Indonesia berhasil memperoleh medali emas dan perunggu bidang ilmu Fisika dan ilmu Terapan dalam The Fourth ASEAN Student Science Project Competition (ASPC) 2018 pada 22 – 26 Juli 2018. di National Science Museum (NSM) Thailand.
Beberapa pelajar Sekolah Menengah Atas Pemenang LKIR LIPI tahun 2017 mewakili Indonesia pada Kompetisi tersebut merupakan hasil kerjasama antara NSM Thailand, Science Society of Thailand under the Patronage of His Majesty the King, dan Ministry of Science and Technology Thailand.
Lima pelajar wakil Indonesia tersebut berkompetisi mempresentasikan hasil penelitian mereka yang berjudul “Pemanfaatan Pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) sebagai indikator Ls-D (landslide detector) untuk mendeteksi aktivitas pergeseran tanah (Studi kasis desa Bulu Rejo Karanganyar”, “Biosensor berbasiskan antibody dan antigen yang menggunakan darah anjing Kintamani bali sebagai pendeteksi virus Rabies”, dan “Potensi pelapis sintetik basa Schiff dari hasil asilasi kitosan Kerang Hijau (Perna viridis) sebagai inhibitor korosi pada kapal”.
Salah satu pelajar tersebut, Muhammad Athallah Naufal, kontan berteriak kegirangan begitu namanya diumumkan sebagai juara pertama bidang Applied Science dalam ASPC 2018. Naufal, namanya akrab siswa SMAN 17 Makassar ini, didaulat sebagai juara atas hasil penelitiannya yang berjudul “Potensi pelapis sintetik basa Schiff dari hasil asilasi kitosan Kerang Hijau (Perna viridis) sebagai inhibitor korosi pada kapal”
Begitu juga dengan Zahwa Devarrah Widyatamaka dan Muhammad Ilham Akbar dari SMAN 1 Surakarta saat mereka diumumkan sebagai Juara Ketiga bidang Physics Science. Mereka berdua mengangkat penelitian tentang “Pemanfaatan Pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) sebagai indikator Ls-D (landslide detector) untuk mendeteksi aktivitas pergeseran tanah (Studi kasus desa Bulu Rejo Karanganyar)"
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News