Semarang Mendapatkan Penghargaan Kota Layak Anak

Semarang Mendapatkan Penghargaan Kota Layak Anak
info gambar utama

Penghargaan sebagai Kota Layak Anak 2018 diterima oleh . Penghargaan tersebut diterima oleh Hevearita Gunaryanti Rahayu, Wakil Wali Kota Semarang, di Surabaya, pada Senin (23/7/2018) malam.

Beliau mengatakan, ada kenaikan predikat Kota Layak Anak yang diterima Kota Semarang pada tahun ini. Sebelumnya, kota Semarang masih mendapatkan kategori Kota Layak Anak Pratama, namun pada 2018 ini naik menjadi Madya.

"Kota semarang mendapat penghagaan Kota Layak Anak Madya, dulu Pratama. Kita memang harus melakukan inovasi-inovasi ke depannya agar nilai yang diperoleh bisa meningkat," kata Ita, Selasa (24/7/2018).

Raihan penghargaan Kota Layak Anak kategori Madya ini masih jauh dari target yang diharapkan sebelumnya, yaitu kategori Utama. Walaupun demikian, ia menargetkan target tersebut masih bisa diraih pada 2019 mendatang. Tentunya dengan meningkatkan perolehan nilai untuk memenuhi kategori tersebut.

Selain Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A), penilaian Kota Layak Anak tidak hanya dilihat dari satu dinas saja, akan tetapi penikaian mencakup semua yang berkaitan dengan anak yaitu Dinas Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim).

"Karena kegiatan anak banyak di ruang publik. Contoh adanya Puskesmas ramah anak. Sekolah layak anak. Jadi faktornya di empat bidang itu, kesehatan, pendidikan infrastruktur dan lingkungan," paparnya.

Sebenarnya sudah banyak fasilitas di Kota Semarang yang sudah layak anak. Namun, hanya saja kurang terdokumentasikan. Karena itu, untuk mengejar target kategori Utama maka harus ada persiapan yang matang dari jauh hari sebelumnya.

"Poinnya ini harus besar dan itu tidak gampang. Kami minta Dinas P3A targetnya apa tahun depan, harus dikejar. Caranya dengan membentuk tim gabungan karena semua OPD harus terlibat. Mulai saat ini juga mulai melakukam langkah-langkah kegiatan satu tim sehingga saat penilaian tidak bingung," ujarnya.

Beliau juga menyampaikan, terkait masih adanya kekerasan pada anak, angka kekerasan pada anak harus terus ditekan melalui berbagai upaya dan program. Ia mencontohkan kasus bullying pada anak di sekolah. Untuk penanganannya, harus mengedukasi guru dan kepala sekolah agar dekat pada anak-anak sehingga kasus kekerasan anak seperti bullying dapat dihilangkan.

"Sementara kalau masih adanya anak jalanan, itu didominasi luar kota. Banyak yang pendatang. Itu ranahnya Dinsos dan Satpol PP harus bersinergi lebih sering melakukan penindakan dan memulangkan mereka," tegasnya.

Tsaniatus Solihah, Direktur Program Perlindungan Anak Yayasan Anantaka, menyampaikan apresiasi untuk Kota Semarang yang sudah mendapatkan penghargaan Kota Layak Anak Madya. Menurutnya, pencapaian tersebut atas kerjasama semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

"Perolehan itu berkat kerjasama semua OPD dan teman-teman jaringan baik masyarakat, NGO, dan dunia usaha. Saya juga berharap Kota Semarang akan terus meningkatkan standar pemenuhan hak anak dan bergandengan tangan dengan semua elemen masyarakat sehingga bisa mendapatkan predikat utama terlebih lagi KLA," harapnya.

Ia menyampaikan, data kekerasan sebanyak 94 kasus yang menimpa anak merupakan data yang ada di PPT Seruni. Dengan penghargaan yang diterima, maka perlu ada evaluasi ke depannya atas program yang sudah berjalan. Sehingga diharapkan anak-anak di Kota Semarang menjadi anak yang berkualitas dan hebat.

Sumber : TribunnNews Jateng

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini