Ada Masjid Ala Katedral St. Basil di Indonesia

Ada Masjid Ala Katedral St. Basil di Indonesia
info gambar utama

Dengan sembilan kubah yang menjulang hingga sekitar 28 meter, bangunan masjid di Jalan Raya Yogya – Solo KM 5, Kabupaten Sleman, Yogyakarta ini terlihat paling menonjol di antara bangunan lainnya di sepanjang jalan.

Masjid An Nurumi namanya, masjid yang mirip dengan Katedral St. (Santo) Basil di kawasan Kremlin, Moskow, Rusia. Karena itu, masjid ini juga disebut dengan Masjid Kremlin meskipun pada kenyatannya Kremlin adalah nama sebuah benteng kuno di dekat komplek Katedral St. Basil.

Masjid An Nurumi/Masjid Permen/Masjid Kremlin | Foto: ksmtour.com
info gambar

Selain disebut sebagai Masjid Kremlin, An Nurumi juga kerap disebut sebagai Masjid Permen lantaran kubahnya yang berwarna-warni layaknya istana permen di negeri dongeng. Maka tak heran bila ada pengunjung yang mengiranya sebagai toko kue atau tempat bermain sebelum para pengurus masjid menjelaskan bahwa bangunan unik ini adalah tempat ibadah.

Interior Masjid An Nurumi ini juga menarik. Adapun di bagian dalam, tepatnya di langit-langit terdapat lima rongga yang memanjang ke atas. Dalam rongga yang merupakan bagian dari kubah itu terdapat ornamen kaligrafi yang bertuliskan asmaul khusna.

Selain itu, beberapa dinding di dalamnya juga dipenuhi dengan kaligrafi hasil lukisan tangan. Ukiran-ukiran kaligrafi tersebut ditulis oleh anak panti asuhan dari Temanggung.

Meski ukurannya tidak terlalu besar, masjid ini tetap dapat memberikan keteduhan bagi 200 jamaah yang melewati jalanan Jogja – Solo yang ingin beristirahat sejenak dan menjalankan ibadah.

An Nurumi Memang Terinspirasi Katedral St. Basil di Rusia

Desain kubah Masjid An Nurumi terinspirasi dari Katedral St. Basil, Moscow | Foto: Bangkit Ristant on Unsplash
info gambar

Masjid An Nurumi yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 2007 ini memang terinspirasi dari bangunan Katedral St. Basil.

Inspirasi ini mendatangi sang pendiri masjid yang juga pemilik Ayam Goreng Mbok Berek, Nur Indarti dan Umi Nur Salim saat berkunjung ke Eropa Timur seusai pulang umrah di Tanah Suci. Mereka lalu bernadzar untuk membuat masjid atau musala dengan arsitektur serupa.

Pembangunan masjid dimulai pada 7 Juli 2005 pukul 07.00 WIB. Proses pembangunannya dilakukan secara manual dan tidak menggunakan alat berat. Bahkan untuk membuat sembilan kubah di bagian atas dilakukan oleh tenaga manusia.

Jumlah kubah di atas yang berjumlah 9 ini sengaja dibuat untuk mengenang bahwa dulu agama Islam disyiarkan di Tanah Jawa oleh sembilan wali (Wali Songo).


Sumber: Kompas, Saliha

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini