Indeks Kebebasan Pers Dunia 2018, yang menilai kebebasan jurnalis di 180 negara, meningkatkan kepedulian akan keamanan jurnalisme.
Para jurnalis di seluruh dunia menghadapi masa absennya kenyamanan dalam melakukan pekerjaannya, sebuah tren yang dipicu oleh meningkatnya jumlah politisi yang menghambat proses jurnalisme, disebutkan pada Indeks Kebebasan Pers Dunia 2018.
Laporan tahunan tersebut, rilis pada 25 April lalu oleh Reporters Without Borders (RSF), merefleksikan keadaan jurnalisme di seluruh dunia.
Berdasarkan indeks tersebut, para jurnalis menghadapi banyak kebencian tahun lalu, tidak hanya di negara otoriter tapi juga dengan negara berpemimpin yang dipilih secara demokratis.
Norwegia menjadi negara di posisi atas dimana jurnalis memiliki kebebasan tertinggi, diikuti oleh Swedia dan Belanda. Sebaliknya di posisi terbawah diduduki oleh Korea Utara, setelah Eritrea dan Turkmenistan.
Gambia menunjukkan peningkatan yang besar dalam hal kebebasan pers, naik 21 posisi ke 122 dari 180. Diikuti oleh Korea Selatan dan Yunani, yang naik 20 dan 14 peringkat secara berurutan.
Dalam skala lebih kecil, berikut daftar peringkat kebebasan pers di negara-negara Asia tenggara.
NEGARA | INDEKS 2018 | INDEKS 2017 | PERINGKAT DUNIA (2018) | PERINGKAT DUNIA (2017) |
Timor Leste | 95 | 98 | 30.81 | 32.82 |
Indonesia | 124 | 124 | 39.68 | 39.93 |
Filipina | 133 | 127 | 42.53 | 41.08 |
Myanmar | 137 | 131 | 43.15 | 41.82 |
Thailand | 140 | 142 | 44.31 | 44.69 |
Kamboja | 142 | 132 | 45.90 | 42.07 |
Malaysia | 145 | 144 | 47.41 | 46.89 |
Singapura | 151 | 151 | 50.95 | 51.10 |
Brunei | 153 | 156 | 51.48 | 53.72 |
Laos | 170 | 170 | 66.41 | 66.41 |
Vietnam | 175 | 175 | 75.05 | 73.96 |
Bisakah kita bersama-sama membangun kebebasan pers untuk menjadi lebih baik ke depannya?
Sumber: Seasia.co
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News