Tradisi “Asrah Batin” Desa Karanglangu dan Desa Ngombak

Tradisi “Asrah Batin” Desa Karanglangu dan Desa Ngombak
info gambar utama

Desa Karanglangu dan Desa Ngombak berada di Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grebongan, Jawa Tengah. Tradisi yang dianut oleh kedua belah desa bernama “Asrah Batin”, tradisi budaya Asrah Batin sudah berlangsung sejak ratusan tahun silam ini.

Tradisi Asrah Batin memiliki hubungan yang erat dengan kepercayaan warga dengan sosok Kedhana dan Kedhini, yaitu Raden Sutejo dan Roro Musiah, yang diyakini pendiri dan leluhur Desa Karanglangu dan Desa Ngombak

Menurut Cerita Kedhana dan Kedhini adalah saudara kandung. Mereka terpisah sejak waktu kecil.

Keduanya berkelana secara terpisah melewati hutan dan sungai, hingga akhirnya Kedhana berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama dengan Desa Karanglangu. Sedangkan Kedhini berhenti dan menetap di suatu desa yang diberi nama Desa Ngombak. Singkat cerita setelah keduanya dewasa, mereka pun bertemu hingga saling jatuh cinta dan hampir menikah. Pernikahan itu akhirnya urung terjadi setelah terungkap bahwa mereka adalah kakak beradik yang telah lama terpisah.

Asrah Batin sendiri merupakan kata lain dari "Pasrah Batin". Berusaha ikhlas dengan kenyataan yang terjadi.

Tokoh Masyarakat Desa Ngombak, Mahfud, mengatakan, kisah sepak terjang hubungan sedarah antara Kedhana dan Kedhini yang mewarnai desa mereka bukan omong kosong belaka.

Dibuktikan dengan keberadaan makam dan petilasan, terbukti juga sejak turun-temurun, pemuda-pemudi warga Desa Karanglangu dan warga Desa Ngombak dilarang untuk saling mencintai maupun mengikat janji suci menuju ke jenjang pernikahan. Karena menurut Mahfud pernah ada yang melanggar peraturan dan meninggal dunia. Oleh karena itu belum ada yang berani melanggar peraturan tersebut.

Dalam tradisi ini warga Desa Karanglangu berbondong-bondong melewati sungai yang memiliki arus deras sedalam 70 sentimeter yang memisahkan Desa Karanglangu dan Desa Ngombak.

Warga Desa Ngombak menyambut kedatangan warga Desa Karanglangu dengan pelayanan yang maksimal. Mulai dari mempersiapkan relawan yang berjaga di sungai, TNI, Polri, dan perwakilan warga. Dan berbagai hiburan disajikan serta hidangan khas Jawa yang beraneka ragam.

Tradisi ini digelar dua tahun sekali, Kepala Desa Karanglangu dan Perangkat Desa Karanglangu dijemput oleh pihak Desa Ngombak menggunakan rakit yang dihias. Sedangkan warga baik yang tua maupun muda menyeberangi sungai dengan berjalan kaki dengan dibantu pengawalan warga Desa Ngombak. Dilansir dari kompas

Tradisi ini ditonton oleh banyak pengunjung yang berkerumun di sekitaran sungai. Tradisi ini dimuali dari pagi hingga siang hari.

Bupati Grobogan Sri Sumarni beserta jajarannya serta Ketua DPRD Kabupaten Grobogan Agus Siswanto turut hadir. "Tradisi Asrah Batin merupakan peninggalan budaya Kabupaten Grobogan yang sarat akan makna toleransi. Tradisi ini patut dilestarikan sebagai penanda bahwa warga Grobogan adalah orang-orang yang berbudi luhur," kata Bupati Grobogan Sri Sumarni.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini