Proyek Transpotasi Air Darat Hubungkan Tanjung Priok dengan Kawasan Industri

Proyek Transpotasi  Air Darat Hubungkan Tanjung Priok dengan Kawasan Industri
info gambar utama

Pemerintah kini tengah serius menggarap moda tranportasi alternatif Inland Waterways. Moda tranportasi ini memanfaatkan jalur kanal sungai. Proyek Inland Waterways ini akan menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan area hinterland. Pengerjaan proyek ini sebagai bentuk optimalisasi jalur kanal sungai sebagai alternatif pengiriman logistik.

Pengiriman logistik baik dari Tanjung priok maupun menuju Tanjung Priok selama ini masih memanfaatkan jalan tol. Sehingga hal ini menciptakan kepadatan lalu lintas di Jalan Tol yang menghubungkan Tanjung Priok dengan Cibitung, Cikarang, dan Karawang.

Dalam website resmi KPPIP (Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas) nilai investasi dari proyek CBL ini bernilai Rp. 3,4 Triliun. Proyek yang mulai dikerjakan pada tahun 2018 ini menjadi tanggung jawab PT Pelabuhan Indonesia II. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi mulai tahun 2021.

Dalam tahap satu, sistem transportasi kanal akan menggunakan kanal eksisting yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Inland Waterways tahap I ini akan melewati Marunda, Jakarta Utara yang disebut CBL (Cikarang Bekasi Laut).

Pada tahap kedua, PT PELINDO II berencana menambahkan rute kanal dari Tanjung Priok menuju Cikampek. Kanal ini akan menghubungkan arus logistik dari Tanjung Priok menuju kawasan industri Cibitung-Cikarang di Bekasi serta Cikampek, Karawang.

Hingga saat ini status proyek pembangunan Inland Waterways/CBL dalam tahap persiapan. Penetapan target konstruksi akan dilakukan pada Agustus 2018. PT Pelindo II akan mengembangkan CBL dengan melakukan peleberan, pengerukan dan membangun inland waterways terminal atau terminal air darat di kawasan industri Cikarang.

Inland waterways terminal akan disiapkan dengan luas sekitar 52 hektare. Terminal yang telah disiapkan digunakan untuk melayani 1,6 juta TEUs. TEUs atau TEU adalah singkatan dari twenty-foot equivalent yang merupakan satuan kapasitas kargo peti kemas. Terminal yang dibangun akan memiliki panjang dermaga 1.600 meter. Untuk tahap awal akan dibangun inland terminal seluas 10 hektare dengan dermaga 600 meter.

Dengan pembangunan transportasi air darat ini diharapkan memberikan dampak nyata bagi industri dan masyarakat sekitar. Transportasi air darat akan mengurangi beban pada jalan tol. Dan menjadikan pengiriman logistik semakin efisien.


Sumber: tempo.co | KPPIP

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini