Nyantai Sambil Nyastra di Ubud Writers and Readers Festival 2018!

Nyantai Sambil Nyastra di Ubud Writers and Readers Festival 2018!
info gambar utama

Berlibur ke Bali selalu menjadi hal yang menyenangkan, dan sayang rasanya bila menolak ajakan untuk berlibur ke salah satu pulau di Indonesia yang meraih penghargaan destinasi wisata terbaik di dunia versi situs turisme besutan Amerika, TripAdvisor, tahun 2017. Keindahan alam Bali yang masih asri membuat orang-orang senang berlibur dan bersantai di sana sambil mengistirahatkan diri dan pikiran dari penatnya keseharian mereka. Tak jarang kesempatan rehat ini menjadi sarana untuk bertafakur akan keindahan alam dan ciptaan-ciptaan tuhan, serta kesempatan untuk memikirkan hal-hal signifikan lainnya.

Membicarakan pulau Bali, tentunya harus menyebutkan lokasi-lokasi ternama seperti Kuta, Jimbaran, Tanah Lot dan Ubud. Salah satu lokasi wisata terkenal di Bali, yaitu Ubud, selain terkenal akan keindahan alamnya yang dikelilingi hutan dan sawah serta jurang, juga terkenal sebagai pusat kesenian berupa pasar-pasar seni dan museum-museum kesenian. Rasanya cita rasa seni akan semakin terasa di sela-sela berlibur jika hadir di Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) 2018.

Dengan tema menarik yang diusung tahun ini, yaitu Jagadhita, yang berarti “The World We Create”, acara perhelatan sastra yang paling dinanti se-Asia Tenggara tersebut akan mengajak para pengunjungnya untuk mempertimbangkan kembali seperti apa dunia yang telah kita ciptakan, maupun peristiwa-peristiwa di dunia yang dengan atau tanpa sengaja telah berlangsung karena kehadiran manusia. Pengunjung akan bersama-sama mengurai masalah dan menemukan solusi bagi dunia yang selama ini kita tinggali. Sayang banget untuk dilewatkan, ya!

Tidak hanya itu, sejumlah seniman nasional dan internasional turut serta mengisi diskusi di perhelatan sastra yang akan diselenggarakan selama lima hari mulai dari tanggal 24-28 Oktober 2018 tersebut. Diantaranya adalah penulis, penyair, dan sastrawan seperti Dewi Lestari, Putu Fajar Arcana, Haidar Bagir, Avianti Armand, dan M Aan Mansyur, lalu sineas muda Kamila Andini, sutradara kawakan Indonesia Richard Oh, serta seniman patung kenamaan Indonesia sekaligus pengagas Mandala Garuda Wisnu Kencana, Nyoman Nuarta.

Bahkan UWRF 2018 juga menghadirkan deretan nama seniman internasional yang bahkan berasal dari latar belakang yang berbeda-beda, seperti penulis, penyair, sutradara, pemain teater, dokter, penari, dan juga akademisi, yaitu Hanif Kureishi,Gillian Triggs,Kim Scott, Tishani Doshi, Uzodinma Iweala, Fatima Bhutto, Clarissa Goenawan, dan Geoff Dyer. Tambah penasaran, ‘kan?

UWRF 2018 sudah meluncurkan tiket berupa 4-day pass early bird yang sudah dapat dipesan melalui website resmi UWRF di https://www.ubudwritersfestival.com. Pendaftaran Akreditasi Media UWRF 2018 juga telah resmi dibuka dengan mengunjungi https://www.ubudwritersfestival.com/media-accreditation/ untuk mendapatkan Media Pass acara UWRF 2018 ini.

Adapun Ubud Writers dan Readers adalah festival inspirasi dan gagasan untuk bertukar ide, pendapat dan pikiran, yang digagas sebagai upaya pemulihan peristiwa bom bali lalu. Founder dan Director dari UWRF, Janet DeNeefe, mengatakan bahwa UWRF yang sudah memasuki tahun ke 15 ini merupakan tempat dimana semua pembicara dan peserta diskusi akan melebur menjadi satu tanpa mengenal batas geografis dan saling berbagi kisah dan suara hebat mereka.


Sumber: CNN

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini