Kini Ekspor Impor RI Cukup Lewat Pelabuhan Priok

Kini Ekspor Impor RI Cukup Lewat Pelabuhan Priok
info gambar utama

Selama ini pendistribusian ekspor impor Indonesia ke Amerika, Eropa harus melalui Singapura untuk berganti kapal besar. Namun sejak tahun lalu hal tersebut sudah berganti tidak perlu singgah di Singapura namun hanya lewat pelabuhan Tanjung Priok.

Hal tersebut terjadi berkat konsolidasi kargo yang dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo II (Persero) yang telah dilakukan sejak tahun lalu untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai tempat konsolidasi kargo ekspor dan impor dari dan ke wilayah Indonesia. Dimana hal tersebut sangat memudahkan para pelaku ekspor dan impor di seluruh Indonesia tanpa harus bersinggah di Singapura terlebih dahulu.

Dilansir dari Kumparan, Elvyn G Masassya selaku Direktur Utama Pelindo II menyampaikan pada kumparan bahwa "dulu ke Amerika, Eropa harus singgah ke Singapura. Ini dilakukan oleh eksportir atau importir di seluruh pelabuhan di Indonesia."

Bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok | Sumber: Suara Cargo
Bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok | Sumber: Suara Cargo
Elvyn menjelaskan sejak ditetapkannya Pelabuhan Tanjung Priok menjadi tempat konsolidasi kargo ekspor dan impor pada tahun lalu, Pelindo II berhasil melayani 400 ribu kontainer yang sebelumnya harus ke Singapura terlebih dulu.
“Tahun ini kita menargetkan 800 ribu kontainer yang biasanya harus singgah ke Singapura untuk kita layani. Mereka (Singapura) pasti marah kalau tahu,” ucapnya.
Dia pun mengatakan dalam kebijakan konsolidasi kargo, Pelabuhan Tanjung Priok tidak mencuri pasar pengiriman barang dari pelabuhan lain di Indonesia. Sebab Pelabuhan Tanjung Priok hanya menjadi pelabuhan alih muat (transshipment).
“Ada yang beranggapan kita ambil kontainer dari pelabuhan lain. Yang kita ambil kontainer mau ke Amerika, Eropa yang singgah di Singapura,” tegas Elvyn.


Sumber: Kumparan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini