Selain Ada Braille, Tempat Sampah Buatan Mahasiswa Yogya Ini Juga Bisa Bersuara

Selain Ada Braille, Tempat Sampah Buatan Mahasiswa Yogya Ini Juga Bisa Bersuara
info gambar utama

“Jadi waktu itu saya berpikir kan belum ada tempat sampah khusus untuk difabel tuna netra. Kalau tempat sampah berwarna kan percuma (bagi kalangan tuna netra), saya berpikir bagaimana caranya mereka bisa mudah membuang sampah,” ungkap Rizki Kurniawan Saputra, Mahasiswa Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang membuat tempat sampah bersuara ini.

Pengerjaan tempat sampah ini diakui dimulai sejak setahun lalu ketika Rizki mulai penelitian untuk skripsinya. Dia tertarik dengan penelitian ini karena sesuai dengan studinya di Jurusan Kesehatan Lingkungan dengan fokus kajian pengelolaan sampah.

Rizki membuat tempat sampah ini dengan memakai sejumlah komponen elektro, pemasangan sensor dan pengeras suara dengan bantuan sumber energi listrik.

Suara akan muncul dari sebuah kotak elektronik di dalam tempat sampah, yang terhubung dengan sensor gerak. Melalui sensor tersebut, tempat sampah bisa ‘tahu’ kalau ada orang yang mendekat. Alat juga terhubung ke sistem mekanik yang bisa membuka dan menutup tempat sampah.

Melalui Detik News, Rizki menjelaskan cara kerja sampah itu bila berhadapan langsung dengan manusia, khususnya penyandang tuna netra. “Di bagian atas tempat sampah ini ada braille, di bawahnya ada keterangan ‘sisa makanan’, ‘kertas’, dan ‘plastik’. Kalau tangan ditaruh di atas tempat sampah, nanti tempat sampahnya buka sendiri,” jelasnya.

Setelah tempat sampah terbuka, terdengar bunyi yang menerangkan tempat sampah tersebut untuk jenis sampah apa.

“Sampah sisa makanan. Tutup akan terbuka selama sepuluh detik, silakan masukkan sampah. Tutup akan tertutup selama tiga, dua, satu. Terima kasih memilah sampah sesuai tempatnya,” begitu suara sampah buatan Rizki seperti yang diberitakan Tribun Jogja.

Penerapan Tempat Sampah Elektronik di Sekolah Luar Biasa

Siswa Berkebutuhan Khusus Mencoba Tempat Sampah Buatan Rizki | Foto: Bramasto Adhy/Tribun Jogja
info gambar

Rizki sudah berhasil membuat solusi permasalahan lingkungan dengan bantuan teknologi yang dikhususkan untuk penyandang tuna netra, yaitu dengan tempat sampah elektroniknya.

Saat ini, tempat sampah tersebut diterapkan di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Bantul. Seorang murid di sekolah tersebut, Hepi Lintu Pinasti, mengaku merasa sangat terbantu dengan tempat sampah buatan Rizki.

“Dengan tempat sampah yang baru ini saya bisa langsung tahu dan mengerti harus memasukkan sampah ke kotak yang mana karena ada suara yang keluar. Kalau tempat sampah biasa memang sedikit sulit membedakan untuk jenis sampah yang berbeda,” jelas Hepi.

Ketua Jurusan Tuna Netra (Kelas A) SLBN 1 Bantul, Abdul Adhim, juga tak segan memuji tempat sampah buatan Rizki. Katanya, dengan teknologi yang sederhana itu ternyata memiliki manfaat yang luar biasa untuk anak-anak tuna netra.

Sebelumnya, Abdul melihat bahwa siswanya mengalami kesulitan dalam memilah sampah untuk dimasukkan ke kotak sampah meskipun sudah diberi arahan posisi serta tiga jenis kotak sampah yang ada.

“Siswa mungkin hafal, misal paling kanan adalah kotak untuk sampah kertas. Tapi tukang kebersihan juga kadang tidak mengembalikan kotak sampah sesuai posisinya sedangkan siswa sudah terlanjur hafal jenis kotak sampah sesuai posisinya,” lanjut Abdul menjelaskan.

Tempat Sampah Elektronik Diharapkan Juga Diterapkan di Tempat Umum

Karena kaum difabel tidak hanya di sekolah-sekolah khusus atau SLB, Abdul berharap tempat sampah buatan Rizki dapat dipasang di tempat umum terutama yang berkaitan dengan pelayanan publik.

Selain untuk kaum tuna netra, Abdul merasa tempat sampah ini juga akan bermanfaat untuk orang normal karena tidak semua tempat sampah diberi keterangan pengelompokkan sampah. “Saya rasa pemerintah tidak kesulitan membuat tempat sampah gagasan Rizki,” tambahnya.

Rizki sendiri juga berharap hal serupa. Dia saat ini sudah mencoba mengurus HAKI dan kedepannya akan mengajukan ide ini ke Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan agar semuanya, khususnya SLB, bisa memasang tempat sampah ini.

Tetapi, sebanyak apapun tempat sampah yang ada tidak akan berguna kalau manusianya sendiri tidak memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan. Jadi, ayo buang sampah pada tempat sampah! Bukan pada sembarang tempat, ya!

Sumber: Tribun Jogja, Detik News

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini