Mahasiswa ITB Ciptakan Alat Pendeteksi Kecurangan Saat Ujian

Mahasiswa ITB Ciptakan Alat Pendeteksi Kecurangan Saat Ujian
info gambar utama

Tiga mahasiswa Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung angkatan 2012, menciptakan sistem pengawasan ujian secara digital yang diberi nama Examiner yang merupakan karya tugas akhir. Ketiganya yaitu Hendra Putra, Salman Abdillah dan Reza Wahyu Kumara.

“Proyek ini memakan waktu pengerjaan sekitar 4,5 bulan dan saya tertarik pada teknik pengolahan citra. Disisi lain pengawasan dalam ujian yang sering tidak teliti menjadi salah satu alasan kami mengembangkan proyek ini. Kami menamai proyek kami sebagai EXAMINER,” ungkap Hendra seperti dilansir Direktorat Humas dan Publikasi ITB, Kamis, 7 Juni 2018.

Setiap pengawas, kata Hendra, dituntut jeli dalam mengenal dan mengetahui bentuk kecurangan ketika ujian berlangsung. Terkadang, dia berujar, kecurangan luput dari pantauan seorang pengawas.

Tiga mahasiswa ITB yang menciptakan EXAMINER. Foto: itb.ac.id
info gambar

Ketidakjelian tersebut bisa terjadi akibat kelelahan atau kebosanan pengawas.Keterbatasan Kinect Sensor dalam mendeteksi objek dibantu oleh sub sistem You Only Look Once (YOLO). YOLO dapat mengidentifikasi objek yang terekam oleh empat kamera dalam ruangan 4x4 meter.

"Kinect Sensor dapat merekam seperti isyarat jari, pergerakan tangan yang membuka kertas, mengulurkan tangan dan pergerakan leher yang menengok," tambah Salman.

"YOLO akan mendeteksi objek berupa gerakan tersebut."

Setelah gerakan teridentifikasi oleh kedua sistem tersebut, sub sistem terakhir bernama RabbiyMQ yang akan mengirimkan daya berupa tangkapan layar kepada pengawas secara terintegrasi.

EXAMINER, ciptaan mahasiswa ITB. Foto: itb.ac.id
info gambar

"Hasil tangkapan layar terkirim kepada si pengawas dalam waktu sekitar satu atau dua detik, sehingga sistem ini dapat dikatakan real-time system," kata Salman.

Dilaporkan Antara, akurasi EXAMINER dalam mendeteksi gestur tubuh berkisar 94% dengan percobaan sebanyak 200 kali. Selain itu, sistem ini dapat melakukan pengawasan secara kontinu hingga 3 jam.

Walau cukup memuaskan, EXAMINER masih memiliki beberapa kendala seperti jangkauan yang terbatas, kemampuan yang dipengaruhi oleh objek yang diamati, cahaya, sudut pemasangan sensor, sudut pemasangan kamera, dan lain-lain.

Dikala potensi dan keterbatasannya, di masa depan EXAMINER sangat memungkinkan untuk dikembangkan dan diaplikasikan dalam sistem pendidikan zaman modern.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini