Menakar Kecanggihan Heli Tempur Apache TNI AD vs Apache RSAF

Menakar Kecanggihan Heli Tempur Apache TNI AD vs  Apache RSAF
info gambar utama

Skuadron 11/Serbu Semarang mendapatkan kekuatan baru dengan bergabungnya 8 unit helikopter tempur legendaris Apache AH 64E yang didatangkan dari Amerika Serikat (AS). Helikopter tempur ini merupakan tipe tercanggih dari generasi Apache yang sudah ada sampai saat ini.

Dengan tibanya pengiriman gelombang perdana AH-64E Apache Guardian praktis menjadikan Indonesia sebagai pengguna kedua helikopter tempur Apache di kawasan Asia Tenggara. Pengguna pertama Apache tak lain adalah Singapura, Negara Pulau tersebut terhitung telah mengoperasikan 20 unit AH-64D Apache Longbow sejak tahun 2006.

Armada Apache Singapura memang jumlahnya lebih banyak, juga lebih siap secara operasional dan pengalaman awaknya . Namun dalam spesifikasi, jika merujuk pada fact-sheet yang dilampirkan pihak Boeing, maka Apache milik Indonesia punya kemampuan lebih dibanding Apache kepunyaan Singapura.

AH-64D Apache Longbow milik Singapura dioperasikan oleh Angkatan Udara, persisnya di 120 Squadron “Kestrel” yang berbasis di Sembawang Air Base. AH-64D Apache Longbow (Block II) perdana dirilis Boeing pada Februari 2003, pengguna pertamanya sudah jelas adalah AD Amerika Serikat.

Sepasang Apache AH-64D milik Singapura
info gambar

Saat diluncurkan lebih dari satu dekade lalu, AH-64D Apache Longbow sudah dilengkapi glass cockpit and advanced sensors. Sebagai identitas pasti dari seri ini adalah keberadaan radar pengendali tembakan AN/APG-78 Longbow, yang khas disematkan di atas rotor utama. Tidak itu saja, AH-64D juga dilengkapi Radar Frequency Interferometer (RFI).

Bicara dapur pacu, AH-64D Apache Longbow mengadopsi sepasang mesin T700-GE-701C. Kekuatan mesin yang dihasilkan adalah 1.890 shp (1.410 kW). Pada seri ini, Apache sudah dapat meluncurkan senjata baru, yaitu rudal udara ke udara AIM-92 Stinger.

AH-64E Apache Guardian TNI AD
Seri helikopter Apache milik TNI AD lebih baru dibanding kepunyaan Singapura, yakni AH-64E Apache Guardian. Apache AH-64E adalah seri AH-64D Apache Longbow Block III, yang kemudian oleh Boeing diberi kode sebagai AH-64E Apache Guardian dan dirilis baru pada tahun 2012.

Apache AH-64E Guardian milik Indonesia | shepardmedia.com
info gambar

Apa yang baru dari AH-64E Apache Guardian? Dilansir dari website indomiliter.com, Apached AH-64E Guardian mengadopsi mesin baru, yakni sepasang mesin T700-GE-701D dari General Electric, yang punya kekuatan lebih besar dari mesin AH-64D, yakni 1.994 shp (1.487 kW). Transmisi mesin pun diubah menjadi coupe dengan tenaga ekstra. Alhasil kecepatan maksimum AH-64E bisa mencapai 300 km per jam, sementara AH-64D kecepatan maskimumnya 293 km per jam. Meningkatnya kecepatan pada AH-64E diketahui juga berkat penggunaan material komposit baru pada pada baling-baling.

Apache TNI AD AH-64E Guardian | Pinterest
info gambar

Di AH-64E, Boeing menyematkan sistem datalink MUM-TX lansiran L-3 Communications yang memungkinkan awak helikopter untuk dapat mengendalikan drone (UAV) lewat frekuensi C, D, L, dan Ku-band. Yang baru lainnya, Boeing melakukan perbaikan pada elemen landing gear. Selain memproduksi AH-64E full gress alias baru, khusus melayani AD AS, Boeing tengah melakukan program upgrade dari AH-64D ke AH-64E, program ini telah berjalan sejak akhir 2012 untuk 634 unit AH-64D.

Lepas dari spesifikasi di atas, penggunaan sensor M-TADS/PNVS (Modernized Target Acquisition Designation Sight/ Pilot Night Vision Sensor ) dan radar AN/APG-78 pada AH-64D dan AH-64E bisa dibilang serupa.

Daya Hancur Senjata

Helikopter AH-64E dilengkapi dengan beberapa fitur khusus untuk menunjang kemampuannya dalam melaksanakan misi tempur. Fitur–fitur itu di antaranya sistem radar penjejak target dan kendali penembakan Longbow, sistem deteksi target M-TADS, peluru kendali atau rudal udara ke darat AGM 114 Hellfire dengan daya jangkau efektif 8 kilometer, roket Hydra kaliber 70 milimeter, pylon peluncur rudal udara ke udara yang dapat dipersenjatai dengan rudal AIM-9 Sidewinder, Stinger, Mistral dan atau Sidearm.

AIM-9 Sidewinder | wikimedia.org
info gambar

Tak ketinggalan AH-64E juga dilengkapi pula kanon M230 kaliber 30 milimeter yang mampu menembakkan sebanyak 625 butir peluru per menit nya. Untuk menunjang sistem deteksi target M-TADS, serta radar penjejak target dan kendali penembakan Longbow, dipasang pula perangkat Forward Looking Infra Red atau FLIR yang dapat digunakan untuk mencari sasaran dengan menggunakan gelombang infra merah.

Canon M230 | deagel.com
info gambar

Kesemua fitur tersebut memungkinkan helikopter tempur ini untuk dapat bertempur dalam situasi dan kondisi cuaca apapun. Konfigurasi senjata juga dapat dilakukan sesuai misi yang akan diembankan. Semisal, untuk menghalau gerak maju pasukan lapis baja musuh, disiapkan konfigurasi 16 unit rudal udara ke darat AGM 114 Hellfire serta 4 unit rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder.

Sumber : Indomiliter.com | merahputih.com | Rotorandwing.com | wikipedia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini