Indonesia Pimpin Sidang UNWTO Asia Timur dan Pasifik 2018

Indonesia Pimpin Sidang UNWTO Asia Timur dan Pasifik 2018
info gambar utama

Indonesia memimpin Sidang Gabungan Komisi Regional United Nations - The World Tourism Organization (UNWTO) Wilayah Asia Timur dan Pasifik (Astimpas) dan wilayah Asia Selatan yang ke-30 (The 30th Joint Meeting of the UNWTO Commission for East Asia and the Pacific and UNWTO Commission for South Asia) yang dilaksanakan di Nadi, Fiji, pada Senin (18/06/2018) dan Selasa (19/06/2018).

Sesuai Keputusan Sidang Umum ke-22 UNWTO tahun 2017 di Chengdu, China, Indonesia ditetapkan sebagai Ketua Komisi Regional UNWTO wilayah Astimpas periode 2018-2019. Sidang Komisi Regional diawali dengan kegiatan UNWTO Regional Seminar on Climate Change, Biodiversity and Sustainable Tourism Development, pada Senin (18/06).

Dikutip dari rilis Kemenpar, Kamis (21/06/2018), Deputi Bidang Pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya menjadi Ketua Delegasi yang memimpin jalannya sidang.

Nia Niscaya menyatakan pentingnya keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam (resources) dan pelestarian. "Indonesia sudah memiliki Road Map dan Action Plan untuk penanganan Climate Change secara nasional, termasuk langkah mitigasi maupun adaptasi dan hal-hal khusus terkait dengan pariwisata perlu ditangani secara komprehensif oleh semua stakeholder seperti kasus penanganan sampah laut di Bali yang sumber sampahnya berasal dari luar destinasi Bali," kata Nia Niscaya ketika menjadi salah satu panelis di High Level Dialogue on: “How to Address the Issue of Climate Change in Tourism Development”, Senin (18/06/2018).

Pentingnya pemahaman dan kerja sama dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) negara-negara Asia Pasifik sangat penting mengingat potensi pariwisata akan mudah rusak apabila perubahan iklim tidak bisa dikendalikan.

Di hari kedua, Selasa (19/06/2018), Indonesia memimpin Sidang Gabungan Komisi Regional UNWTO wilayah Astimpas dan wilayah Asia Selatan ke-30 yang dihadiri oleh wakil dari 27 negara anggota, Sekjen UNWTO dan pejabat terkaitnya, CEO PATA, CEO SPTO, Trip Advisor dan Amadeus.

Pada kesempatan itu, Kementerian Pariwisata menyampaikan terima kasih kepada UNWTO yang sudah mendukung Indonesia khususnya workshop dalam implementasi Mobile Positioning Data (MPD) dan program pembangunan pariwisata berkelanjutan.

CEO The Pacific Travel Association (PATA), Mario Hardi, menanggapi bahwa PATA mendukung program MPD di Indonesia. "PATA mendukung program MPD di Indonesia dan siap untuk terlibat apabila Indonesia mengharapkan peran PATA," kata Mario Hardi.

Di sidang kedua ini, Ketua Delegasi RI merespon istilah “Islamic Tourism” yang disampaikan pada laporan Program UNWTO untuk diubah menjadi istilah “Muslim Friendly Tourism” atau “Halal Tourism” yang langsung disetujui oleh para delegasi.

Delegasi dari Indonesia juga menyampaikan beberapa hal perkembangan pariwisata yang sudah dilakukan oleh Kementerian Pariwisata, yaitu : (1) Program-program nasional yaitu digital tourism, konektivitas udara, dan program Visit Wonderful Indonesia (ViWI) 2018 dan Program pengembangan 10 destinasi branding & 10 destinasi Bali Baru; dan (2) event internasional yang akan digelar di Indonesia, yaitu Asian Games 2018 dan IMF-World Bank Annual Meetings 2018.

Sumber : JPP, Kemenpar, UNWTO.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini