Asian Games 2018, Kebanggaan Tak Terperi Bagi Indonesia

Asian Games 2018, Kebanggaan Tak Terperi Bagi Indonesia
info gambar utama

Tulis berita baik Anda di sini..

Jalanan, gedung-gedung, baliho, dan hampir semua penjuru di Indonesia ramai oleh corak Asian Games 2018. Sejauh mata memandang, terpampang gemilang logo Asian Games yang elegan nan ciamik. Disertai pula oleh tiga maskot, Bhin-bhin, Atung, dan Kaka yang mencerminkan Indonesia mini dalam satu semangat ‘Energy of Asia’ menyambut perhelatan dan pesta olahraga terbesar Asia yang digelar empat tahunan sekali itu.

Beramai-ramai media massa memberitakan gelora dan gaung menuju Asian Games. Pembangunan venue dan infrastruktur, geliat pertumbuhan ekonomi hingga corak warna-warni terlihat menghiasi Indonesia gara-gara Asian Games. Seluruh komponen Bangsa Indonesia tentu berbangga hati saat negaranya akan menjamu banyak tamu dari Asia. Indonesia akan sedikit repot demi suksesnya Asian Games 2018.

Di awal-awal, kita banyak bertanya, apa Asian Games? Apa untungnya bagi kita? Mengapa harus bersorak sorai dengan begitu antusias karena Asian Games? Tentu, dengan semua pertanyaan yang terlontar itu, mari kita sejenak membuka album kenangan manis yang pernah tercatat sebagai sejarah saat kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1962 lalu, yang pada saat itu kemerdekaan Indonesia baru berumur tujuh belas tahun. Dengan semangat 45, Presiden Soekarno bertekad menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games keempat pada saat itu demi memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional.

Tahun ini, dengan bangga Indonesia akan mengulangi sejarah itu, Asian Games 2018 seakan-akan arwah Asian Games 1962, yang akan menjelma semangat baru, dengan kegemilangan yang berkali-kali lipat. Indonesia akan menjadi tontonan masyarakat se-Asia, dengan bangga kita semua akan memperlihatkan siapa Indonesia, bagaimana wajah Indonesia sesungguhnya yang sudah dikenal besar oleh bangsa lain. Dengan semua euforia dan antusiasme yang begitu tinggi, ada banyak alasan mengapa kita semua harus berbangga menyambut Asian Games. Pariwisata, ekonomi, olahraga adalah beberapa di antaranya.

Siapa yang tak kenal Indonesia? Pulau menggugus dari Sabang hingga Merauke, kebudayaan yang beragam banyaknya, serta manusianya yang ramah tamah. Dunia berbondong-bondong datang ke negeri kita karena cantiknya paras Indonesia. Namun, pariwisata Indonesia, jauh sebelum Asian Games, dipandang sempit oleh masyarakat internasional. Kebanyakan orang hanya mengenal Bali, Borobudur, Jakarta, dan Bali lagi. Kini, dengan digelarnya Asian Games 2018, tentu akan menjadi ajang promosi tersendiri bagi pariwisata Indonesia.

Terpilihnya Palembang sebagai kota yang mendampingi Jakarta sebagai tuan rumah Asian Games 2018, tentu juga membawa semangat sekaligus keuntungan bagi Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang. Sesekali, masyarakat Asia perlu ‘berziarah’ ke Pusat kerajaan Sriwijaya, simbol kejayaan nusantara yang agung di Asia Tenggara pada eranya. Palembang juga menawarkan daya tarik pariwisata yang tak kalah menarik. Sebut saja Jembatan Ampera yang membelah sungai Musi, Kampung Kapitan di pinggir sungai Musi, Masjid Cheng Ho sebagai bukti perpaduan budaya Islam dan Tionghoa, Monumen Ampera, Pulau Kemaro, serta tak lupa kawasan olahraga Jakabaring yang akan menjadi tempat bertandingnya atlet Asian Games di Palembang.

Palembang boleh dikatakan langganan menjadi tuan rumah pertandingan olahraga baik nasional maupun internasional. Dari Pekan Olahraga Nasional yang pernah dihelat tahun 2003, SEA Games 2011, dan akhirnya yang terbaru, Asian Games 2018 tentu membuat wajah kota Palembang semakin berseri, semakin sering bersolek. Lihat saja kawasan olahraga Jakabaring, itulah contoh nyatanya. Kian hari kawasan Jakabaring makin ramai dikunjungi, meski saat tak ada perhelatan olahraga disana. Maka jelas, Asian Games kali ini semakin memacu Palembang dan juga Jakarta untuk merias dirinya, dan tak dapat dipungkiri, hal ini akan menambah daya tarik pariwisata di kota tuan rumah Asian Games. Benar begitu bukan?

Di sisi ekonomi, baik mikro maupun makro, juga tak kalah membawa kegembiraan bagi Indonesia. Menjadi tuan rumah Asian Games tentu bukan hal yang mudah, Indonesia ‘dipaksa’ berbenah. Bagi ibukota DKI Jakarta, tentu bukan hal yang asing jika dimana-mana dilakukan pembangunan infrastruktur, apalagi menjelang Asian Games, pemerintah tentu akan menggenjot pembangunan, pembangunan Light Rail Transit (LRT) adalah salah satu buktinya.

Hal yang sama dirasakan kota Palembang, Sumatera Selatan. Sejak pelaksanaan PON 2003, SEA Games 2011 lalu, Sumatera Selatan selalu disibukkan dengan pembangunan, demi terselenggaranya perhelatan olahraga yang bergengsi. Sekarang, masyarakat Sumsel pun kembali merasakan dampak langsung dari terpilihnya Palembang sebagai tuan rumah Asian Games. Perlintasan LRT terbentang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II menuju Kawasan Olahraga Jakabaring, melintasi kota pempek dengan semua warnanya, menyeberangi sungai Musi yang melegenda, bersampingan dengan jembatan Ampera, nampak seperti dua bersaudara. Hal itu jelas pembangunan bukan? Terlebih upaya pemerintah menyambungkan Indralaya ke Palembang dengan dibangunnya Tol Palindra (Palembang-Indralaya), termasuk kita bisa berhasil melaksanakan berbagai pembangunan infrastruktur lainnya seperti jalan, jembatan, flyover, perluasan bandara, penambahan kapasitas air bersih, pembangkit listrik dan berbagai pembangunan lainnya.

Di bidang investasi, tentu dengan Asian Games, kita dapat mempromosikan Jakarta dan Sumsel di mata dunia. Investor asing akan tertarik menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api. Semua ini secara makro tentu berdampak pada perekonomian Indonesia. Pembangunan yang dilakukan juga akan meninggalkan bekas untuk masyarakat itu sendiri. Masyarakat pasti ikut mencicipi Tol Palindra, jalan, jembatan, flyover, dan juga LRT usai Asian Games. Pembangunan di dua regional tuan rumah Asian Games ini, yakni Jakarta dan Palembang mendapat keistimewaan tersendiri. Geliat perekonomian tentu dipercepat bukan?

Anggaran bagi Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 atau INASGOC dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara akan memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) memproyeksikan dampak ekonomi secara langsung penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang dari pengeluaran peserta dan pengunjung mencapai Rp3,6 triliun. Menurut saya, suatu hal yang patut diacungi jempol.

Asian Games yang merupakan perhelatan akbar olahraga se-Asia, pasti mengundang kedatangan banyak masyarakat luar negeri terkhusus Asia. INASGOC telah mematok harga untuk tiket menonton pertandingan Asian Games. Indonesia harus sedikit ‘ngotot’ menjual tiket dengan Rupiah, terutama kepada tamu asing. Sebab, selain berdampak pada peningkatan nilai Rupiah, tentu hal ini akan menambah devisa negara. Lagi-lagi suatu hal yang menguntungkan bagi Indonesia.

Pada sektor mikro, Asian Games juga menyuguhkan potensi yang luar biasa. Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang memproduksi cinderamata Asian Games 2018 akan semakin terpacu untuk meningkatkan kualitas selain kapasitas produksinya demi menjawab kebutuhan dan keinginan pasar akan cinderamata dalam pesta multi-cabang olahraga tertinggi di Asia ini. Selain meningkatkan produksi, juga tentunya menumbuhkan kreativitas. Cinderamata akan diproduksi dalam berbagai bentuk, boneka, gantungan kunci, pin, kaos dan masih banyak lagi. Tak sebatas itu, pelaku bisnis lainnya seperti penginapan, kuliner juga harus bersiap-siap menyambut pasar dari luar negeri. Tentu ini akan menjadi momentum yang sangat berdampak bagi pelaku UKM dan juga bisnis besar. Sebenarnya, jika digali dan dieksplorasi lebih dalam, Asian Games banyak memberikan Multiplier Effect bagi Perekonomian dan sektor UKM di Indonesia.

Meski diyakini memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia, sayangnya perhelatan ini hanya akan berlangsung selama beberapa minggu saja. Untuk itu, para pelaku UKM dituntut lebih kreatif agar kontribusi itu merata. Kreativitas akrab dengan pemuda. Maka dari itu, nampaknya pemuda rugi jika tak ambil bagian dalam gegap gempita Asian Games.

Sekarang, mari sejenak kita menengok peluang keterlibatan pemuda dalam Asian Games kali ini. Bukan hanya di bidang bisnis, ternyata INASGOC pun menyediakan ruang bagi pemuda Indonesia untuk ambil bagian menjadi volunteer selama perhelatan Asian Games 2018. Banyak pemuda berbondong mendaftarkan dirinya menjadi volunteer, dan sebanyak 20.741 ditetapkan lolos menjadi volunteer, hal itu tentu menjadi kebanggaan dan pengalaman tersendiri baginya. Bergabung sebagai relawan atau volunteer Asian Games tentu akan mewadahi dan mengarahkan potensi pemuda Indonesia ke arah yang positif. Menjadi pemandu wisata, berinteraksi dengan pengunjung dari luar negeri, terlibat langsung dalam pelaksanaan Asian Games, tentu suatu hal yang dapat dibanggakan bagi volunteer.

Sebagai pesta olahraga, Asian Games juga tentu mendongkrak semangat olahraga Indonesia. Tak cuma fokus penyelanggaraan, aspek prestasi juga memunculkan perhatian penting. Presiden Jokowi pun dengan konkret menyebut target bahwa Indonesia harus bertengger di peringkat sepuluh besar. Bahkan kalau bisa masuk delapan besar. Hal itu pastilah akan menjadi PR besar bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) beserta atlit yang terlibat termasuk peran supporter dari Indonesia demi meningkatnya prestasi olahraga Indonesia.

Semangat Indonesia menjuarai Asian Games pun sebenarnya sudah terasa. Atlit sprint Indonesia, Lalu Muhammad Zohri yang berhasil memenangi kejuaraan lari seratus meter di Finlandia beberapa hari yang lalu, siap mengharumkan kembali nama Indonesia di Asian Games mendatang. Tinggal bagaimana kita semua menyikapinya, tergantung pada persiapan kita. Menjadi tuan rumah Asian Games, tentu juga hal yang dapat menjadi pendongkrak semangat bagi atlit-atlit Indonesia yang bertanding. Barisan supporter tentu didominasi oleh orang Indonesia.

Rasanya, sekali lagi kita harus berbangga dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Bukan cuma Palembang, bukan cuma Jakarta, tapi seluruh komponen masyarakat Indonesia patut merasakan kebanggaan ini. Dengan semua kebanggaan dan optimisme yang ada, maka wajar jika jumlah anggaran yang diharapkan dari sponsor dan partner melebihi target. Target awal penerimaan anggaran dari sponsor sebesar Rp700 miliar, namun saat ini justru sudah mencapai satu triliun. Bagaimana tidak? Tentu perusahaan besar seperti BUMN dan perusahaan lainnya tidak ingin melewatkan kesempatan besar menampilkan logo perusahaannya dalam ajang olahraga yang akan ditonton ribuan bahkan jutaan pasang mata dari seluruh Asia itu.

Sebagai masyarakat Indonesia, saya tentu berbangga hati Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Saya pun ingin menularkan kebanggaan yang begitu besar kepada seluruh komponen masyarakat Indonesia. Akhirnya, mari kita tinggalkan semua perbedaan, potensi konflik dan perpecahan yang hanya menghabiskan tenaga, lebih baik kita bersatu dan memfokuskan energi menyambut Asian Games yang sudah di depan mata. Bersama kita ulangi kegemilangan yang tertoreh pada tahun 1962 silam. Semua siap?


Sumber:https://web.facebook.com/bagas.kite/posts/1750029418448036

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini