Museum Kanker Pertama Indonesia Ada di Surabaya

Museum Kanker Pertama Indonesia Ada di Surabaya
info gambar utama

Menjadi salah satu kota besar di Indonesia, Surabaya menjadi kota yang layak dikunjungi. Perkembangan kotanya begitu pesat. Berbagai tempat hiburan, pendidikan, wisata, hingga kuliner sudah ada di ibu kota Jawa Timur ini.

Di Surabaya sendiri, tempat edukasi tidak hanya melalui sekolah-sekolah formal, namun juga berbagai museum. Salah satu museum yang unik di Surabaya adalah Museum Kanker Indonesia.

Museum Kanker Indonesia di Surabaya | Foto: kabarsurabaya.org
info gambar

Museum Kanker Indonesia yang didirikan oleh Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) ini merupakan museum kanker pertama di Indonesia. Museum ini telah dibuka sejak 2013 untuk mengedukasi masyarakat agar mengenal dan mengetahui informasi mengenai penanganan kanker.

Berdirinya Museum Kanker Indonesia ini berangkat dari pernyataan World Health Organization (WHO) yang menyatakan kanker adalah penyebab kematian kedua di dunia dengan total 8.8 juta kematian pada 2015. Bahkan, kanker akan meningkat tujuh kali lipat dibanding saat ini pada 2030 di negara berkembang, seperti Indonesia.

Sebagai bahan edukasi, Museum Kanker Indonesia menyajikan beberapa koleksi pendukung. Koleksi tersebut berupa organ tubuh yang terserang kanker, mulai dari yang telah dioperasi, dipotong, hingga diawetkan dalam toples yang berisi formalin.

Organ tubuh atau alat peraga yang diawetkan tersebut terdiri dari sel kanker payudara, sel kanker tulang, sel kanker getah bening, sel kanker paru-paru, dan sel kanker lainnya.

Sel-sel kanker di dalam toples | Foto: beritadaerah.co.id
info gambar

Selain itu, juga ada poster yang berisi informasi mengenai jenis, gejala, dan penyebab kanker. Ada pula double headed microscop untuk membantu pengunjung melihat sel kanker.

Museum ini sudah dikunjungi oleh pengunjung dari berbagai latar belakang. Manajer Marketing Komunikasi Museum Kanker Indonesia, Deanandia, menyatakan mereka yang datang ke museum dari pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga dosen.

Hal ini serupa dengan target sasaran dari museum itu sendiri yang meyasar remaja, khususnya siswa SMA dan mahasiswa karena dirasa akan membuahkan hasil yang bagus untuk kampanye pencegahan kanker.

Selain remaja, museum ini juga menyasar perempuan dengan rentang usia pertengahan 30 hingga 40 tahun.

“Berdasarkan statistik RSUD Dr. Soetomo Surabaya, mereka yang terkena kanker serviks sudah dalam stadium lanjut berada di rentang usia tersebut. Itulah dua target kami soal pencegahan kanker,” jelas Deanandia.

Hal menarik lain dari museum ini adalah tidak hanya sekadar sebagai museum saja, tapi juga melayani konsultasi dan klinik sehingga pengunjung bisa berkonsultasi dengan dokter-dokter yang kompeten di bidangnya.

Semoga dengan adanya Museum Kanker Indonesia ini dapat menambah kesadaran masyarakat akan bahaya dari penyakit kanker!


Sumber: WHO, Benar News, Kabar Surabaya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini