Satu Pulau di Indonesia Masuk Top 10 Islands for 2018 Versi Lonely Planet. Di Manakah?

Satu Pulau di Indonesia Masuk Top 10 Islands for 2018 Versi Lonely Planet. Di Manakah?
info gambar utama

Lonely Planet adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang informasi pariwisata internasional. Perusahaan ini mulanya berawal dari perjalanan epik para pendirinya, Tony dan Maureen Wheeler yang mengelilingi seluruh Asia.

Dari pengalaman yang menarik itu, mereka memberi tempat istimewa untuk para pelancong melalui Lonely Planet dengan memberikan konten terpercaya, baik secara cetak maupun digital untuk memandu wisata. Konten tersebut dibuat oleh para ahli yang mengunjungi destinasi tersebut.

Di tahun 2018 ini, Lonely Planet mengumumkan Top 10 Islands for 2018 atau 10 Pulau Terbaik untuk Dikunjungi di 2018. Dari 10 daftar tersebut, ada satu pulau Indonesia yang masuk. Pasti Kawan GNFI juga sudah tidak asing dengan pulau yang dimaksud ini karena pulau yang dimaksud adalah Kepulauan Raja Ampat.

Kepulauan yang sering disebut sebagai Maldives-nya Indonesia ini, seperti yang ditulis di laman resmi Lonely Planet, harus menjadi salah satu gugusan pulau terindah di Asia Tenggara.

Kepulauan Raja Ampat | Foto: The Jakarta Post
info gambar

Terletak di ujung barat laut Pulau Papua, Raja Ampat ini memang sudah dikenal luas sebagai ‘tambang emas’ bagi para penggila petualangan. Tak hanya itu, Raja Ampat juga dianggap sebagai surga yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata oleh para penyelam, baik dari dalam maupun luar Indonesia.

Raja Ampat sendiri adalah sebuah kabupaten dan secara administrasi berada di Provinsi Papua Barat. Untuk mencapai Kepulauan ini, pelancong harus menginjakkan kaki di Kota Sorong terlebih dahulu. Biasanya mereka lebih memilih menggunakan penerbangan untuk sampai ke kota itu.

Setelah sampai di Kota Sorong, pelancong harus menempuh perjalanan sekitar 2-3 jam untuk menuju Waisai, ibukota Kabupaten Raja Ampat. Untuk menuju ke Waisai, Mereka bisa menggunakan sejenis kapal cepat yang biasa berlayar dua kali sehari.

Cerita Singkat Legenda Raja Ampat

Kepulauan Raja Ampat terdiri dari banyak sekali pulau karang yang tersebar luas di seluruh wilayahnya. Diantaranya ada 4 pulau utama yang paling besar, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Batanta, Pulau Salawati, dan Pulau Misool. Empat pulau besar inilah yang menjadi titik persebaran seluruh penduduk Raja Ampat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.

Empat pulau besar tersebut juga ternyata tidak lepas dari kisah-kisah legenda yang telah dipercaya turun-temurun oleh seluruh masyarakat asli Raja Ampat. Konon, nama Raja Ampat ini diambil dari tujuh telur yang ditemukan oleh seorang wanita leluhur mereka.

Empat diantaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang kelak menjadi raja atas 4 pulau besar, yaitu Waigeo, Salawati, Batanta, dan Misool. Sedangkan tiga telur lainnya menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.

Kisah tersebut dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai awal mula berdirinya Raja Ampat. Meski masih sulit dipercaya secara akal sehat, namun tak bisa disangkal bila alam Raja Ampat adalah sebuah tempat sakral layaknya kerajaan yang harus tetap dijaga dari kerusakan dan kehancuran.

Keindahan Alam Raja Ampat

Burung Cendrawasih | Foto: Tabloid Jubi
info gambar

Raja Ampat memiliki banyak hal menarik di atas permukaan lautnya. Banyak sekali pantai-pantai yang indah tersebar di seluruh kepulauan ini. Umumnya, pantai-pantai ini berpasir putih dan memiliki kehalusan mendekati tepung.

Pemandangan pulau-pulau yang membentuk deretan tebing tinggi pun banyak terdapat di Raja Ampat. Bahkan beberapa tempat seperti Piaynemo, Teluk Kabui, dan Wayag telah terkenal hingga seluruh dunia lebih dulu sebelum dikenal dalam negeri.

Selain itu, beberapa tempat seperti desa Sawinggrai atau desa Saporkrein di kepulauan ini juga menyuguhkan pengalaman tak terlupakan, yaitu melihat burung Cendrawasih dari dekat. Burung Cendrawasih ini adalah burung langka dan cantik khas Papua.

Kekayaan Alam Bawah Laut Raja Ampat

Kecantikan bawah laut Raja Ampat | Foto: anomharya.com
info gambar

Dalam sebuah laporan dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan Lembaga Oseanografi Nasional (LON) hingga Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) disebutkan bahwa perairan Raja Ampat memiliki sekitar 75% spesies laut di seluruh dunia.

Dari laporan tersebut, tercatat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska, ribuan biota laut lainnya berada di perairan Raja Ampat. Oleh karena itu, tak heran bila Raja Ampat saat ini dianggap sebagai surga bawah laut tercantik di seluruh dunia.

Kebudayaan dan Kesenian di Raja Ampat

Tidak hanya kekayaan alamnya saja, Raja Ampat juga memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian yang sangat unik dan menarik. Beberapa desa di Raja Ampat memang sudah mengukuhkan keberadaan mereka sebagai desa wisata, salah satunya adalah Desa Arborek.

Desa yang berada di satu pulau kecil ini memiliki banyak sekali kesenian, mulai tarian tradisional, makanan Sinole yang dibuat dari sagu, hingga kerajinan anyaman daun pandan khas Arborek yang sudah diwariskan secara turun-temurun. Desa Arborek hanyalah satu diantara desa-desa lain dengan keunikannya masing-masing.

Para mama di desa Arborek menganyam topi | Foto: routinescape.wordpress.com
info gambar

Berbagai peninggalan sejarah juga banyak terdapat di Kepulauan yang memiliki ikatan dengan kesultanan Tidore, Maluku ini. Mulai dari sebagian penduduknya yang memiliki darah kerajaan Tidore Maluku, peninggalan-peninggalan perang dunia ke-2, sampai gua-gua dengan lukisan tangan khas manusia purba pun tersebar luas di Raja Ampat.

Mempelajari keunikan Raja Ampat memang seolah tidak ada habisnya, inilah yang membuat kepulauan ini begitu berjaya hingga saat ini. Maka tak heran juga kepulauan ini menjadi satu dari 10 destinasi wisata dunia yang wajib dikunjungi!


Sumber: Lonely Planet, Wikipedia, Indonesia Kaya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini