Sekolah di Papua Nugini Ini Ajarkan Bahasa Indonesia

Sekolah di Papua Nugini Ini Ajarkan Bahasa Indonesia
info gambar utama

Bahasa Indonesia sudah diajarkan di beberapa provinsi di Papua Nugini, termasuk di ibukotanya, Port Moresby. Namun kini ada satu lagi sekolah di Papua Nugini yang mengajarkan Bahasa Indonesia. Pengajaran bahasa Indonesia ini dimulai pada awal Juni 2018 di Sekolah Menengah Lae. Sekolah tersebut menjadi sekolah pertama yang mengajarkan Bahasa Indonesia di Provinsi Morobe, provinsi terbesar kedua di Papua Nugini.

Guru yang akan mengajar bahasa Indonesia di SMA Lae adalah Fred Ogia. Ogia dulunya, tahun 2011 – 2015, menempuh pendidikan tinggi di Universitas Komputer (UNIKOM), Bandung, Jawa Barat. Oleh sebab itu, Ogia juga mengajarkan information communication and technology (ICT) di SMA tersebut.

Ogia mengaku cukup banyak siswa yang minat untuk belajar bahasa Indonesia. Awalnya, lanjut Ogia, hanya satu siswa saja. Namun kini ada sekitar 67 siswa yang mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.

“Mereka berasal dari berbagai kelas, dan setiap hari saya mengajar 90 menit bahasa Indonesia,” jelas Ogia dengan menggunakan bahasa Indonesia yang lancar.

Murid-murid SMA Lae | Foto: Charlie Clyde Tikaro
info gambar

Kepala Sekolah SMA Lae, Christopher Raymond turut senang bahwa minat untuk belajar bahasa Indonesia di sekolahnya cukup tinggi. Namun kini tak hanya siswa, menurut Ogia saat ini juga sudah ada minat dari para guru dan juga mereka yang terlibat di sekolah kejuruan di Provinsi Morobe untuk belajar bahasa Indonesia.

Pengajaran Bahasa Indonesia Merupakan Bagian dari Kerja Sama Indonesia dan Papua Nugini

Guru dan pejabat dari Indonesia dan Papua Nugini dalam upacara peluncuran pengajaran bahasa Indonesia di SMA Lae | Foto: Christoper Raymond
info gambar

Kesepakatan kerja sama tersebut sudah dilakukan sejak 2015 lalu. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengajaran bahasa Indonesia di negara yang bertetangga dengan provinsi Papua tersebut.

Sebenarnya Provinsi Morobe tidak berbatasan langsung dengan Indonesia. Namun menurut Rektor Universitas Goroka, sebuah universitas di Provinsi Dataran Tinggi Timur, Professor Joseph Sukuianomb, warga kedua negara yang tinggal di daerah perbatasan sudah banyak yang melakukan hubungan dagang. Hal ini membuat bahasa menjadi faktor penting untuk meningkatkan saling pengertian budaya dan perdagangan.

Dalam kerja sama ini juga, nantinya siswa bisa mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di Indonesia melalui beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.


Sumber: ABC

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini