Kepuasan Tiada Habisnya di 7 Curug Cilember

Kepuasan Tiada Habisnya di 7 Curug Cilember
info gambar utama

Curug? Curugapa sih? Saat saya menuju perjalanan saya selalu bertanya-tanya, apa sih Curug itu. Mungkin wisatawan yang tidak berbahasa Sunda akan mengalami momen seperti saya, penasaran sekaligus tidak sabar untuk mencari tahu apa sih sebenarnya Curug ini. Ada apa saja disana.

Artikel ini dibuat setidaknya untuk membantu kalian sebelum berpergian mengunjungi daerah-daerah berbahasa Sunda, seperti Bogor misalnya. Mungkin akan jadi spoiler juga sih.

Perjalanan menuju Curug yang bernama Cilember ini butuh waktu sekitar 1-2 jam berkendara jika anda berpergian dari pusat Kota Bogor. Dikarenakan berada di daerah dataran tinggi, maka wajar saja jalannya berkelok dan turun naik.

Jika anda berpergian menggunakan bus pariwisata, maka anda harus berjalan kaki terlebih dahulu untuk dapat mencapai area Curug Cilember dari batas akhir parkir bus. Jalannya lumayan menanjak, jika anda tidak terbiasa berjalan kaki, akan lebih baik jika berkunjung menggunakan mobil atau sepeda motor karena bisa langsung naik hingga area Curug Cilember. Tapi entah itu berjalan kaki atau berkendara, sesungguhnya keduanya merupakan alternatif yang baik.

Sesampainya di area Curug Cilember anda akan menemukan papan besar bertuliskan Curug Cilember. Dari luar anda mungkin bisa saja menebak apa sesungguhnya arti dari Curug yang sedari awal membuat saya penasaran.

Dari luar terlihat bahwa kawasan ini merupakan kawasan hutan. Apakah benar Curug artinya hutan?

Papan bertuliskan Curug Cilember
info gambar

Uniknya, terdapat banyak sekali papan petunjuk atau tulisan bertuliskan bahasa Arab di daerah ini. Ternyata, setelah bertanya dengan rekan-rekan asal Bogor, dikarenakan memang pengunjung mancanegara yang datang ke Kabupaten Bogor, kebanyakan mereka berasal dari Negara berbahasa Arab. Beberapa warga lokal atau pengelola wisata pun mampu menuturkan Bahasa Arab. Kesungguhan luar biasa untuk menjamu para wisatawan.

Bogor yang terkenal dengan sebutannya kota hujan, saya alami ketika saya berada di Bogor. Pada saat berkunjung ke Curug Cilember ini kebetulan saat itu gerimis, dan saya mengenakan sepatu keds, sayang membuat sepatu saya basah, akhirnya saya memutuskan untuk melepasnya dan pergi dengan kaki telanjang. Sesungguhnya hal tersebut merupakan hal yang tidak sia-sia, karena saya bisa langsung "bersentuhan" dengan alam. Jalan setapak yang disediakan pun cukup ramah untuk kaki telanjang saya. Jalan setapak tersebut terbuat dari tumpukkan batu besar yang disusun rapi.

Jalan setapak di Curug Cilember | Foto: Vita Ayu Anggraeni / GNFI
info gambar

Saya masih belum menemukan jawaban tentang pertanyaan saya apakah itu Curug. Sepanjang perjalanan saya di dalam area Curug Cilember ini, sesekali saya melihat aliran air berukuran kecil dan lebih banyak pepohonan serta dedaunan. Menyegarkan mata sekali.

Aliran air kecil di atas bebatuan di area Curug Cilember | Foto:
info gambar

Saya tiba di sebuah area dimana terdapat sebuah kolam ikan yang ternyata berisikan ikan-ikan yang biasanya ada di mall-mall sebagai layanan terapi ikan. Disini anda bisa mencoba menjajal sensasi ikan-ikan kecil seolah memakan kaki anda. Awalnya saya takut karena belum pernah mencoba, saat ikan tersebut mulai mendatangi kaki saya pun beberapa kali saya mengangkat kaki karena kegelian. Tapi lama-lama menyenangkan juga.

Saya melanjutkan perjalanan yang tampaknya semakin menanjak ini dan menemukan sebuah kubah bergambarkan kupu-kupu. Rupanya kubah ini merupakan penangkaran kupu-kupu. Sayangnya, dikarenakan volume hujan yang cukup tinggi, sebelum sempat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu banyak ulat yang sudah mati karena hujan. Saya pun belum berkesempatan untuk berjumpa dengan kupu-kupu yang daa disini.

Kubah berisikan kupu-kupu tampak dari luar | Foto: Vita Ayu Anggraeni / GNFI
info gambar
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Butuh beberapa waktu glai bagi asya hingga akhirnya menemukan jawaban dari pertanyaan asya apakah sesungguhnya Curug. Setelah berjalan akki menaiki tangga saya asmpai di titik bertuliskan Curug 5 dan melihat sebuah kemegahan alam, sebuah air terjun. Lalu saya konfirmasi dan sekaligus bertanya pada rekan saya disana, apakah Curug berarti Air Terjun? dan apa maksudnya Curug 5?

Rekan saya menjawab, "benar neng, Curug teh artina Air terjun. 5 karena disini ada 7 Curug" Wow! Tidak hanya satu tapi tujuh! Sayang sekali sayatidakbisamelihat ketujuh air terjun tersebut, karena waktu yangtidak memungkinkan, hari sudah cukup gelapuntukmelanjutkan perjalanan keseluruh air terjun yang ada di Cilember ini.

Curug 5 | Foto: Vita Ayu Anggraeni / GNFI
info gambar

Dasar dari air terjun ini tampak seperti tidak dalam, apti cukup dalam bagi kaki saya untuk terendam seluruhnya.

Disarankan untuk berkunjung lebih siang agar dapat mengunjungi keseluruh curug.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini