Kita Tak Lagi Sebangsa!

Kita Tak Lagi Sebangsa!
info gambar utama

Istilah Bangsa Melayu menjadi pertanda kedekatan, khususnya Malaysia dan Singapura dan Brunei untuk menunjukan kedekatannya dengan Indonesia lebih banyak dalam hal politik dan budaya.

negara kita Indonesia selama ini menerima saja jika disebut sebangsa maupun serumpun oleh negaya melayu seperti Malaysia maupun Brunei.

ras melayu ini tersebar luas dari selatan Myanmar (Tanintharyi), selatan Thailand (Patani), Selatan Filipina, Malaysia, Brunei dan Indoneisa

ras melayu terbagi 2 yaitu melayu purba dan modern atau dalam klasifikasi linguistiknya Proto dan Deutro melayu. melayu purba di sumatera yang terbesar adalah suku bangsa batak.

istilah sebangsa melayu inilah secara tidak langsung membuat perbedaan dalam berbangsa, karena saudara kita di Indonesia timur tidak merasakan adanya pertalian darah dengan melayu apalagi serumpun, Indonesia timur hanya mengenal bangsa Indonesia, gara-gara sebutan ini juga menjadi dasar pembelaan organisasi seperti RMS maupun OPM soal perbedaan ras, kemudian dimanfaatkan pihak asing seperti mendukung kemerdekaan Timor Leste dan sekarang berusaha agar papua merdeka, dikarenakan menggunakan pengakuan kita sebagai bangsa melayu.

kita adalah negara yang bangsanya terbentuk terlebih dahulu baru negaranya, namun selama ini lebih menggaungkan bangsa melayu, tanpa menyadari bahwa Indonesia juga adalah rumah dan populasi terbesar ras melanesia di dunia.

ras melanesia adalah ras pertama yang mendiami kepulauan nusantara, dan bergeser ke timur karena kedatangan gelombang migrasi dari barat dalam hal ini yang kemudian kedatangan ras melayu.

nenek moyang melanesia dari nusantara inilah yang melanjutkan perjalanan dan membentuk ras baru : Aborigin di australia, Maori di selandia baru, dan Ras polinesia di pasifik.

Indonesia akhirnya bisa menjangkau wilayah pasifik dengan menjadi anggota di forum pasifik seperti MSG dan PIF karena membawa fakta bahwa kita adalah melanesia, keanggotaan di MSG diwakili oleh 5 provinsi mayoritas melanesia NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat, hal ini kemudian sedikit meredakan separatisme papua karena beberapa negara pasifik bisa melihat sendiri melanesia bukan hanya papua yang selama ini mereka perjuangkan, dan berbalik mendukung kedaulatan Indonesia.

kita berhasil menjalin kedekatan bahkan politik di negara yang mempunyai ras melayu, maka strategi yang sama pula bisa diterapkan di negara2 melanesia. sudah saatnya juga menggaukan bahwa Indonesia adalah melanesia, agar stigma internasional selama ini yang dimotori malaysia brunei dan singapura tidak menjadi sebuah identitas resmi bagi kita bangsa Indonesia.

tidak ada salahnya menyebut diri rumpun ataupun etnis melayu namun tidak boleh kita menyebut diri bangsa melayu, harus dibedakan nama suku, mana etnis, mana ras, mana bangsa, dan mana negara.

seharusnya kita menggunakan sebutan BANGSA INDONESIA dalam pergaulan internasional yang telah ditetapkan sejak proklamasi kemerdekaan dan di-ikrar-kan kembali dalam sumpah pemuda :

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselanggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja

Djakarta, 17-9-'05

Wakil2 bangsa Indonesia

berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres Sumpah Pemuda:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

jadi kita memang tidak sebangsa dengan Malaysia maupun brunei, karena kita adalah bangsa Indonesia, namun kita masih se- ras dan se-etnis ataupun se-suku melayu dengan mereka.

gabungan dari 2 ras terbesar inilah yang telah membentuk ratusan suku bangsa, ratusan bahasa, ribuan dialek, dan menyebar di ribuan pulau, dan bersepakat menjadi sebuah bangsa bernama Bangsa Indonesia, yang kemudian bersama2 membentuk negara kesatuan bernama Indonesia dengan semboyan Bhinekka Tunggal Ika. (SHVN)


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini