Light Rail Transit (LRT) atau kereta api ringan siap dioperasikan untuk menyambut pelaksanaan Asian Games 2018 di Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan.
Membentang dari Bandara Sultan Mahmud Badarudin II menuju kawasan olahraga Jaka Baring Sport City, Palembang sepanjang 23,40 km, LRT Palembang menjadi bukti kejayaan industri nasional dalam membangun insfrastuktur modern.
Dilaporkan Antara, dengan bahan baku nasional mencapai 95%, anggaran pembangunan LRT Palembang sebesar Rp 10,9 triliun terhitung lebih murah daripada proyek serupa di Malaysia dan Filipina.
Proyek LRT ini juga memanfaatkan insinyur-insinyur lokal dengan pengerjaan konstruksi oleh PT Waskita Karya. Selain itu, seluruh desain LRT merupakan hasil karya dalam negeri yang dikerjakan oleh oleh PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) menggunakan sebagian besar bahan baku lokal.
Menurut Manager Perencanaan dan Pemasaran Pasar Transportasi Perkotaan INKA Sigit Sugiarto LRT yang masih diimpor adalah sistem propulsi (propulsion system) seperti alat kontrol, pengereman, dan roda. Untuk komponen pengereman, semua bahan didatangkan dari Eropa. Sementara itu untuk car body sekaligus mesin LRT diimpor langsung dari China.
“Mesin China itu lebih besar dibanding mesin buatan kita. Karena itu, kita masih impor. Sebenarnya kalau masalah mampu kita mampu. Hanya saja, masih ada beberapa keterbatasan," paparnya pada Kumparan.
PT INKA optimis bahwa ke depannya perusahaan tersebut akan dapat membuat mesin dan komponen LRT sendiri. Untuk saat ini, PT INKA masih fokus pada produksi kereta api untuk penggunaan dalam negeri dan ekspor.
PT INKA telah mengekspor 500 unit gerbong kereta ke Bangladesh dan tiga lokomotif ke Filipina. PT INKA juga telah menerima pesanan dari Thailand dan negara lainnya.
Presiden Joko Widodo menilai pembangunan LRT bisa meningkatkan nilai ekspor dan kerja sama kontraktor Indonesia di masa depan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News