Membran Penukar Ion antar Khoirudin Menjadi Doktor ITB

Membran Penukar Ion antar Khoirudin Menjadi Doktor ITB
info gambar utama

Mahasiswa Program Studi Doktor Teknik Kimia ITB berhasil teliti membran penukar ion heterogen yang kaya manfaat. Membran penukar ion buatan Khoirudin ini dapat dimanfaatkan untuk produksi air ultramurni, pembangkit energi listrik fuel cell, dan media penyimpanan energi (storage).

Penelitian yang dilakukan ini mengenai pembuatan membran bermuatan atau membran penukar ion berstruktur heterogen. Membran penukar ion sendiri merupakan lapisan semi – permeabel yang dapat melewatkan komponen ionik.

Membran yang mengantarkan Khoirudin mendapat gelar doktor ini dapat dimanfaatkan sebagai media penyimpanan energi. Persediaan sumber bahan bakar fosil yang semakin menipis menjadi perhatian bagi para peneliti. Banyak peneliti berusaha menciptakan sumber energi baru. Dengan adanya membran ini, diharapkan mampu memenuhi akan kebutuhan media penyimpanan energi.

“Kedepannya, membran penukar ion dapat berperan dalam bidang penyimpanan energi, contohnya redox flow battery”, terang Khoirudin dalam rilis resmi ITB.

Redox flow battery merupakan salah satu jenis baterai yang cukup handal. Baterai jenis ini dapat menyimpan energi lebih lama dari baterai jenis lainnya. Baterai ini juga bisa menyimpan energi dalam skala sedang hingga besar dengan memanfaatkan sistem elektrokimia.

Energi yang diterima akan disimpan dalam dua jenis elektrolit yang dipisahkan dengan membran penukar ion.

Penelitian yang dimulai sejak tahun 2014 ini diklaim memiliki kualitas yang baik. Hal itu telah teruji dalam skala lab, tak kalah dari membran lainnya.

Dalam meneliti penelitian Khoirudin mendapat bantuan dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan pada 2016. Membran ini diharapkan bisa masuk dalam ranah industri. Karena membran ini memiliki karakteristik pemisahan yang cukup baik.

Menurut Khoirudin, kelebihan lain yang dimiliki oleh hasil temuannya adalah proses fabrikasinya yang relatif sederhana. Material yang dibutuhkan untuk membuatnya juga relatif murah dan mudah ditemui di pasaran, seperti PVC.

Selama penelitiannya, Khoirudin juga berhasil mempublikasikan 36 artikel ilmiah terindeks Scopus. Dari jumlah tersebut, 8 diantaranya tergolong dalam jurnal Q1 dan satu bab di buku internasional terbitan Elsevier.

Sumber : itb.ac.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini