JITM 2018 Promosikan Bandara Baru Yogyakarta

JITM 2018 Promosikan Bandara Baru Yogyakarta
info gambar utama

Ajang pertemuan business to business (B2B), Jogja International Travel Mart (JITM) kembali digelar di Yogyakarta, 7—9 Mei 2018. Mengangkat tema "Jogja a New Getaway to Your Journey", JITM 2018 menjadi ajang temu bisnis antara sellers dan buyers di bidang usaha perjalanan pariwisata dari berbagai negara.

Edwin Ismedi Himna, ketua pelaksana JITM 2018, menyampaikan bahwa 972 buyers domestik dan manca negara telah menyatakan siap mengikuti JITM yang ke-9 ini. 107 buyers dari 20 negara sudah konfirmasi untuk hadir. Sedangkan seller yang siap menawarkan bisnis pariwisatanya sekitar 79 seller.

"Karena porsi buyer manca makin banyak dari tahun ke tahun dan sekaligus mempromosikan keberadaan New Yogyakarta International Airport (NYIA), maka meningkatkan fokus ke international menjadi suatu keharusan. Targetnya tentu untuk mendatangkan lebih banyak buyers dibanding penyelenggaraan sebelumnya," terangnya.

Agenda utama JITM ini adalah membuka bisnis B2B melalui table top, yakni temu sellers dan buyers dimana seller-nya adalah para pelaku bisnis pariwisata yang ada di Yogyakarta. Mereka terdiri dari pelaku usaha jasa tour travel, penyedia layanan akomodasi, pengelola destinasi wisata, serta pemerintah.

"Networking meeting B2B dihadiri buyers dari 20 negara, di antaranya Bangladesh, Malaysia, Mexico, Vietnam, Italia, Uni Emirat Arab, Thailand, India, Jerman, Australia, dan Singapura. Sedangkan seller-nya adalah puluhan partisipan yang mayoritas adalah agen perjalanan, hotel, dan restoran di Yogyakarta," tutur Edwin.

JITM ini juga menawarkan potensi-potensi pariwisata baru, selain highlight destinasi wisata Yogyakarta yang sudah mendunia. Seperti diketahui, selama satu tahun, perkembangan pariwisata Yogyakarta tercatat cukup pesat dengan hadirnya banyak destinasi wisata baru yang unik dan menarik.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Aris Riyanta menyampaikan, penyelenggaraan ini diharapkan dapat mendukung keberadaan NYIA. Nantinya, dengan sinergi tersebut, NYIA dan Yogyakarta tentunya akan menjadi gerbang perjalanan wisata dan bisnis yang memberi keuntungan kepada masyarakat.

"Jumlah kunjungan wisman diharapkan akan meningkat seiring dengan promosi seperti JITM dan kesiapan akomodasi seperti NYIA. Saat ini hampir 400 ribu. Tahun depan diharapkan naik menjadi 450 ribu. Itu yang kami hitung hanya mereka yang stay di hotel saja. Jadi tidak termasuk yang tidak menginap," ungkapnya.

Menurutnya, bentuk promosi melalui travel-mart seperti JITM ini juga akan menunjukkan bahwa destinasi dan akomodasi Yogyakarta semakin maju dan berkembang. JITM ini selanjutnya akan dikembangkan dengan tambahan exhibition yang lebih luas.

"Target revenue diharapkan naik sekitar 10-15% dari tahun lalu, yakni sekitar 18 milyar. Tapi target yang lebih penting lagi adalah bahwa Yogyakarta bisa lebih dikenal di mancanegara," tambah Aris.

Pertumbuhan kunjungan wisatawan Indonesia yakni 22%, melebihi negara-negara lain di Asia Tenggara. Yogyakarta diharapkan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan kunjungan wisatawan dengan perkembangan jalur direct flight. Dibangunnya NYIA tentu akan menambah direct flight dari sejumlah negara.

Joko Paromo, perwakilan PHRI Yogyakarta, menambahkan, sinergi dari berbagai stakeholder, yakni pemerintah, pelaku tour travel, pengelola destinasi wisata, perhotelan, dan restoran atau bisnis kuliner serta peran masyarakat diharapkan akan makin memajukan pariwisata Yogyakarta sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Rangkaian JITM 2018 dimulai dengan welcome dinner yang digelar tanggal 7 Mei 2018, mulai pukul 18.30 WIB, di Pendapa Bangsal Kepatihan Yogyakarta. Hari berikutnya, 8 Mei 2019, digelar Table Top B2B di Kasultanan Ballroom - Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta. Networking meeting ini dimulai pukul 08.30 WIB dilanjutkan networking dinner pada malam harinya di Hotel Grand Dafam Rohan.

Kegiatan penutup, 9 Mei 2018, yakni educational trip ke destinasi wisata highlight seperti Candi Borobudur dan Lava Tour Merapi atau ke Keraton Yogyakarta, Taman Sari, dan Tebing Breksi. Malam harinya peserta diajak closing dinner di Hyatt Regency Hotel Yogyakarta.***(ek)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini