“It’s Good Dek” Makanan Khas Jogja

“It’s Good Dek” Makanan Khas Jogja
info gambar utama

Siapa yang tidak tau dengan gudeg, makanan ini sudah menjadi ikon kuliner dari kota Yogyakarta. Gudeg sendiri terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan, warna coklat tua di gudeg biasanya muncul dari daun jati yang dimasak bersamaan. Biasanya gudeg dimakan Bersama nasi dan disajikan dengan kuah santan kental, ayam, telur rebus, tahu dan sambal.

Banyak versi mengenai sejarah dari penemuan makanan gudeg, versi pertama gudeg dibuat oleh prajurit Keraton Yogyakarta. Murdijati Gardjito, seorang profesor sekaligus peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PMKT), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM mengatakan, “Gudeg lahir tak jauh setelah Perjanjian Giyanti berlangsung. Perjanjian Giyanti merupakan kesepakatan antara Kesultanan Mataram dengan Pangeran Mangkubumi” setahun setelah pembagian Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.

Prajurit Keraton Yogyakarta diminta oleh Sultan Hamengkubuono I untuk membongkar Hutan Bering yang disana terdapat banyak pohon nangka, dan kelapa. "Para prajurit yang jumlahnya ratusan itu kemudian berusaha memasak nangka dan kelapa. Karena jumlah mereka sangat banyak, nangka dan kelapa dimasak di dalam ember besar yang terbuat dari logam. Pengaduknya pun besar, seperti dayung perahu," lanjutnya

Proses memasak gudeg tersebut dengan cara diaduk yang mereka sebut dengan Hangudek, maka terceiptalah gudeg.

Sedangkan versi lainnya adalah Gudeg telah lama ada sejak penyerbuan pertama ke Batavia pada 1726-1728 oleh pasukan Sultan Agung.

Salah satu buku karya Zaenuddin H.M. yang berjudul “Indonesia Poenja Tjerita” dituliskan ada versi lain yang menarik dari sejarah gudeg.

Dulu di Yogya pada masa penjajahan Inggris, tiggallah seorang warga negara Inggris yang beristrikan perempuan Jawa.

Orang Inggris tersebut memanggil istrianya dengan sebutan “dek” suatu hari ketika sang suami pergi bekerja, istrinya bingung ingin memasak apa. Akhirnya, ia teringat dengan resep turun-temurun keluarganya yang menggunakan bahan nangka muda.

Sesampai di rumah sang suami langsung menuju meja makan. Ia menyantap dengan lahap masakan istrinya tadi. Selesai makan, sang suami yang berkebangsaan Inggris itu berkata agak keras, “Good, dek. It’s Good, Dek.”

Istrinya terkejut dan mulai menceritakan ke tetangga dan teman-temannya bahwa suaminya senang sekali dengan masakannya dan setiap selesai makan suami itu selalu bilang, “Good, dek” konon dari sinilah makanan itu mulai disebut gudeg.


Sumber:kompas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini