Jadikan Ekonomi Digital Solusi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jadikan Ekonomi Digital Solusi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
info gambar utama

Istilah digital ekonomi memang sudah tak asing lagi di telinga kita. Mungkin karena memang segalanya sudah berubah ke ranah digital. Semua kebiasaan kita tampaknya sudah terdigitalisasi. Karena pesatnya perkembangan teknologi, inovasi terus berlangsung. Para pengusaha di banyak bidang juga banyak melakukan inovasi.

Para pengusaha, baik di dalam negeri atau pun di luar negeri memanfaatkan internet sebagai tempat untuk bertransaksi ekonomi. Para inovator ekonomi melahirkan satu genre baru di dunia bisnis, yaitu: e-commerce atau perdagangan elektronik. E-commerce sendiri adalah kegiatan pembelian, penjualan, dan pemasaran baik barang, atau jasa, melalui sistem elektronik seperti internet. Genre baru ini bahkan berpotensi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi global.

Indonesia sendiri telah mengalami pertumbuhan internet yang cukup dahsyat. Nantinya diprediksikan bahwa pengguna internet di Indonesia akan mencapai angka 215 juta sebelum tahun 2020 mendatang, dan lalu lintas internet global sepanjang tahun 2017 lalu bahkan sudah mencapai 1,2 zetabyte, atau setara dengan 1,2 Triliun gigabyte.

Jika kita melihat pertumbuhan internet di Indonesia yang mengalami penetrasi yang cukup mencengangkan, sekaligus melihat jumlah penduduk Indonesia yang kini telah mencapai 213 juta jiwa, Indonesia dipastikan dapat menjadi destinasi yang baik untuk para penggerak ekonomi memasarkan produknya. Selain itu, alasan apa saja yang menjadikan Indonesia menjadi pasar yang empuk bagi para pelaku ekonomi? pertama, Pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia yang juga baik; kedua, jumlah populasi penduduk yang terus bertumbuh, bahkan dari 213 juta jiwa, 70% diantaranya berusia di bawah empat puluh tahun; ketiga, Cepatnya pertumbuhan pemakai sosial media di Indonesia. keempat, Cepatnya pertumbuhan populasi masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke atas.

Data lain juga menjelaskan bukti yang cukup mendukung, bahwa e-commerce di Indonesia sudah bertumbuh dengan cepat: Rp 42,5 Triliun (2015), Rp 69,8 Triliun (2016), dan diprediksi Rp 144,1 Triliun (2018).

Dengan kekuatan Indonesia yang sudah di depan mata, lewat berlimpahnya sumber daya manusia di usia produktif, juga pasar dalam negeri, bahkan kawasan Asia Tenggara yang baik, pemerintah setidaknya juga harus menyiapkan banyak cara untuk bisa mewujudkannya impian “Indonesia Raja E-Commerce di Asia Tenggara”

Lalu apa saja yang sekiranya harus disiapkan pemerintah?

Pertama, penyediaan sumber daya yang mendukung, seperti logistik dan koneksi internet yang baik. Tentu saja untuk memenangkan industri ekonomi yang berbasis digital, maka koneksi internet harus baik, bukan? Tak hanya para pelaku e-commerce saja yang memiliki koneksi internet yang baik, tapi para konsumen di seluruh Indonesia juga harus memiliki koneksi internet yang baik.

Kedua, pendampingan usaha start-up. Pemerintah juga harus bisa memfasilitasi berbagai bentuk pendampingan usaha-usaha rintisan. Harus ada banyak inkubator bisnis yang memberikan pendampingan dari para perintis usaha, dari mulai konsep bisnis, model bisnis, dan pembuatan produk awal. Tujuan utamanya adalah untuk memperisapkan para pelaku usaha untuk masuk ke fase accelerator atau pendanaan lanjut.

Ketiga, jaringan modal dan investasi. Tanpa adanya pendanaan yang baik dari investor, sebuah bisnis tidak akan bisa bertahan.

Keempat, regulasi yang mumpuni. Indonesia harus siap memiliki regulasi yang mengatur industri e-commerce. Indonesia sendiri juga telah memiliki regulasi yang mengatur tentang e-commerce, yaitu; Pepres No. 74 tahun 2017 Roadmap E-commerce 2017-2019 yang berisi tentang pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, sumber daya manusia, infrastruktur, dan keamanan siber.

Ekonomi digital menurut Gubernur Bank Indonesia dapat membantu efesiensi ekonomi dan sumber daya manusia (SDM). Ekonomi digital juga diprediksi dapat menjadi penyumbang 10% Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2025 mendatang. Selain itu, pemerintah juga menargetkan Indonesia dapat menjadi pusat ekonomi digital di ASEAN pada tahun 2020.

Lalu sampai saat ini apa saja industri yang sudah mengalami digitalisasi? Beberapa industri yang sudah mengalami digitalisasi adalah jasa transportasi, jasa perjalanan (tour and travel), e-commerce, industri kreatif (jasa periklanan, jasa desain, jasa kerajinan, showbiz, jasa riset dan pengembangan), jasa pembuatan website, dan fintech (penyedia jasa keuangan).

Pemerintah sendiri mengharapkan bahwa semua industri nantinya dapat beralih ke arah digital, termasuk juga para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

UMKM harus go-digital agar dapat memotong rantai penjualan, dari produsen langsung kepada para konsumen. Para pelaku UMKM yang melakukan digitalisasi juga akan dapat mengenal langsung keadaan para customer-nya, dengan begitu para produsen akan belajar bagaimana memasarkan dan mengilankan produknya dengan cara yang lebih efesien.

Usaha pemerintah untuk mendigitalisasikan UMKM memiliki tujuan agar genre ekonomi digital juga dapat dirasakan oleh semua pihak dan lapisan masyaratakat. Semua sektor harus juga dirangkul, dari sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan bahkan harus bisa merasakan dampaknya.

Genre baru di dunia ekonomi ini adalah sebuah peluang dan sekaligus tantangan bagi kita. Peluang besar kita miliki untuk bisa menjadi pusat ekonomi digital tahun 2020 di Asia Tenggara dan sekaligus tantangan, bagaimana usaha kita mewujudkan cita-cita itu.

Innovation is the ability to see change as an opportunity

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini