Seperti diberitakan detikInet (11/4) Go-Jek dikabarkan siap melakukan ekspansi keluar Indonesia untuk menantang dominasi Grab di pasar Asia Tenggara. Salah satu negara yang menjadi tujuan ekspansi tersebut adalah Vietnam. Namun di Vietnam, Go-Jek juga harus berhadapan dengan perusahan teknologi transportasi lain asal Tiongkok, Didi Chuxing yang dikabarkan telah mengajukan perizinan ke Kementerian Transportasi Vietnam.
"Go-Jek dari Indonesia mengeksplorasi kesempatan di pasar Vietnam, Didi Chuxing dari China juga melakukan langkah yang sama," ujar Wakil Kepala Departemen Transportasi Vietnam, Nguyen Tuan Thuy seperti dikutip dari Vietnam Investment Review.
Go-Jek sendiri saat ini tengah membentuk tim untuk aksi ekspansi ke Vietnam ini. Vietnam saat ini didominasi oleh Grab sejak aksi akuisisi Uber dilakukan. Sehingga potensi untuk menggoyang dominasi cukup terbuka. Hanya saja, pihak Vietnam tampaknya masih terus melakukan kajian untuk menerima perusahaan teknologi transportasi asing di negaranya. Sebab Vietnam berharap akan ada pemain lokal yang dapat ikut bersaing.
"Dalam konteks revolusi industri 4.0 saya harap akan ada lebih banyak perusahaan lokal berpartisipasi dalam pasar transportasi online, jadi akan ada lebih banyak kompetisi, layanan transportasi lebih efisien dan konsumen mendapat manfaat," ujar Thuy.
Kekuatan Go-Jek dalam hal permodalan memang masih berada di belakang Grab yang saat ini telah beroperasi di delapan negara di Asia Tenggara. Namun reputasi Go-Jek tampaknya terus meningkat seiring dengan semakin bertambahnya investor yang bergabung untuk menginvestasikan uangnya ke perusahaan teknologi transportasi yang didirikan oleh Nadiem Makarim dan dua rekannya sejak tahun 2010 itu. Kabar terbaru, perusahaan asuransi asal Jerman, Allianz sepakat untuk menyuntik Go-Jek dengan modal sebesar US$ 35 juta.
Akan seperti apa persaingan perusahan teknologi transportasi di Asia Tenggara beberapa tahun ke depan? Tentu akan sangat menarik untuk disimak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News