Energi Terbarukan, Kunci Bertahan Di bawah 1.5 Derajat Celcius Untuk Bumi Yang Lebih Baik

Energi Terbarukan, Kunci Bertahan Di bawah 1.5 Derajat Celcius Untuk Bumi Yang Lebih Baik
info gambar utama

Pernahkah anda keluar rumah dengan mengenakan pakaian tipis di siang hari yang terik? Rasa panas yang menyengat dan gerah yang pasti akan anda rasakan, bukan? Mungkin kita semua sudah tahu bahwa bumi mengalami kenaikan temperatur setiap tahunnya. Berita-berita yang bertebaran menginformasikan tentang leleh-nya es di kutub utara karena perubahan iklim dan kenaikan suhu yang semakin tinggi di bumi. Dan sedihnya, kita cenderung acuh dan merasa bahwa hal itu adalah pengetahuan bahwa bumi semakin panas.

beruang

Beruang terjebak di es yang mencair dampak pemanasan global

Bumi sedang mengalami krisis. Krisis yang disebabkan dari berbagai hal yang ada di atas bumi. Tahun ini, bumi mencapai suhu rata-rata global yaitu menyentuh angka 1,38 derajat celcius yang pernah terjadi pada abad ke-19. Dengan angka tersebut, berarti bumi kita sedang mendekati batas 1,5 derajat celcius yang telah disetujui dalam kesepakatan iklim di Paris atau COP (Conference of Parties). Kenaikan suhu akan terus terjadi bila Karbon Dioksida (CO2) tidak dikontrol. Jika suhu bumi terus meningkat hingga melebihi 1,5 derajat celcius, hal tersebut sangat berbahaya dan dianggap sebagai peringatan darurat kepada warga dunia. Kenaikan suhu berdampak pada aktifitas social warga, bencana alam, dan kesehatan.

grafik

Sayangnya, karbon dioksida sangat dekat dengan manusia contohnya pembakaran bahan bakar fossil pada kendaraan seperti bensin, solar, listrik, pabrik, serta pembangkit listrik yang menghasilkan CO2 tinggi. Hal-hal tersebut merupakan hal-hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari namun ternyata memiliki dampak besar dibaliknya terutama bagi lingkungan. Banyaknya emisi karbon yang terperangkap di dalam bumi menjadi penyebab terbesar kenaikan suhu. Meningkatnya emisi gas di bumi juga disebabkan oleh deforestasi atau penggundulan hutan alam guna memenuhi kebutuhan batu bara yang sangat berperan dalam pembangkit listrik dan energy di Indonesia

grafik-2grafik kegiatan penghasil emisi sumber : www.google.com

Penggunaan batu bara merupakan sumber energy terkotor di bumi. Setiap tahapan pengolahan bahan bakar tersebut selalu meninggalkan jejak yang merugikan bagi orang-orang disekitar dan terutama lingkungan. Jejak kotornya meliputi polusi beracun, gangguan kesehatan syaraf dan pernafasan, polusi asap, hujan asam, dan menurunya hasil tani. Konsekuensi terbesar dari penggunaan batu bara yaitu perubahan iklim yang akan mempengaruhi kehidupan di seluruh Negara di dunia terutama Negara berkembang.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh banyak negara dari berbagai penjuru dunia. Mulai dari mengurangi penggunaan minyak tanah hingga menggunakan bahan-bahan alam sebagai pengganti bahan bakar fossil yang ‘katanya’ tidak ramah bagi lingkungan dan menyumbang gas CO2 penyebab kenaikan suhu bumi. Penggunaan energy terbarukan digadang-gadang menjadi solusi terbaik untuk menjaga bumi agar tetap berada dibawah 1,5 derajat celcius. Penggunaan energy terbarukan telah diterapkan di berbagai tempat di dunia dan salah satunya Indonesia. Dengan mengganti energy yang diperoleh dari bahan bakar fossil menjadi energy yang diperoleh dari alam seperti air, angin, dan matahari adalah solusinya.

Renewable-Energy

Indonesia patut bersyukur negerinya dikelilingi air yang melimpah dan panas matahari yang cukup karena berada di daerah khatulistiwa. Dengan adanya sumber daya terbarukan yang melimpah seperti itu, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan energynya secara bersih dan maksimal. Pemanfaatan energy terbarukan di Indonesia diharapkan tidak hanya untuk mengurangi penggunaan energy yang kotor seperti batu bara, melainkan dapat menjadi bentuk upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang mematikan. dan Indonesia dapat menurunkan target karbon emisi sebesar 1.4 ton pada tahun 2050 berkat energy terbarukan.

Lalu apa saja bentuk perwujudan energy terbarukan yang bisa dilakukan?

kompos dari kotoran hewan

komposs

Kompos dari kotoran ternak yang kaya metana(CH4) untuk biogas yang bisa digunakan masyarakat untuk memasak dan melakukan aktifitas sehari-hari merupakan contoh pengunaan energy terbarukan yang bersih. Kelemahanya, masyarakat masih menganggap penggunaan kompos adalah hal yang menjijikan karena menggunakan kotoran hewan ternak. Ada juga alternatif lain yaitu kompos dari daun-daun dan rumput yang kering. Cara tersebut lebih banyak dipilih karena labih mudah mendapatkan bahannya.

Pengunaan panel surya

panel-surya-1

penggunaan panel surya di rumah tangga

panel-surya-2

Panel surya yang energinya didapat dari sinar matahari untuk menghangatkan air dirumah-rumah. Alternatif ini sangat disarankan karena memiliki biaya relative rendah dan tidak meninggalkan polusi suara maupun polusi udara sehingga panel surya sangat amat bagi bumi karena tidak memancarkan gas rumah kaca yang menggangu iklim. Kelemahan panel surya yaitu dapat menggangu proses daur ulang karena pada panel surya terdapat bahan-bahan kimia yang terdapat juga di rumah kaca seperti selenium, silicon, cadmium, dan sulfur heksafluorida. Jika tidak diolah secara hati-hati, sampah panel surya akan mencemari lingkungan. Ketergantungkan terhadap cuaca juga kelemahan dari penggunaan panel surya yang sering dialami masyarakat.

panel-surya-3

Memaksimalkan Pembangkit Listrik Tenaga Air

plta

Selama ini pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dianggap kurang dalam memenuhi kebutuhan energy masyarakat secara masif. Belum lagi jika suatu tempat mengalami kekeringan, PLTA akan tidak berfungsi. Jika itu di desa, masih memungkinkan PLTA untuk memenuhi kebutuhan listrik dan energy warganya. Namun jika di kota-kota besar rasanya perlu peningkatan dalam pemanfaatan PLTA sebagai pengganti energy fossil. Namun bukan berarti hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan. Seperti yang dilakukan oleh Kecamatan Bongomeme daerah di Kota Gorontalo yang memenuhi kebutuhan energy kotanya dengan penggunaan PLTA dan PLTM(Pembangkit listrik tenaga minihidro). Dengan menggunakan PLTA masyarakat tidak lagi merasakan pemadaman listrik bergilir dan pastinya aman bagi lingkungan.

Reboisasi dan reforestasi

reboisasi

danau-limboto

Daerah gundul di Gorontalo ditanami sawit sumber : www.gorontalopost.com

Selain menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam dan energy terbarukan, kita juga bisa melakukan sebuah gerakan untuk menghijaukan kembali hutan yang gundul (reboisasi). Keberadaan hutan sangat penting bagi kehidupan di bumi. Hutan menyumbang 20% oksigen dan mampu menyerap banyak gas CO2 yang bisa menyebabkan kenaikan suhu bumi. Dengan adanya pohon dan penanaman kembali hutan yang gundul, kebutuhan oksigen dapat tercukupi dan kelebihan gas karbondioksida dapat diminimalisir. Dengan tempat yang sama Kecamata Bongomeme tepatnya di daerah hulu Limboto di Kabupaten Gorontalo melakukan reforestasi dengan mulai menanami tanah yang gundul dengan kelapa sawit.

Bertahan di bawah 1,5 derajat celcius itu mungkin dan kita tidak bisa melakukanya sendiri. Ayo jadikan bumi kita tempat yang aman dan bebas dari bencana iklim dengan menggunakan energy terbarukan yang sudah alam berikan untuk kita semua!


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini