Kredit Berlaku Pada Mobil Pak Tani

Kredit Berlaku Pada Mobil Pak Tani
info gambar utama

(AMMDes) Alat Mekanis Multiguna Pedesaan sudah diluncurkan pada hari kamis tanggal 2 Agustus 2018 di acara GIIAS 2018 di ICE BSD, Tanggerang Banten. Kendaraan ini diperuntukkan untuk masyarakat desa yang bermata pencaharian petani, yang didesain untuk menunjang mobilitas di bidang pertanian dan perkebunan, sehingga mempermudah pekerjaan.

Mobil ini juga telah di uji coba dengan melewati medan-medan yang sulit, kemampuan menanjak mobil ini bisa mencapai 30 Derajat, dengan daya tampung 700 kilogram. Didesain khusus untuk masyarakat desa, mobil ini bisa menjadi pembangkit listrik seperti mesin generator listrik.

Dengan fasilitas yang memadai Mobil Desa ini hanya sekitar 65 sampai 70 juta rupiah diluar aksesoris, untuk aksesoris mobil tergantung kebutuhan yang dijual secara terpisah.

Untuk harga kisaran 65 sampai 70 juta rupiah, bagi masyarakat golongan atas adalah harga yang murah tapi untuk masyarakat desa itu adalah harga yang cukup mahal. Dikarenakan itu timbul pertanyaan, apakah mobil desa ini hanya tunai? atau bisa kredit?.

Dilansir dari Kompas, Gati Wibawaningsih, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin mengatakan, kalau pembelian sendiri bisa dilakukan dengan kredit. Mereka akan bekerjasama dengan Himbara (Himpunan Bank Milik Negara), dan bank lain penyalur KUR ( Kredit Usaha Rakyat).

“Nanti ada KUR, mereka bisa beli pakai KUR, nanti kami kawinkan dengan itu,” tutur Gati

Para konsumen desa yang membeli mobil desa akan mendapatkan keringanan yang lebih murah, jika konsumen menggunakan program restrukturisasi.

“Kemudian dari kami akan dibantu program restrukturisasi mesin dan atau peralatan IKM atau program potongan harga. Jika mesin atau alatnya (diproduksi) dalam negeri nanti potongannya sampai 30 persen. Misalnya untuk IKM yang bergerak di dalam logistik, bisa kan AMMDes dijadikan sebagai alat produksi utama,” tutur Gati.

“Misalnya harga mobil perdesaan Rp 60 juta kalau kita berikan potongan harga 30 persen, berarti sisanya mereka yang tinggal bayar, sekitar Rp 40 jutaan,” ucap Gati.

Harapannya dengan inovasi baru dari anak bangsa ini, masyarakat desa dapat menerima dan mengaplikasikannya. Dan berguna untuk mempermudah mobilitas di sawah dan perkebunan.


Sumber:kompas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini