Intip Uniknya Tradisi Mepe Kasur Masyarakat Using Banyuwangi

Intip Uniknya Tradisi Mepe Kasur Masyarakat Using Banyuwangi
info gambar utama

Berbicara mengenai tradisi di era modern memang tak ada habisnya. Di masa ini, tradisi yang berkembang di masyarakat daerah selalu dianggap kuno dan membosankan. Padahal, tidak semua tradisi mempunyai anggapan demikian.

Di beberapa daerah justru masih banyak masyarakat yang bergotong royong untuk mempertahankan eksistensi tradisi budayanya masing-masing. Seperti halnya yang terjadi di Banyuwangi. Sebagai daerah asli masyarakat Suku Using, Banyuwangi mempunyai cara ampuh tersendiri untuk tetap menjaga tradisi yang tumbuh dan dipercaya masyarakatnya.

Salah satu tradisi yang cukup terkenal dan menjadi agenda tahunan ialah Tradisi Mepe Kasur. Tradisi Mepe Kasur merupakan salah satu ritual khas masyarakat asli Banyuwangi. Mepe Kasur merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kemiren, sebagai daerah asli tempat tinggal masyarakat Suku Using.

Ritual Adat Mepe Kasur merupakan kegiatan menjemur kasur warga di depan rumah masing-masing. Biasanya di sepanjang jalan Desa Kemiren akan terlihat kasur-kasur yang terjejer, layaknya orang menjemur kasur pada umumnya.

Ritual Adat Mepe Kasur Masyarakat Using Banyuwangi
info gambar

Kegiatan Mepe Kasur berlangsung hingga siang hari. Setelah matahari melewati kepala alias pada tengah hari, semua kasur harus dimasukkan. Konon jika tidak demikian kebersihan kasur akan hilang.

Prosesi adat Mepe Kasur dimulai sejak matahari hari terbit, tepatnya sekitar pukul 07.00 waktu setempat. Di situasi tersebut warga Desa Kemiren akan terlihat mengeluarkan kasur yang berwarna hitam dan merah untuk dijemur di depan rumah masing-masing. Sembari menjemur warga akan melamatkan doa dan memercikkan air bunga di halaman dengan tujuan dijauhkan dari hal-hal yang kurang baik. Kondisi yang tak kalah menarik adalah saat mengetahui bahwa pemukul jemuran kasur merupakan orang tua (sepuh) yang sudah berusia sekitar 60 tahun ke atas.

Masyarat Desa Kemiren meyakini bahwa Mepe Kasur merupakan ritual bentuk rasa syukur warga Using terhadap Sang Kuasa atas pencapaian hidup. Di lain pihak, warga juga mempercayai bahwa kegiatan yang telah dilakukan secara turun temurun tersebut sekaligus sebagai ritual tolak bala agar dijauhkan dari segala macam bencana maupun penyakit.

Bagi pasangan suami-istri kegiatan Mepe Kasur juga diyakini sebagai ritual permohonan agar terus diberi kelanggengan dalam mengarungi biduk rumah tangga. Namun di sisi lain, hadirnya ritual adat Mepe Kasur masyarakat Using di Banyuwangi, tak ubahnya sebuah fenomena yang mengisyaratkan bentuk rukun dan guyubnya warga setempat.


Sumber: Liputan6.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini