Kampung Ini Selamat Dari Hantaman Teknologi yang "Menjauhkan" Masyarakat

Kampung Ini Selamat Dari Hantaman Teknologi yang "Menjauhkan" Masyarakat
info gambar utama

.Jaman kini semakin berkembang, alat transportasi yang dulunya mungkin mengenakan tenaga kuda kini beralih menjadi mobil dan sepeda motor bertenaga mesin, alat komunikasi memanfaatkan burung merpati yang jelas memakan waktu yang cukup lama untuk sekedar menunggu balasan, kini sudah tergantikan dengan canggihnya teknologi hingga dapat berkirim pesan, suara, gambar, bahkan video dengan hitungan detik melalui media sosial, jangankan gedung tinggi, tempat tinggal pada zaman dahulu kala saja mungkin masih beralaskan tanah.

Seiring berkembangnya jaman, semakin canggihnya teknologi yang membantu kehidupan manusia dalam keseharian, sebuah kampung di daerah Bubutan, Surabaya bertahan dengan kesederhanaannya.

Kampung tersebut bernama Kampung Lawas Maspati. Sebuah area pemukiman yang terdiri dari 6 buah lorong, 2 dari 6 lorong tersebut dikelola oleh warganya dan disulap menjadi sebuah kampung wisata nan asri.

Sebuah papan permainan catur yang dibuat dalam bentuk lebih besar di lantai salah satu lorong di Kampung Lawas Maspati | Foto: Tara E.
info gambar

Konon kampung ini menyimpan cerita sejarah dari zaman Keraton Mataram hingga masa pendudukan Belanda. Oleh karna itu kampung ini dinamai kampung lawas. Masyarakat yang mengelola memutuskan untuk menjaga keaslian dari setiap bangunan dan elemen yang ada di kampung ini sehingga tetap otentik.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Tidak hanya dari segi bangunan saja yang dipertahankan pada bentuk aslinya, warga yang kini tinggal di kawasan kampung lawas Maspati ini pun masih menerapkan asas kekeluargaan yang sudah jarang kita temui di kawasan kompleks yang menguasai pemukiman.

Saat sedang menyusuri lorong bersama seorang teman dari Pakistan, bernama Bilal yang sedang menjalankan sebuah proyek dari organisasi yang diikutinya, AIESEC, untuk membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat luas mengenai Kampung Lawas Maspati ini, saya menemui segerombolan ibu-ibu yang sedang melakukan jalan-jalan sore berkeliling kampung terlihat sumringah saling berbagi cerita dan tawa. Sungguh sebuah momen yang saya jarang temui, khususnya di kota besar sekelas Surabaya.

Aldhi Prasetya selaku koordinator untuk proyek ini dari AIESEC Surabaya menyebutkan bahwa AIESEC Surabaya melalui intern-intern peserta pertukaran yang tergabung di dalam programnya ingin membantu membangun Kampung Lawas Maspati hingga dapat dikenal oleh lebih banyak orang, hal tersebut terpikirkan karena faktanya yang memang belum banyak orang mendengar Kampung Lawas Maspati ini, bahkan warga Surabaya.

Sebuah titik yang dijadikan titik berswafoto di Kampung Lawas Maspati | Foto: Tara E.
info gambar

Tim sepakbola kebanggaan warga Surabaya yang terekam di dinding sebuah rumah di Kampung Lawas Maspati | Foto: Tara E.
info gambar
Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Bilal menyebutkan bahwa lukisan-lukisan yang terdapat di kampung ini dikonsep oleh seorang anak perempuan berumur 14 tahun yang tinggal disini. Kemudian dieksekusi bersama dengan bantuan warga lainnya. Kampung ini menyimpan potensi besar terutama menjadi kampung percontohan bagi kampung-kampung lainnya yang ada di Surabaya khususnya.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini