Baru! Ziarah Syawalan Hadir Sebagai Wisata Religi di Semarang

Baru! Ziarah Syawalan Hadir Sebagai Wisata Religi di Semarang
info gambar utama

Sebagai sebuah daerah yang juga kerap kali disambangi para wisatawan, kali ini Semarang memiliki inovasi kunjungan andalan yakni Ziarah Syawalan. Agenda tersebut digelar salah satunya pada hari Minggu (24/6) lalu.

Ziarah Syawalan pada umumnya tidak banyak berbeda dengan wisata religi Sembilan Wali atau Wali Songo. Bahkan Ziarah Syawalan disebut memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak wisata di kota yang tersohor akan kelezatan lumpianya tersebut.

Disampaikan oleh Ketua GenPI Jawa Tengah melalui Indopos bahwa Ziarah Syawalan Semarang tahun ini sukses digelar. Disebut pula bahwa peserta yang ada berjumlah ribuan. Hal tersebut jelas menunjukkan fenomena yang potensial bagi Semarang sebagai kota wisata.

Ziarah Syawalan, Wisata Religi Baru di Semarang SEMARANG – Wisata religi baru dikembangkan di Semarang. Namanya Ziarah Syawalan. Event ini digelar Minggu (24/6). Ziarah Syawalan tidak kalah dengan wisata religi Sembilan Wali atau Wali Songo. Menjadi agenda tahunan, Ziarah Syawalan berpotensi besar penggerak wisata Kota Lumpia. “Ziarah Syawalan Semarang tahun ini sukses digelar. Pesertanya berjumlah ribuan orang. Ini jadi fenomena yang potensial bagi pariwisata Semarang. Sebab, jumlah pengunjung event ini tidak kalah dengan ziarah makam Sembilan Wali,” kata Ketua GenPI Jawa Tengah Shafigh Pahlevi Lontoh, Rabu (27/6). Ziarah Syawalan diawali dari makam Syaikh Ibrahim di Brumbung Mranggen, Minggu (24/6) pagi, sekitar pukul 07.30 WIB. Ziarah lalu dilanjutkan menuju makam Syaikh Shodiq atau Mbah Jago di Ringinjajar. Dari Ringinjajar, rombongan bergerak menuju makam Syaikh Jumadil Kubro di kawasan arteri Kaligawe. Selengkapnya dapat klik link di bio. Foto: indopos.co.id #PesonaIndonesia

A post shared by Kementerian Pariwisata (@kemenpar) on

Kegiatan Ziarah Syawalan diawali dari makam Syaikh Ibrahim yang berada di Brumbung Mranggen. Acara tersebut dimulai pukul 07.30 WIB yang kemudian dilanjut menuju makam Syaikh Shodiq atau Mbah Jago di Ringinjajar. Seusainya, rombongan kembali beralih menuju makam Syaikh Jumadil Kubro di Kaligawe.

Setelah ziarah ke makam Syaikh Jumadil Kubro, peserta menuju ke makam Pangeran Adipati Surohadi Menggolo atau yang dikenal sebagai Sunan Terboyo. Tepat pukul 12.00 WIB, rombongan berada di makam Sunan Pandanaran yang bertempat di daerah Mugas. Baru setelah itu rombongan menuju makam KH Sholeh Darat dan para Habaib di Bergota.

Dituturkan pula bahwa melalui kegiatan Ziarah Syawalan terdapat banyak hal yang bisa dipelajari oleh peserta ziarah. Salah satunya mereka bisa memperdalam pemahaman mengenai sejarah tokoh ulama yang dikunjungi. Apalagi tokoh-tokoh tersebut merupakan individu yang berpengaruh juga menginspirasi.

Lebih lagi, terlepas dari nilai sejarah yang dapat diambil, Ziarah Syawalan Semarang tetap berupaya menonjolkan nilai kultur juga budaya yang melekat di diri para masyarakatnya. Gema doa dan shalawat dikumandangkan bersama dengan iringan rebana. Kondisi tersebut merupakan kolaborasi positif yang menjadi daya tarik tersendiri bagi Ziarah Syawalan di Semarang.

Oleh sebab itu tak heran jika Ziarah Syawalan menjadi salah satu agenda yang diikuti juga dihadiri banyak kalangan, yang nantinya turut memberikan kontribusi bagi kemajuan pariwisata di Kota Semarang.


Sumber: Indopos

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini