Bunga Ini Menjadi Perekat Hubungan Diplomatis Indonesia dan Korea Utara

Bunga Ini Menjadi Perekat Hubungan Diplomatis Indonesia dan Korea Utara
info gambar utama
Indonesia merupakan salah satu negara yang diperhitungkan dalam percaturan politik dunia. Seperti pada tahun 1965 bulan April, ketika itu umur Konferensi Asia-Afrika mencapai satu dasawarsa. Berbagai delegasi dunia hadir ke Indonesia, tidak terkecuali presiden Korea Utara, Kim Il-sung yang datang dan diajak mengunjungi Kebun Raya Bogor oleh Presiden Sukarno. Kunjungan tersebut ternyata kemudian menjadi catatan sejarah hubungan persahabatan Indonesia dengan Korea Utara.

Dikisahkan bahwa pada saat itu Kim Il-sung terkesan dengan sebuah bunga berwarna ungu cerah yang ada di Kebun Raya Bogor. Bunga tersebut ternyata adalah spesies Anggrek hasil penyilangan botanis Jerman yang memiliki laboratorium penyilangan bunga di Makassar, C.L Bundt.

Bunga anggrek yang kemudian diberi nama Dendrobum Clara Bundt tersebut merupakan bunga yang disiapkan oleh Bundt untuk menyambut para delegasi atas permintaan Direktur Kebun Raya Bogor di masa itu, Sudjana Kasan. Meski telah diberi nama, rupanya bunga tersebut kemudian dijadikan hadiah oleh presiden Sukarno untuk presiden Kim Il-sung dengan nama baru yakni Kimilsungia. Nama yang didapat dari perpaduan nama Kim Il-sung dan Indonesia.

Mulanya, Kim Il-sung menolak, namun Sukarno berhasil meyakinkannya termasuk berjanji untuk menyempurnakan teknik budidaya anggrek agar bisa bunga tersebut bisa dikembangbiakkan di Korea Utara. Upaya pengembangan budidaya tersebut dilakukan oleh Bundt dan menghasilkan dua spesies baru yakni Dendrobium Ale Ale Kai dan Dendrobium Lady Constance. Keduanya kemudian menjadi spesies anggrek asli Indonesia yang dikirim ke Korea Utara pada tahun 1975. Sampel itulah yang kemudian dikembangbiakkan di rumah-rumah kaca di seluruh Korea Utara.

(Foto: Mogadir / Wikimedia.org)
info gambar

Pada akhir 1970an pengembangbiakan Kimilsungia ternyata sangat didukung oleh pemerintah Korea Utara. Para botanis gencar membudidayakan secara besar-besaran. Kualitasnya pun terus meningkat sehingga bunga ini bisa berbunga dua kali dalam setahun serta mampu menghasilkan enam sampai tujuh bunga dalam setiap tangkai.

Bunga ini kemudian menjadi salah satu bunga nasional di Korea Utara bersama bunga Kimjongilia (bunga yang dikembangkan oleh botanis Jepang, Kamo Mototeru) dan bunga Magnolia. Setiap bulan April, Kota Pyongyang mengadakan festival bunga Kimilsungia dan Kimjongilia. Festival ini rutin diadakan dan Indonesia selalu mendapat kehormatan untuk berpartisipasi. Hubungan Indonesia dengan Korea Utara pun semakin erat dengan inisiatif pemerintah Korea Utara untuk membuat monumen peringatan 46 tahun penyerahan bunga Kimilsungia pada tahun 2011 di Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor.

Istimewanya lagi, tahun 2018 ini Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai partisipan asing terbaik pada Festival Kimilsungia ke-20 yang berlangsung 12-20 April yang lalu. Penghargaan tersebut diberikan kepada Duta Besar Indonesia untuk Korea Utara, Bambang Hiendrasto.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini