurutnya adalah bagaimana untuk bisa menampilkan kota Surabaya sebagai kota yang maju dalam pengelolaan lingkungan sebagaimana telah dikenal sebelumnya. Sehingga seluruh kebijakan di Surabaya harus mencerminkan prinsip ramah lingkungan, termasuk dalam hal mobil dinas.
Rencana mengganti mobil dinas Pemerintah Kota Surabaya dengan mobil listrik buatan ITS nantinya akan dilakukan secara bertahap. "Kalau nanti ini berhasil, maka semua mobil dinas akan kami ganti dengan mobil listrik, tapi ini tidak bisa sekaligus, harus pelan-pelan," jelas Risma.
Baca juga: Inilah Kendaraan Listrik Buatan Anak Bangsa
Sementara itu, dari pihak ITS, Projek Leader mobil listrik nasional Indra Sidharta mengungkapkan komitmennya untuk menyelesaikan mobil listrik yang akan digunakan oleh Wali Kota Risma. Dirinya bersama tim akan bekerja keras untuk menyelesaikan mobil listrik berjenis SUV (Sport Utility Vehicle) itu sebelum bulan September 2018. "Yang pasti kami usahakan. Saat ini sudah masuk fase desain, kami pastikan dulu semuanya sudah sesuai aturan dan aman," ujar Indra.
Indra juga menjelaskan bahwa mobil listrik ini tidak akan jauh berbeda dengan mobil-mobil listrik ITS sebelumnya. Namun perbedaannya terletak pada motor yang memiliki kapasitas daya lebih besar. "Jika biasanya 25 kW (kilowatt), maka yang ini motornya 100 kW," ungkapnya.
Dalam projek ini, ITS akan berkolaborasi dengan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) yang tengah mendesain stasiun pengisian listrik umum (SPLU) dengan solar panel dan energi alternatif. Salah satu lokasi yang akan menjadi tempat implementasi SPLU ini adalah di Taman Surya. SPLU ini diharapkan akan bisa selesai bersamaan dengan mobil listrik buatan ITS.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News