Mahasiswa Brawijaya Menyulap Limbah pada UKM Keripik Apel menjadi Makanan Sehat yang Menyegarkan

Mahasiswa Brawijaya Menyulap Limbah pada UKM Keripik Apel menjadi Makanan Sehat yang Menyegarkan
info gambar utama

UKM Keripik Apel Bali merupakan salah satu UKM keripik apel yang terletak di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Setiap harinya UKM tersebut mampu mengolah sekitar 3 kuintal apel segar menjadi 80 kg keripik apel. Pengolahan tersebut menghasilkan limbah kulit apel yang cukup banyak yaitu sekitar 30 kg dan umumnya hanya dibuang langsung sehingga dapat mencemari lingkungan. Padahal kulit buah apel memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, dimana sebagian besar nutrisi yang terkandung pada buah apel terdapat di bagian kulit buahnya.

Hal ini melatarbelakangi lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) untuk membuat alat pengolah limbah apel menjadi nata yang diberi nama NEAPPRO (Nata de Apple Peel Processing). Kelima mahasiswa tersebut adalah Luki Agus Surisdianto sebagai ketua tim, Adi Rahmanto Wibowo, Khalil Milad Fadhillah, Tutut Hidayati, dan Riyadlotul Ula. Mereka memanfaatkan limbah kulit apel sebagai substrat dalam pembuatan nata menggunakan teknologi Non-Thermal Irreversible Electroporation dan Fuzzy Logic System dibawah bimbingan ibu Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc.


Nata merupakan selaput gel tidak larut dalam air yang memiliki tekstur kenyal, tinggi serat dan rendah kalori. Selain menyegarkan dan dapat diaplikasikan ke berbagai macam olahan produk, nata juga memiliki beberapa manfaat seperti dapat membantu melancarkan pencernaan, mencegah terjadinya dehidrasi dan sembelit, serta beberapa manfaat lainnya. Pada umumnya produksi nata secara konvensional membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 10-14 hari. Nata yang kita kenal biasanya terbuat dari santan atau air kelapa, namun kandungan nutrisi pada kulit buah apel seperti antioksidan, vitamin dan glukosa juga sangat cocok digunkan sebagai substrat dalam pembuatan nata.
NEAPPRO merupakan teknologi tepat guna yang dirancang dengan terdiri dari 3 bagian utama yaitu N-Tire, vessel berpengaduk, dan inkubator. Non-Thermal Irreversible Electroporation (N-TIRE) berfungsi untuk meningkatkan nilai rendemen dari ekstrak kulit buah apel dan sterilisasi mikroba pada proses pembuatan nata kulit apel, vessel berpengaduk digunakan untuk mencampurkan ekstrak kulit apel, starter nata dan bahan pendukung lainnya agar tercampur dengan sempurna, dan inkubator sebagai tempat proses pembentukan nata dengan dilengkapi dengan kontrol Fuzzy untuk mempertahankan suhu ruangan agar tetap stabil dan tidak mengganggu proses fermetasi.
“Penggunaan NEAPPRO pada pengolahan limbah kulit apel pun relatif mudah karena dirancang sebagai alat semi otomatis. Sari kulit buah yang telah dihaluskan akan dimasukkan kedalam vessel N-Tire dengan settingan tegangan dan waktu yang telah disesuaikan. Selain itu proses inkubasi juga telah disesuikan dengan suhu optimal pembuatan nata, sehingga inkubasi dapat berlangsung maksimal. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memaksimalkan profit dan penanggulangan limbah pada UKM Keripik Apel Bali di Kota Batu, serta meningkatkan efektivitas dan waktu proses pembuatan nata menjadi 5 hari,” pungkasnya.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini