Peneliti LIPI Temukan Teknologi Deteksi dan Pencegah Tanah Longsor

Peneliti LIPI Temukan Teknologi Deteksi dan Pencegah Tanah Longsor
info gambar utama
Musim penghujan yang melanda Indonesia beberapa bulan terakhir ternyata memberikan dampak pada wilayah-wilayah rentan longsor. Beberapa kasus banjir dan longsor akhirnya terjadi dan beberapa kali mengakibatkan korban jiwa. Melihat situasi ini dua peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengumumkan keberhasilan mengembangkan teknologi untuk mendeteksi pergerakan tanah. Lewat teknologi ini diharapkan upaya mitigasi longsor dapat dilakukan.

Sebagaimana diberitakan ANTARA (13/2) Peneliti pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Adrin Tohari menjelaskan bahwa tujuan teknologi ini adalah untuk memantau gerakan tanah secara lebih efektif. "Memberikan peringatan dini dari ancaman berbagai jenis gerakan tanah di daerah yang luas," kata Adrin.

Teknologi yang diberi nama Jaringan Sensor Nirkabel untuk Pemantauan Tanah Longsor atau LIPI Wiseland dan juga Teknologi Mitigasi Longsor Berbasis Drainase Siphon atau The Greatest. Kedua teknologi tersebut dikembangkan oleh Adrin bersama Pusat Penelitian Fisika LIPI, Suryadi.

"LIPI Wiseland dapat mendeteksi pergerakan tanah, perbedaan kemiringan lereng dan tinggi muka air tanah untuk memperkirakan kemungkinan tanah longsor," ujar Suryadi.

Teknologi LIPI Wiseland juga telah dikembangkan menjadi generasi ketiga and sudah diuji coba di beberapa lokasi seperti Pengalengan dan Jalan tol Cipularang. Sementara The Greatest merupakan teknologi rekayasa drainase bawah permukaan untuk menurunkan muka air tanah. Ketinggian muka air tanah menjadi perhatian karena salah satu penyebab terjadinya longsor adalah karena kenaikan muka air tanah yang sering terjadi pada musim hujan.

"The Greatest menggunakan metode yang sama seperti pipa siphon atau pipa pindah, yaitu alat untuk memindahkan cairan dari wadah yang tidak dapat direbahkan. Contohnya memindahkan bensin dari tanki motor ke dalam jerigen," jelas Adrin.

Cara kerja teknologi ini adalah dengan mengisap air tanah berdasarkan perbedaan ketinggian muka air tanah. Teknologi ini cukup sederhana karena hanya membutuhkan sumur siphon, selang siphon dan unit pembasuh. "Alat khusus yang kami kembangkan hanya flushing unit yang fungsinya untuk memompa air yang dialirkan dari sumur siphon melalui selang siphon. Alat ini mampu bekerja hanya dengan tekanan air sehingga tidak membutuhkan listrik," jelas Adrin.

Teknologi The Greatest pun telah diuji coba di laboratorium maupun di lapangan. Dari uji coba tersebut diketahui bahwa semakin banyak jumlah siphon yang dibuat, maka semakin rendah muka air tanah dan semakin kecil luas zona rembesan. Hasilnya, lereng tanah akan semakin stabil sehingga tidak mudah terjadi longsor.

Adrin dan Suryadi pun berhadap dua teknologi hasil penelitian LIPI tersebut dapat diterapkan secara massal. Sehingga dapat mencegah tanah longsor di berbagai tempat yang rawan longsor di Indonesia. "Sudah ada dua pihak yang ingin bekerja sama menggunakan dan mengembangkan penelitian ini. Satu perusahaan swasta di bidang energi dan PT Kereta Api Indonesia yang sudah menyatakan minatnya menggunakan teknologi ini," kata Adrin.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini