Baranjak Kopiro, Hantarkan Kemurnian Kopi Sejak Proses Grinding

Baranjak Kopiro, Hantarkan Kemurnian Kopi Sejak Proses Grinding
info gambar utama

Ritech Expo 2018 yang berlangsung selama 4 hari di komplek gubernuran Riau menampilkan begitu banyak karya inovasi anak negeri yang datang dari berbagai bidang dan disiplin ilmu. Salah satu yang menarik, dan untuk pertama kalinya diperkenalkan ke publik adalah hasil inovasi dari seorang Dosen asal Padang bernama Roza Susanti. Hasil inovasi milik Roza berfokus pada bidang Pangan dengan nama Baranjak Kopiro.

Roza Susanti berpose dengan alatnya Baranjak Kopiro | Foto: Vita Ayu Anggraeni / GNFI
info gambar

Sebuah alat yang mampu mengidentifikasi aroma dan warna kopi sebelum juga setelah di grinding dengan 6 pilihan hasil roasting; tiga warna kopi robusta dan tiga warna kopi arabica light, middle, dan high. Identifikasi aroma menggunakan sistem cerdas yaitu sistem jaringan saraf tiruan backpropagation adalah pelatihan terkontrol dimana menggunakan pola penyesuaian bobot untuk mencapai nilai kesalahan yang minimum antara keluaran hasil prediksi dengan keluaran yang nyata.

Sensor yang digunakan untuk aroma dan warna menggunakan sensor elektronik. Monitoring aroma kopi dan pengambilan data pada sistem ini menggunakan software LabVIEW sebagai instrumentasi virtual.

Sistem layar sentuh pada alat Baranjak Kopiro |
info gambar

Adapun keunggulan alat tersebut; 1. Menggunakan sensor aroma dan warna untuk mendapatkan nilai kuantitatif elektronik; 2. Menggunakan pemodelan sistem cerdas Jaringan Saraf Tiruan dari pembacaan nilai kuantitatif elektronik untuk penentuan warna dan jenis kopi; 3. Mesin tidak akan berfungsi jika yang dimasukkan bukanlah biji kopi dengan sensor aroma; 4. Menggunakan touch screen untuk menentukan pilihan konsumen dengan 6 pilihan hasil roasting.

Oleh karena itu disebutkan oleh Roza Susanti kepada saya alat ini diberi nama Baranjak Kopiro dengan arti Baranjak dalam bahasa Minang berarti pindah (dari sistem manual ke sistem cerdas) dan Kopiro berasal dari kata Kopi + Ro untuk nama Roza sang pencipta alat tersebut.

Awal mula alat Baranjak Kopiro ini dibuat berdasarkan keadaan di Padang yang mana kopi masih diidentifikasi melalui indra penciuman secara manual, tidak banyak orang yang paham akan aroma kopi dan langsung bisa mengidentifikasi jenis kopi.

Mesin tersebut memang baru saja hadir di bulan Juni 2018, namun riset sudah mulai terbentuk sejak 2014 dalam bentuk jurnal dan kemudian mulai di eksekusi pada tahun 2016 yang lalu.

Baranjak Kopiro yang dibuat oleh Roza Susanti dengan model untuk industri |
info gambar

Terdapat dua macam model alat dengan prinsip yang sama hanya dibuat berbeda sesuai fungsinya yang diperuntukkan untuk industri maupun rumahan atau cafe. Roza menyampaikan bahwa proses grindingnya lebih cepat daripada grinder kopi lainnya, untuk 1/4Kg biji kopi hanya dibutuhkan waktu sekitar 10 menit hingga ter-grind sempurna.

*GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini