My Kardio, Monitor Jantung Jarak Jauh Karya Universitas Indonesia

My Kardio, Monitor Jantung Jarak Jauh Karya Universitas Indonesia
info gambar utama

Penyakit kardiovaskuler menjadi penyebab kematian nomor 1 di dunia. Pada tahun 2015 dilaporkan kurang lebih 17 juta orang meninggal akibat penyakit jantung koroner dan 6,7 juta lainnya akibat stroke. Dari data WHO pada tahun 2014 di Indonesia penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor 1, yang disebutkan 37 % angka kematian disebabkan karena penyakit kardiovaskuler.

Penyakit jantung, yang dikenal dengan istilah penyakit kardiovaskuler adalah kondisi di mana terjadi penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Penderita penyakit ini juga disebabkan karena kualitas layanan kesehatan yang masih rendah, dan kurangnya tenaga dokter pada daerah-daerah yang yang terpencil.

Dr. I Ketut Agung Enriko menemukan inovasi teknologi telemedical yang berguna untuk membantu dokter melakukan diagnosis dan pengobatan penyakit kardiovaskuler. Pada tanggal 9 Mei 2018 dalam siding disertasinya yang bertempat di Ruang Chevron, Gedung Dekanat, FTUI dalam disertasinya mengusulkan sembuah sistem berbasis teknologi yang dapat menjadi solusi bagi permasalahan penyakit kardiobaskuler di Indonesia.

“Desain dan Implementasi Sistem Machine to Machine (M2M) pada Pasien Penyakit Kardiovaskuler dengan Fitur Auto Rekomendasi menggunakan Algoritma k-Nearest Neighbour (kNN)” membicarakan tentang sebuah sistem berbasis teknologi machine to machine (M2M) untuk mengecek kesehatan pasien.

Dengan aplikasi yang menggunakan website dan aplikasi mobile yang diberi nama My Kardio, dengan sistem pada alat ini akan melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan ke dokter jantung jarak jauh. Dan dilengkapi dengan prediksi auto-rekomendasi untuk memberikan rekomendasi kepada dokter dalam menentukan diagnosis penyakit yang diderita pasien.

Dengan algoritma k-Nearest Neighbors (kNN) alat ini dapat membuat auto rekomendasi yang terbukti cukupbaik performasnsinya dalam hal akurasi dan kecepatan. Telah dilakukan uji coba pada daerah pinggiran Jakarta yaitu Kampung Banjasari (10 pasien), Cibubur (15 pasien), Cimanggis (37 pasien), dan Pancoran (23 pasien) degan total sejumlah 85 pasien.

Dengan hasil 2 Evaluasi yaitu Evaluasi Kuantitatif dan Evaluasi Kualitatif, Evaluasi kuantitatif menghasilkan rata-rata akurasi prediksi sistem auto rekomendasi adalah 76,47%, waktu proses sistem auto rekomendasi adalah 1 detikm dan perfomansi waktu transder data dari lokasi pemeriksaan ke server M2M adalah 8,97 detik.

Evaluasi secara kualitatif dilakukan melalui wawancara dokter spesialis jantung, dan diperoleh hasil bahwa aplikasi My Kardio sangat membantu terutama pada daerah-daerah yang kekurangnan dokter spesialis jantung, dan bermanfaat untuk kota besar yang akses pasien ke dokter jantung juga terkendala oleh waktu praktek dokter, dan kemacetan yang ada di Jakarta.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini