IDGN Health Task Force: Bakti Nyata Diaspora untuk Negeri

IDGN Health Task Force: Bakti Nyata Diaspora untuk Negeri
info gambar utama

Rasanya kita tidak bisa lagi pesimis akan nasionalisme anak-anak negeri dan visi mulia mereka mambangun Indonesia. Bahkan mereka yang telah banyak berkiprah di negeri orang pun, tidak sekalipun melupakan persoalan-persoalan yang terjadi di Indonesia. Dengan ilmu yang mumpuni yang didapat dari pendidikan dan kerja keras di kancah dunia, mereka tidak sungkan kembali ke Indonesia untuk membantu persoalan tersebut dan juga memberikan inspirasi kepada anak bangsa lainnya.

Begitu pula yang menjadi landasan dasar dari keberadaan Indonesian Diaspora Network-United (IDN-U). Diaspora pada tataran ini merupakan istilah untuk menyebut orang Indonesia yang belajar di luar negeri atau orang Indonesia perantauan. IDN-U sendiri merupakan organisasi global non-profit yang diperuntukkan bagi Diaspora Indonesia dalam membantu mereka berkontribusi untuk Indonesia. IDN-U memiliki ranting di lebih dari sepuluh negara, dengan presidennya periode 2017-2019 adalah Herry Utomo, seorang profesor di Amerika Serikat.

IDN-U memiliki sembilan Satuan Tugas atau Task Force (TF) yang mendukung dan memfasilitasi berbagai talenta dan keahlian yang dimiliki tiap diaspora Indonesia untuk mencapai misi organisasi, yaitu berkontribusi kepada negara. TF tersebut bergerak untuk isu buruh migran, teknologi dan energi, pendidikan, tourism, diaspora untuk diaspora, kependudukan ganda, media, pemberdayaan ekonomi serta kesehatan.

Pada kesempatan di acara “3 Generasi Berkolaborasi untuk RI” yang digagas oleh Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (Permias) hari Sabtu (04/08), hadir ketua IDN-U yang membawahi satuan tugas kesehatan atau Health Task Force, yaitu Dr. Tik Tan untuk menyampaikan presentasinya di acara yang diselenggarakan di hotel Novotel, Mangga Besar, mengenai organisasi yang terbentuk secara formal pada Desember 2013.

Dr. Tik Tan MD. adalah seorang dokter bedah rekonstruktif medis dan plastik kelahiran Surabaya, Indonesia, yang sudah lama berkiprah di kancah internasional. Beliau sendiri merupakan pelajar Indonesia di Belanda, tepatnya di The Erasmus Medical Center Rotterdam. Sejak tahun 2000, beliau berkarir di HMC hospital The Hague. Di awal tahun 2000-an, Dr. Tik Tan mulai menggagas komunitas sosial di bidang kesehatan pada Indonesia Diaspora di Belanda.

IDN-U Gugus Tugas Kesehatan sendiri sejak awal terbentuk sudah melakukan beberapa proyek, misalnya Sekolah Belanda untuk pasien kanker, memberikan pendidikan bagi penduduk setempat dan pelatihan bagi staf medis untuk pencegahan kanker serta menyediakan terapi untuk wanita dengan kanker.

Di Indonesia sendiri, IDN-U Gugus Tugas Kesehatan tersebut telah melakukan proyek seperti Tsunami trauma center di Medan pada tahun 2004 dan secara aktif mengirimkan bantuan berupa alat-alat kesehatan yang terbarui dan layak. Sejak diresmikan pada Desember 2013, IDN Global tersebut telah menginisiasi beberapa proyek di Indonesia seperti Pendidikan Bedah Plastik, Rekonstruksi dan Estetika bagi penduduk Indonesia di Universitas Sumatera Utara di Medan yang berkolaborasi penuh dengan Erasmus Medical Centre Rotterdam.

Proyek lainnya adalah The Marunda Project, sebuah proyek kolaborasi dengan kantor Gubernur DKI Jakarta, berupa percontohan untuk meningkatkan alur kerja di Puskesmas Marunda dalam membangun lingkungan kerja yang efektif biaya bagi mitra Marunda setempat sebagai pemangku kepentingan.

“Ini bisa extended ke Papua, ke seluruh Indonesia. Kalau tadi dibilang Papua masih kekurangan, ya, kita bisa bantu. Nursing dan operasi juga. Bisa konsultasi dengan ahli dari internasional, dari Belanda misalnya. Lalu apa yang butuh dioperasi, kami kirim volunteers. Infrastruktur di Papua masih dibangun. Kami sekarang bekerja dengan PERAPI (Persatuan Plastic Surgery Indonesia)”. Jelas Dr. Tik Tan.

Dengan presentasinya tersebut, Dr. Tik Tan bermaksud mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia, tidak hanya eksklusif untuk pelajar dan petugas medis, untuk dapat berpartisipasi di kegiatan-kegiatan gagasan IDGN Health yang bersifat sukarelawan ini. Dr. Tik Tan sangat antusias menerima semangat anak-anak muda pada kegiatan yang dipimpinnya.

“Bagi kami, penting sekali untuk orang-orang di sini membantu kami, karena kami semua berasal dari luar negeri, jadi terus terang kami agak buta (dengan persoalan yang terjadi di Indonesia). Apabila kami bergerak sendiri, jalannya lambat sekali. Respons terutama dari ibu-ibu ini sangat diperlukan, local counterparts”.

Dr. Tik Tan berharap IDGN Health Task Force memiliki banyak perwakilan di Indonesia untuk ikut berperan aktif mengordinir proyek-proyek sosial di Indonesia nantinya.

We need volunteers. Karena kami semua tidak dibayar apapun. That is not our problem. Kalau ada yang bisa membantu, we are very happy. Misal ada yang ingin membantu menjadi sekretaris, wah kami senang sekali. Next time kami juga ada kongres di Jakarta”.

Hal ini tentu makin menambah daftar kontribusi nyata diaspora Indonesia dalam membantu menyelesaikan persoalan di Indonesia, serta menambah fasilitas kepada anak-anak muda yang ingin turut serta membantu dan berkontribusi bagi negaranya.


Sumber: CID 4th Global Summit

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini