30 Forbes Under 30 Asia adalah sebuah daftar tahunan yang dikeluarkan oleh majalah berbasis Amerika, Forbes. Semangat pemuda untuk dapat selalu meningkatkan kehidupan di dunia merupakan dasar dari lahirnya daftar tersebut.
Untuk 30 Forbes Under 30 Asia sendiri tahun 2018 merupakan tahun ketiga daftar tersebut mulai dibuat secara rutin. Di tahun ketiga ini, daftar tersebut meliput 300 inovator muda terbagi dalam 10 kategori yang terlibat dalam proses perubahan di kawasan Asia dengan proses inovasi-inovasi terbaru di dalam industrinya masing-masing.
Mewakili 24 negara di seluruh kawasan Asia Pasifik termasuk Azerbaijan dan Korea Utara untuk pertama kalinya, para finalis tersebut dipilih dari ribuan nominasi online, diusut oleh tim wartawan, serta diuji oleh panel khusus A-list. Maka dapat dipastikan bahwa mereka yang terpilih sangatlah berhak untuk menerima anugerah tercantum di dalam daftar bergengsi tersebut.
Mengingat Indonesia juga termasuk dalam bagian kawasan Asia Pasifik, siapa saja finalis asal Indonesia yang mendapatkan anugerah tersebut? Berikut daftar 30 Forbes Under 30 Asia 2018 dari Indonesia:
Kategori The Art
Dian Pelangi, Creative Director
Dian Pelangi terpilih dalam kategori tersebut karena kepiawaiannya dalam membawakan pembaruan dalam dunia fashion tertutup. Tak sedikitpun keraguan dalam dirinya untuk bermain dengan corak-corak dan warna dalam desain pakaian yang ia buat. Tidak hanya itu, ia juga mampu membawa kepercayaan diri tersebut kepada pengikutnya di sosial media.
Adrian Agus & Eugenie Agus, Co-founders, Puyo
Terinspirasi dari film asal Thailand berjudul "The Billionaire" dua kakak beradik ini kemudian mengaplikasikan film tersebut ke dunia nyata dengan merintis usaha bernama Puyo Desserts pada tahun 2013. Usaha Pudding silky tersebut kini memiliki 40 cabang outlet di seluruh Indonesia. Tidak hanya menyediakan pilihan rasa baru terhadap Indonesia, namun usaha ini juga memberikan donasi kurang lebih 15.000 dolar Amerika sebagai program sosial untuk membantu melestarikan penyu laut serta membuat dua perpustakaan untuk anak-anak.
Talita Setyadi, Chef, BEAU
Setelah menyelesaikan studi di Paris, chef pastry ini kembali ke Indonesia di tahun 2013 dan membuka bakery pertamanya, BEAU. Bakery tersebut menjual roti dan kue terbuat dari bahan alami dan berasal dari lokal di lebih dari 100 cafe, restoran, dan hotel di Jakarta. Ia menjadikan edukasi sebagai pondasi BEAU; hampir semua pembuat roti di bakery nya belajar dari dasar, berawal dari tukang bersih-bersih atau pelayan di bakerynya. Talita Setyadi yang hanya berumur 29 tahun ini menjadi juri termuda dan satu-satunya juri perempuan di ajang The World Pastry Cup pada 2017 lalu.
Kategori Finance & Venture Capital
Iwan Kurniawan & Reynold Wijaya, Co-founders, Modalku
Modalku merupakan platform pinjaman digital yang menghubungkan usaha tingkat Small to Medium (SME) dengan pemberi pinjaman. Iwan Kurniawan dan Reynold Wijaya merintis platform tersebut di tahun 2015 akibat melihat penurunan dari SME akibat pendanaan. Didukung oleh Sequoia kini Modalku mencapai pendanaan investasi pada SME sebesar 75 juta dolar Amerika.
Rorian Pratyaksa, Cofounder, PayAccess
Rorian memiliki determinasi untuk mengenalkan orang-orang di Indonesia yang belum menggunakan jasa perbankan kepada sistem pembayaran mobile, maka ia merintis PayAccess, sebuah startup pembayaran mobile berlisensi. Platform tersebut menyediakan jasa transaksi pembayaran online dan offline serta in-app pembayaran digital. Sebelumnya Rorian merupakan seorang analis di PwC, sekarang chief business development di PayAccess. Ia juga penerima Australian Awards Scholarship dari pemerintah Australia di 2016.
Kategori Retail & E-Commerce
Fransiska Hadiwidjana, Founder, Prelo
Insinyur dan pengusaha, Fransiska Hadiwidjana merupakan pendiri dari sebuah platform digital berfokus pada penggunaan teknologi ramah lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, Prelo. Prelo memudahkan penggunanya untuk menjual atau merentalkan barang bekas milik penggunanya. Tidak hanya merupakan pendiri Prelo, Fransiska juga seorang co-founder di AugMI Labs, startup biomedis pemenang penghargaan di Silicon Valley dan juga masuk dalam daftar 10 Wanita Pengusaha Teknologi Inspiratif di Asia Tenggara oleh Forbes.
Stanislaus Mahesworo Christandito Tandelilin, Cofounder, Sale Stock
Ia merupakan satu dari lima pendiri dari Salestock.com. Sebuah aplikasi dan platform online dengan tujuan menjadikan pakaian dapat dimiliki juga oleh mereka yang bekerja dan tinggal di daerah rural. Beroperasi untuk menjaga harga konsisten rendah, dioperasikan oleh Artificial Intelligence untuk mengelola pembelian dan pembayaran di tempat di dan dari 7000 lokasi.
Kategori Social Entrepreneurs
Muhammad Risyad Ganis & Yohanes Sugihtononugroho, Co-founders, Crowde
Muhammad Risyad Ganis dan Yohanes Sugihtononugroho mendirikan Crowde pada tahun 2016 dengan tujuan untuk menyelesaikan permasalahan petani di Indonesia yang mengalami hambatan pada pendanaan. Platform ini memberikan para petani pilihan untuk mendapatkan pinjaman selain dari bank atau rentenir. Para investor dapat menaruh investasi serendah-rendahnya 1 dollar melalui pembayaran elektronik dan dapat dimonitor secara online. Saat panen tiba, para investor mendapatkan hasil dari pembagian untung. Crowde diakui sebagai layanan terhadap agrikultur di DBS-NUS Social Venture Challenge Aias Competition 2017.
Kategori Entertainment & Sports
Brian Imanuel, Musisi
"Semua ini merupakan hasil dari bagaimana aku melihat Hip Hop dan segalanya melalui internet." Ucap Brian yang menjadi featured honoree pada kategori ini. Ia memulai karirnya melalui internet, menguasai platform seperti Twitter, YouTube, dan Vine yang kini tak lagi beroperasi. Melejit berkat lagunya berjudul Dat $tick dirilis di tahun 2016, kini menaikkan namanya di kalangan musik Amerika, memberikannya kesempatan untuk berkolaborasi dengan musisi papan atas seperti Diplo dan Pharrell Williams, tampil dalam tour dimana tiketnya habis terjual, dan merilis album pertamanya di tahun 2018 ini dengan judul Amen.
Sumber: Forbes
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News