Jakarta Bersiaplah! Rangkaian Kereta LRT dari Korea Selatan Segera Tiba di Jakarta

Jakarta Bersiaplah! Rangkaian Kereta LRT dari Korea Selatan Segera Tiba di Jakarta
info gambar utama

Oleh: Mahfud Achyar

Macet menjadi salah satu permasalahan yang sering dikeluhkan oleh warga ibukota. Setiap hari, terutama pada jam sibuk, kemacetan seolah tidak dapat dihindari, merata hampir di semua titik di Jakarta. Bahkan, kawasan segitiga emas atau golden triangle Jakarta yang meliputi Sudirman, Kuningan, dan Thamrin pun juga tidak luput dari kemacetan.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa seperti yang dilansir pada laman Kompas.com (05/09/11), ada 59 ruas jalan yang kerap mengalami kemacetan lalu lintas. Setengah dari jumlah tersebut berada di wilayah Jakarta Selatan.

Sebetulnya, banyak cara yang sudah ditempuh Polda Metro Jaya guna mengurangi kemacetan di Jakarta. Salah satunya dengan melakukan rekayasa lalu lintas. Namun lantaran keterbatasan personel Polantas sehingga tidak dapat menjangkau semua titik yang rawan macet.

Sementara itu, pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. Mulai dari menerapkan sistem pelat ganjil-genap bagi kenderaan yang akan melewati jalan protokol Jakarta hingga pembangunan infrastruktur jalan seperti Simpan Susun Semanggi, flyover, dan underpass.

Akan tetapi, persoalan kemacetan di Jakarta nyatanya belum dapat diatasi sepenuhnya. Faktanya, sebuah riset berjudul Inrix 2017 Traffic Scorecard yang dilakukan sepanjang 2017 oleh Inrix, perusahaan analis transportasi yang bermarkas di Washington, menempatkan Jakarta berada di peringkat 12 dalam daftar kota-kota termacet di dunia. (Kompas.com, 25/02/2018).

Riset tersebut juga menyebutkan bahwa lama waktu kemacetan yang dirasakan oleh pengendara di Jakarta dalam setahun rata-rata mencapai 63 jam dengan porsi 20 persen. Untuk di tingkat Asia, seperti yang ditulis Kompas.com, Jakarta berada di posisi kedua setelah Bangkok.

Belakangan, di beberapa titik di Jakarta mengalami tingkat kemacetan yang jauh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Contohnya di ruas Jalan Kayu Putih Raya, Jakarta Timur hingga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kondisi tersebut terjadi lantaran sedang dilakukan pembangunan jalur LRT (Light Rail Transit) yang dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) atas penugasan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Pembangunan LRT Jakarta ditandai dengan pemasangan tiang pancang pertama atau groundreaking yang bertepatan dengan HUT DKI Jakarta ke-489 pada 22 Juni 2016 lalu. Setelah groundbreaking, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) memulai pembangunan fase pertama yaitu membangun koridor 1 rute Depo Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun sepanjang 5,8 kilometer pada 20 Desember 2016 lalu.

Koridor 1 tersebut terdiri dari enam stasiun layang yaitu stasiun Depot, stasiun Mal Kelapa Gading, stasiun Kelapa Gading Boulevard, stasiun Pulomas, stasiun Pacuan Kuda, dan stasiun Velodrome. Pengerjaan fase pertama diharapkan dapat selesai sebelum perhelatan Asian Games 2018 pada Agustus mendatang.

Sebagai informasi, LRT merupakan salah satu sistem kereta api penumpang yang beroperasi di kawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus. Di Asia Tenggara, negara seperti Malaysia dan Singapura sudah sejak lama menggunakan LRT sebagai salah satu pilihan moda transportasi umum.

LRT di Jakarta. Sumber: UP Kereta Api Ringan Dishubtrans Pemprov DKI Jakarta
info gambar

Sebetulnya, LRT tidak jauh berbeda dengan transportasi umum lainnya seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuterline karena sama-sama digerakkan oleh aliran listrik. Namun yang membedakan LRT dengan kedua moda transportasi lainnya yaitu LRT terdiri dari 2-4 rangkaian yang dapat mengangkut 600 penumpang. Perlintasan LRT yang berada di atas (elevated) diharapkan mampu mengangkut 360.000 penumpang setiap harinya.

Perbedaan Mendasar antar MRT, KRL, dan LRT. Sumber: MRT Jakarta
info gambar

---

Pada Sabtu, (7/4/2018) kemarin, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memfasilitasi para pembuat konten (content creator) untuk berkunjung ke Depo LRT Kelapa Gading guna menyimak pemaparan mengenai progres pengerjaan proyek LRT serta meninjau secara langsung progres pembangunan Depo LRT Jakarta.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar
Project Engineer PT Jakarta Propertindo (Jakpro), M Rizky Fauzi menjelaskan progres pengerjaan Depot LRT Kelapa Gading. Foto oleh: Nina Nurlina
info gambar

Sejauh ini, progres pembangunan fase pertama sudah mencapai 66.69% (data per Maret 2018). Jika nanti sudah beroperasi, masyarakat dapat menggunakan LRT untuk menjangkau beberapa lokasi (venue) Asian Games seperti Velodrome Rawamangun dan Jakarta International Equestrian Park Pulomas, Jakarta Timur.

Pada kunjungan tersebut, para content creator mendapat kabar bahwa pada 14 April 2018 ini dua set (4 rangkaian) kereta LRT dari perusahaan kereta asal Korea Selatan, Hyundai Rotem akan tiba di Jakarta. Kabar baik tersebut disampaikan oleh Project Engineer PT Jakarta Propertindo (Jakpro), M Rizky Fauzi. “Untuk kedatangan 4 rangkaian kereta LRT dari Korea Selatan sejauh ini tidak ada hambatan yang berarti. Namun cuaca buruk dan lalu lintas di perairan membuat pengiriman menjadi cukup padat,” kata Rizky.

Depot LRT Kelapa Gading. Foto oleh: Audrey A. Chaerunnisa
info gambar

Mengetahui Jakarta akan mempunyai LRT, Chiki Fawzi menyambutnya dengan penuh antusias dan suka cita. “Saya senang sekali Jakarta punya LRT. Dulu ketika tinggal di Malaysia, hidup saya sebagai anak rantau menjadi sangat convinient (mudah) karena di sana ada LRT dan transportasi umum yang memadai. Semoga nanti transportasi umum di Jakarta semakin nyaman,” ungkap Chiki.

Senada dengan apa yang disampaikan Chiki, Vebby Palwinta juga menyambut positif datangnya rangkaian kereta LRT dari Korea Selatan tersebut. “Saya senang sekali Indonesia khususnya Jakarta semakin lama semakin berkembang menjadi kota yang lebih baik, khususnya pengembangan transportasi LRT yang dibuat sekeren dan senyaman mungkin untuk warga Jakarta. Apalagi kemarin ketika melihat pekerja LRT yang luar biasa work hard, bekerja tanpa libur untuk membangun Jakarta lebih maju lagi membuat saya jadi semakin excited menunggu beroperasinya LRT,” kata Vebby.

Para pekerja LRT Jakarta bekerja siang tanpa libur untuk mewujudkan LRT Jakarta. Foto oleh: Nina Nurlina
info gambar

Sementara itu, menyoal tentang upaya mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi, Vebby menilai langkah yang perlu ditempuh pemerintah yaitu dengan melakukan perbaikan jalur pedestrian bagi pejalan kaki sehingga membuat masyarakat Jakarta tertarik menggunakan transportasi umum.

Menurut Vebby, jika kian banyak masyarakat Jakarta yang beralih menggunakan transportasi umum, Vebby optimis kemacetan di Jakarta akan berkurang. Untuk itu, ia berharap LRT menjadi salah satu primadona transportasi publik yang diminati masyarakat Jakarta. Selain memiliki teknologi yang canggih, LRT juga memiliki jalur eksklusif yang membuat perjalanan menjadi lancar dari satu titik ke titik lainnya.

Hal yang sama juga diimpikan oleh Harry Anggie S. Tampubolon. Melihat Jakarta mulai berbenah dalam hal transportasi umum, Harry berharap semua jenis moda transportasi umum di Jakarta dapat terintegrasi, bersinergi, serta tidak bersaing satu dengan yang lainnya.

“Saya berharap sistem transportasi di Jakarta terintegrasi dan dapat menjangkau semua wilayah di Jakarta sehingga tidak ada lagi alasan yang membuat masyarakat Jakarta masih menggunakan kendaraan pribadi. Jika hal tersebut sudah terwujud, saya yakin secara otomatis kemacetan di Jakarta lambat laun juga akan berkurang,” kata Harry.

Lebih lanjut, Harry berharap pemerintah mulai menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa menjadi pengguna transportasi umum merupakan hal yang positif. “Jadi kalau bisa, impian semua orang untuk membeli mobil berkurang,” imbuh Harry.

Proyek LRT masih terus berjalan. Ke depannya, apabila fase pertama pembangunan LRT selesai, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) akan membangun trase koridor 1 (fase 2) Velodrome – Dukuh Atas – Tanah Abang dengan total panjang lintasan sejauh ± 11,5 kilometer (melewati 10 stasiun layang LRT). Selain itu, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) juga akan membangun sky bridge yang akan menghubungkan stasiun KRL Tanah Abang dengan stasiun LRT Tanah Abang (di depan Pasar Blok G).

Kita berharap dan terus berharap semoga sistem transportasi di Jakarta lebih baik dari tahun ke tahunnya. Semoga pembangunan infrastruktur transportasi juga dibarengi dengan perubahan gaya hidup masyarakat Jakarta yang mulai beralih menjadi pengguna transportasi umum.

Kunjungan Para Pembuat Konten ke Depot LRT Kelapa Gading. Foto oleh: @redroad98
info gambar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini