Bela Diri Warisan Majapahit ini Lestari di Filipina

Bela Diri Warisan Majapahit ini Lestari di Filipina
info gambar utama

Secara umum kita mengenal Pencak Silat sebagai seni bela diri tertua di nusantara. Namun ternyata, bela diri warisan Majapahit ini adalah yang tertua, sebab telah ada sejak kerajaan tersebut didirikan. Sundang Majapahit, namanya. Di Filipina, seni bela diri ini populer dengan nama Kali Majapahit dan menjadi salah satu teknik bela diri yang wajib dikuasai oleh petugas kepolisian di sana. Sampai hari ini, Kali Majapahit adalah sesuatu yang sangat populer dan menjadi seni bela diri khas dari negara tersebut.

Asal Mula Sundang/Kali Majapahit

Siapa yang tidak mengenal nama Majapahit? Ya, kerajaan terbesar di nusantara ini memiliki wilayah kekuasaan cukup luas dan mencakup berbagai wilayah yang kini telah menjadi negara tersendiri. Majapahit pada masanya adalah sebuah mahakerajaan yang cukup berjaya, meninggalkan berbagai banyak warisan yang menyebar hingga ke negeri seberang. Sundang Majapahit adalah salah satu contohnya.

Sundang Majapahit diperkenalkan pertama kalinya oleh Mahesa Anabrang, seorang pentolan Kerajaan Majapahit pada waktu itu. Semula, Anabrang adalah Laksamana Singasari yang dikirim pada saat ekspedisi Pamalayu di zaman Raja Kertanegara. Ketika Kertanegara tewas dalam pemberontakan Jayakatwang, Mahesa Anabrang bernaung di bawah lindungan Raden Wijaya yang kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit.

(cheryltay.sg)
info gambar

Ketika kembali ke tanah Jawa, Anabrang mendapat tugas untuk memadamkan pemberontakan Ranggalawe. Dalam pertempuran tersebut, Anabrang berhasil mengalahkan Ranggalawe, namun akhirnya ia sendiri dibunuh oleh Lembu Sora. Lembu Sora adalah keponakan dari Ranggalawe, dan pembunuhan tersebut adalah balas dendam atas Ranggalawe yang tewas dibunuh oleh Anabrang.

Namun sebelum meninggal, Mahesa Anabrang telah mewariskan sebuah seni bela diri pada keturunannya yakni Mahesa Teruna/ Adityawarman. Menggabungkan seni bela diri militer yang dimiliki oleh Kerajaan Singasari dan Kerajaan Dharmasraya asal Sumatera Barat, seni bela diri inilah yang akhirnya bernama Sundang Majapahit.

Teknik Bela diri yang Mematikan

Mula seni bela diri ini adalah sejarah Majapahit sendiri sebagai kerajaan besar dengan pasukan militer yang kuat dan gagah perkasa. Sundang Majapahit adalah salah satu teknik bela diri yang khas dan hanya bisa dipelajari oleh pasukan elit dalam militer Kerajaan Majapahit, yakni mereka – mereka yang berada dalam jajaran pasukan terbaik kerajaan.

Sundang Mjapahit mengkombinasikan teknik pertarungan dimana seorang prajurit bisa menggunakan teknik patahan yang dikombinasikan dengan beberapa senjata, seperti pedang dan keris. Dengan kombinasi tersebut, bukan tidak mungkin lawan bisa dikalahkan dalam waktu yang cukup singkat. Bahkan, teknik ini memungkinkan untuk menewaskan lawan di tempat dalam sekali tebas. Selain itu, Sundang Majapahit terdiri dari beberapa unsur mulai dari pertahanan, penyerangan, penaklukan, penyusupan serta untuk perlindungan.

Ketiga unsur tersebut dibagi menjadi lima. Sundang Gunung digunakan untuk kemampuan pertahanan. Untuk menyerang dan menaklukan, digunakan Sundang Kali dan Sundang Laut. Untuk teknik penyusupan, digunakan Sundang Angin serta untuk melindungi raja dan keluarganya digunakan teknik Sundang Matahari. Dengan sokongan senjata pedang dan keris di kedua tangan, seorang yang menguasai kelima teknik sundang akan menjadi tidak terkalahkan dalam pertarungan.

Dari Nusantara Sampai ke Filipina

Seperti dituliskan sebelumnya bahwa Mahesa Anabrang yang tewas dibunuh oleh Lembu Sora sebelumnya telah mewariskan Sundang Majapahit pada Adityawarman, keponakannya. Dari Adityawarman yang adalah penguasa Kerajaan Malayapura dengan ibukota di Dharmasraya. Dari prajurit – prajurit Dharmasraya inilah Sundang Majapahit berkembang ke Kepulauan Riau, Bugis, Wajo, Semenanjung Melayu hingga ke Sulu (Mindanao), Filipina.

Persebaran Sundang Majapahit di Filipina berakar dari migrasi orang – orang Melayu ke wilayah Filipina bagian selatan, tengah dan utara di abad ke-14, demikian diungkapkan Mark V.Wiley seperti dilansir dari laman historia.id. Di nusantara, Sundang Majapahit lenyap seiring runtuhnya kerajaan tersebut. Sementara di negeri seberang, Sundang Majapahit berkembang pesat dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, lestari hingga masa kini.

Di Filipina, Sundang Majapahit dikenal dengan nama Kali Majapahit. Fred Edvard, seorang praktisi Kali Majapahit menyatakan bahwa Kali Majapahit berakar dari Kerajaan Majapahit Kuno, kemudian berpadu dengan budaya Filipina. Didalamnya terkandung elemen – elemen seperti Muaythai, Pencak Silat, Hakka Kuntao serta Chen Taijin Quan. Seiring perkembangannya, muncul istilah Eskrima yang berakar dari kata Esgrima, dalam Bahasa Spanyol berarti anggar/pedang.

Sejak saat itu, Kali menjadi salah satu seni bela diri yang terus digemari hingga saat ini. Semakin dikembangkan dan meluas oleh berbagai pihak, Kali kemudian menjadi satu dari sekian jenis bela diri yang wajib dikuasai oleh pasukan khusus militer dan kepolisian Filipina.


Sumber: historia.id || surabayaonline.co

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini