Kawan GNFI pasti pernah mendengar julukan The Sunrise of Java, sebuah tagline yang cukup terkenal untuk menggambarkan salah satu daerah di pucuk timur pulau Jawa, Banyuwangi. Banyuwangi merupakan kabupaten di provinsi Jawa Timur yang memiliki luas sekitar 5.872 km persegi, yang membuatnya menjadi satu-satunya kabupaten terluas di Jawa Timur.
Sebagai kabupaten yang diapit oleh laut dan gunung, Banyuwangi kerap kali disebut sebagai daerah yang memiliki berbagai macam keunikan. Tersimpan sejuta sapta pesona yang menggiurkan untuk dinikmati di Banyuwangi. Sebut saja keindahan alam Kawah Ijen, Teluk Hijau, Pulau Merah, Pantai Sukamade, Air Terjun Telunjuk Raung, G-Land, Taman Nasional Alas Purwo, yang menjadi beberapa destinasi tujuan para wisatawan.
Tak hanya dikenal karena pesona alamnya, Banyuwangi juga memiliki daya tarik dalam bidang seni. Berbagai macam bentuk akulturasi budaya telah terserap dan tersaji di Banyuwangi. Sebagai kota yang juga dijuluki kota gandrung, Banyuwangi mempunyai beraneka ragam seni khas daerah yang cukup mempesona, yang kemudian turut membentuk Banyuwangi sebagai kota seni.
Lebih dari itu, Banyuwangi juga dikenal sebagai salah satu daerah asli masyarakat Suku Using, yakni masyarakat yang menyatakan diri mereka sebagai masyarakat bukan Jawa dan bukan Bali. Hal tersebut ditandai dengan kata “sing”, yang artinya tidak. Namun dalam runut sejarah yang cukup panjang, masyarakat Using di Kabupaten Banyuwangi juga merupakan hasil dari perpaduan etnis Jawa, Madura, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Masyarakat Suku Using terpadu menjadi satu usai terpecah melalui Perang Majapahit. Terlepas dari sejarah keberadaan masyarakat Suku Using, Banyuwangi memang dikenal sebagai daerah yang lengkap dengan unsur magis dan kedaerahan yang bersifat kental. Artinya, tradisi yang ada di Banyuwangi masih terus berjalan dan berkembang di masyarakat penduduknya. Hal ini disebabkan masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Using, sangat mempercayai warisan leluhur sehingga segala macam hal yang berbau tradisi harus tetap dilakukan dan dikembangkan dalam kehidupan mereka.
Selain daya tarik alam dan budaya serta seni, Banyuwangi juga memiliki ragam wisata kuliner yang siap untuk dicicipi. Nasi tempong, rujak soto, pecel pithik, pecel rawon, nasi cawuk, menjadi beberapa sajian yang wajib dicoba bagi para pelancong yang hendak datang ke Banyuwangi. Cita rasa yang sedap dipadu dengan bumbu pedas, membuat makanan khas daerah tersebut sukses laris di pasaran.
Beberapa tahun terakhir ini pembangunan di Kabupaten Banyuwangi terus digencarkan. Berbagai macam sektor telah tumbuh subur, yang artinya proses peningkatan sumber daya manusia telah menuju ke taraf makmur. Dilansir dari liputan6.com tingkat kesejahteraan masyarakat Banyuwangi dapat terlihat dari pendapatan perkapita warganya yang terus melonjak setiap tahun.
Selain itu, fasilitas infrastruktur di Banyuwangi juga terus dibenahi guna memberikan kenyamanan bagi semua kalangan. Hadirnya lapangan terbang Blimbingsari yang bisa diakses oleh beberapa maskapai terkemuka layaknya Citilink, NAM Air, Garuda Indonesia, dan Wings Air mampu memudahkan banyak orang untuk datang dan berkunjung ke Banyuwangi.
Tak hanya itu, pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus memberikan inovasi yang kian meroket bagi Banyuwangi sebagai kota pariwisata. Setiap tahunnya selalu ada sajian festival menarik bertaraf internasional yang hadir di Banyuwangi. Di tahun ini, misalnya, akan ada kurang lebih 70 rangkaian Banyuwangi Festival (BFest) yang siap dipertunjukkan di Banyuwangi.
Beberapa di antaranya bahkan kerap menjadi sajian yang ditunggu tiap tahun seperti Festival Gandrung Sewu, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), Banyuwangi Tour De Ijen, dan Banyuwangi Beach Jazz Festival. Bagi pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan adanya rangkaian kegiatan festival tersebut diharapkan mampu memberikan ruang bagi masyarakat Banyuwangi untuk bangga terhadap daerahnya sendiri sekaligus memberikan sajian apik bagi para pelancong untuk mengenal Banyuwangi secara lebih dalam.
Oleh sebab itu, tak heran jika beberapa tahun terakhir Banyuwangi sering mendapat berbagai macam penghargaan baik skala nasional maupun internasional. Salah satu di antaranya, baru-baru ini, Banyuwangi mendapat penghargaan tertinggi di bidang pariwisata tingkat Asia Tenggara, yaitu ASEAN Tourism Standard Award (ASEAN). Selain itu dikutip dari laman Jawa Pos, Presiden Joko Widodo juga memberikan penghargaan pembangunan daerah (PDD) terbaik se Indonesia kepada Banyuwangi.
Wah sangat menakjubkan ya kemajuan dari Banyuwangi. Tunggu apalagi? Silahkan datang ke Banyuwangi. Kunjungi Banyuwangi, Anda Pasti Kembali!
Sumber: Jawa PosTribun NewsLiputan6.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News