Potensi Sagu Indonesia, Diekspor hingga Jepang

Potensi Sagu Indonesia, Diekspor hingga Jepang
info gambar utama

Sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat masyarakat Indonesia. Sagu dikenal banyak diproduksi di Indonesia bagian timur. Di Papua potensi ladang sagu mencapai empat juta hektar.

Namun kini pengembangan produksi sagu tak hanya berada di tanah Papua. Potensi pengembangan sagu terus diperluas hingga ke seluruh wilayah Indonesia, alah satunya adalah di provinsi Riau. Dengan potensi yang besar ini tak ayal Indonesia menjadi salah satu pemasok sagu terbesar di dunia.

Pada Seminar Sagu ASEAN ke IV yang dilaksanakan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau ingin menyampaikan bahwa, sagu dari Riau siap menjadi salah satu komoditas pangan strategis di Indonesia bahkan dunia.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi, secara resmi melepas eskpor tepung sagu kering ke Jepang sebanyak 270 ton. Sagu yang diekspor berasal dari Kabupaten Kepulauan Meranti. Meranti merupakan kabupaten penghasil sagu terbesar di Riau.

Kabupaten Kepulauan Meranti mengekspor sagu kering dengan kualitas tinggi. Setiap tahun sagu yang dieskpor rata – rata 3.000 ton. Sagu ini dihasilkan oleh PT Nasional Sagu Prima. Sagu dari Meranti dikirim ke Jepang, Singapura, Malaysia. Untuk Indonesia sendiri sagu dikirim ke Cirebon.

Pengusaha – pengusaha sagu lokal juga tak mau kalah. Sagu basah yang mereka hasilkan juga sudah diekspor ke Malaysia, Singapura.

Kendala terbesar bagi produsen sagu menurut Bupati Meranti, Irwan Nasir, adalah kecilnya pasar sagu di Indonesia dan dunia.

“Kendala yang kami temui saat ini adalah masih sangat kecilnya, pasar sagu di Indonesia dan dunia. Sehingga kami khawatir lambat laun petani – petani sagu akan mengalihkan lahan produktif untuk sagu ke komoditas lain yang leboh menguntungkan,” ujar Irwan kepada Republika.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) saat ini telah membuat inovasi dalam mengolah sagu. Dalam perayaan peringatan hari teknologi nasional di Pekanbaru, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memamerkan beras berbahan dasar sagu.

Temuan ini berawal dari kekhawatiran BPPT yang melihat mayoritas masyarakat Indonesia enggan untuk memperoleh sumber karbohidrat dari selain nasi. Selain mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, sagu ternyata juga baik untuk penderita diabetes karena kandungan gulanya yang rendah.


Sumber: kompas.com | viva.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini