PERMIAS: Kembali untuk Bersama Membangun Negeri

PERMIAS: Kembali untuk Bersama Membangun Negeri
info gambar utama

Indonesia memiliki banyak potensi, baik di sumber daya alam yang melimpah mau pun sumber daya manusia, yang didukung oleh prediksi bonus demografi di masa mendatang. Pemerintah pun sedang gencar menerapkan berbagai kebijakan dan pengembangan guna mendukung pemanfaatan potensi tersebut. Membuka peluang bagi masyarakat Indonesia untuk bersekolah tinggi baik di dalam mau pun di luar negeri merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mengembangkan potensi tersebut.

Rupanya, sekelompok anak muda Indonesia juga memiliki misi yang sama, yaitu belajar di luar negeri agar kelak dapat membangun negerinya. Permias atau Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat, merupakan komunitas perhimpunan anak-anak Indonesia yang telah atau sedang belajar di negara Paman Sam tersebut, dan juga yang akan atau tertarik belajar di sana.Pada Sabtu (04/08) lalu dan bertempat di Hotel Novotel Jakarta, Permias untuk pertama kalinya setelah 57 tahun berdiri, mengadakan konferensi sekaligus ajang berkumpul dan berdiskusi bagi tiga generasi pelajar Indonesia di Amerika Serikat.

Ketua Umum PERMIAS, Aufa Amirullah mengatakan, “acara ini merupakan silaturahmi bagi alumni universitas di Amerika, dan juga sebagai ajang mencari informasi seluasnya mengenai pendidikan di Amerika Serikat”.

Ketua penyelenggara konferensi pertama PERMIAS 2018, James Karnadi, juga menyampaikan mengenai pembicara dari berbagai generasi dan keahlian, “Berbagai tantangan dan peluang di tanah air telah dibahas secara detail dari mulai sosial, ekonomi, sampai teknologi. Narasumber, juga diikuti oleh peserta, sepakat untuk memberikan yang terbaik untuk Indonesia”.

Konferensi yang bertajuk “3 Generasi B3rkolaborasi untuk Negeri” itu dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Menkominfo RI), Rudiantara sebagai keynote speaker. Rudiantara menyampaikan mengenai tren digitalisasi di Indonesia dan mengajak anak muda Indonesia khususnya pelajar di Amerika Serikat untuk turut serta.

Konferensi yang terbagi menjadi tiga panel yaitu Digitalisasi, Pembangunan Berkelanjutan dan Pendidikan, Sosial Budaya dan Olahraga ini menghadirkan beragam pembicara yang merupakan pelajar dari universitas-universitas di Amerika Serikat dari berbagai generasi, seperti Sebastian Togelang (Pendiri Kejora Ventures), Vincent Iswara (Pendiri DANA), Andy Fajar Handika (Pendiri Kulina), William Utomo (Pendiri IDN Times), Rama Raditya (Pendiri Qlue), Bima Said (Pendiri Goal.id) dan lainnya.

Nama-nama tersebut telah sukses berkiprah pada ranah start-up dengan beragam bidang dengan cukup pesat, dan sukses menjadi salah satu faktor meningkatnya perputaran ekonomi di Indonesia, misalnya pembukaan lapangan kerja baru dan lahan baru bagi investor lokal. Konsep digital yang diusung berdasarkan permasalahan di Indonesia membuat masyarakat dapat segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi.

“Minimal selama masa jabatan saya sebagai menteri, saya akan memrogram beasiswa untuk mengirimkan pelajar Indonesia hanya ke India atau ke Tiongkok, karena kita harus berpikir lima tahun atau sepuluh tahun ke depan. Kita harus membuat keputusan sekarang yang dibutuhkan negara. Saya tidak lagi mengambil keputusan yang hasilnya hanya saya rasakan selama saya menjadi Menteri”. Pesan bapak Rudiantara mengenai kemajuan teknologi yang tengah pesat di Asia, dan juga Indonesia.

Dengan didukung oleh Menkominfo RI dalam kebijakannya mempermudah pembangunan start-up tersebut, diharapkan acara yang didukung oleh Indonesia Diaspora Network-United (IDN-U) ini dapat menginspirasi sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang akan membuka jalan menuju Indonesia melek teknologi dan juga literasi digital untuk kemajuan bangsa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini