'Indonesia Mahardhika' Anne Avantie Menutup Gelaran JFF 2018

'Indonesia Mahardhika' Anne Avantie Menutup Gelaran JFF 2018
info gambar utama

Perancang busana Anne Avantie menyajikan koleksi terbarunya menutup gelaran Jogja Fashion Festival 2018 (JFF 2018) 'Mixology', Minggu (25/3/2018) malam. Dalam show spesial ini Anne Avantie membawakan karya "Indonesia Mahardhika" dengan special guest Miss Grand International 2016 Ariska Putri Pertiwi.

Sejumlah karya kebaya modern dan bridal yang ditampilkan ini menjadi special preview gelaran fashion show tunggal '29th Anne Avantie' yang akan diselenggarakan di Jakarta akhir Maret mendatang. Kebaya modern bernuansa putih dan gold dengan material silk dipadu batik tulis yang diaplikasikan dengan tulle serta detail bordir mewah memperlihatkan kesan anggun, glamour, dan megah.

Selain itu tampil pula sejumlah outfit koleksi dari Bianti Butik, Delmora by Dedi Hertanto & Anie Wardhana, Roadside Rhapsody by Malik & Malika Boutique, Adana by Adikarang Samawi & Okan Sukardi, dan Olanye by Eko Tjandra. Sesi dua di hari terakhir JFF 2018 ini menampilkan karya dari kelima designer tersebut dalam mini show bertema Luxurious Line. Masing-masing designer menampilkan 16 koleksi terbaik yang disajikan maraton menyempurnakan perhelatan JFF 2018 yang digelar di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta sejak 23 Maret 2018.

Material kain tradisi nusantara seperti batik, lurik, tenun dan songket yang dieksplorasi begitu apik mendominasi parade show prestisius sesi terakhir ini. Andi Natasya Putri Nabila, designer dari Malik & Malika Boutique, misalnya, menyajikan seri hijab dengan bahan tenun troso Klaten dipadu katun ima dan velvet. Aplikasi detail pleats dan cutting asimetris serta kombinasi warna-warna yang colourful menjadikannya seperti pelangi di pagi hari.

Warna kombinasi grey layer, hijau dan kuning, serta monokrom, menurut designer 14 tahun tersebut, menggambarkan proses berhijrah wanita muslimah dari awal mula belum terbiasa berhijab hingga proses menemukan kedamaian religi.

Koleksi 'The Royal Nefertiti' dari Dedi Hertanto & Anie Wardhana menampilkan couture kebaya dan styling gown dengan material batik tulis dan tenun dipadu silk, velvet, tulle motif, dan lace france. Warna-warna putih, gold, hitam, dan krem diaplikasikan dalam tiga sesi show.

Budaya Cina dengan pengaruh krah cheongsam muncul di koleksi kebaya sesi pertama. Nuansa putih mendominasi sesi ke dua yang terpengaruh budaya Eropa. Detil renda, garis potong layer, cutting ekor, maupun final styling-nya menguatkan look ke-eropa-an.

Kebaya perubahan hadir pada sesi ke tiga. Look dan detil kebaya berubah seiring dengan perubahan tren fesyen dunia. Materialnya pun tak lagi broklat motif klasik, tapi beralih ke broklat motif diagonal, garis, kotak maupun abstrak. Material payet dan swarovzky dipadu bebatuan dan motif tiga dimensi digunakan sebagai detil kebaya. Sesi terakhir Delmora ini menunjukkan sentuhan karya yang sudah bermutasi dan dipengaruhi banyak sudut tetapi masih mempertahankan kebaya Indonesia yang sopan, santun, nan anggun.***(ek)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini