Yuk, Intip Fakta Menarik dari Maskot-Maskot Asian Games 2018 yang Lucu dan Energik!

Yuk, Intip Fakta Menarik dari Maskot-Maskot Asian Games 2018 yang Lucu dan Energik!
info gambar utama

Tidak terasa sudah h-3 pagelaran kompetisi olahraga terbesar sejagat Asia yang akan diselenggarakan di Indonesia, dengan pusat di Jakarta dan Palembang. Event empat tahun sekali tersebut seakan menyulap penampilan ibukota menjadi penuh warna.

Tidak lupa juga maskot-maskot lucu yang dipajang di pinggir-pinggir jalan di pusat kota dan tempat-tempat publik yang makin menyemarakkan penuansaan Asian Games 2018.

“Maskot-maskot”? Ya, pada Asian Games tahun ini, Indonesia sebagai tuan rumah memutuskan menggunakan tiga buah maskot, yang semuanya terinspirasi dari fauna-fauna khas Indonesia baik Indonesia bagian barat, tengah dan juga timur. Seperti halnya Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan lalu.

Maskot-maskot tersebut bernama Bhin-bhin, Atung dan Kaka. Bhin-bhin merupakan perwujudan burung cendrawasih khas Indonesia Timur yang memakai rompi dengan batik bermotif Asmat. Atung merupakan perwujudan rusa Bawean dari pulau Bawean, Jawa Timur yang mengenakan sarung motif tumpal khas Jakarta. Sedangkan Kaka adalah perwujudan badak bercula satu khas Ujungkulon dan mengenakan penutup dada dengan motif bunga khas Palembang.

Keberadaan tiga maskot lucu ini punya cerita menarik seperti berikut, loh!

1. Desain awal maskot banyak menuai protes masyarakat

Awalnya pada 2015, maskot Asian Games 2018 yang ditetapkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) adalah Drawa, sebuah maskot yang merupakan perwujudan dari burung cendrawasih yang menggunakan pakaian silat. Namun, desain Drawa dinilai oleh masyarakat kurang memuaskan dan seadanya.

Akhirnya pada 2016 kembali diadakan sayembara dengan seleksi tahap akhir berupa kurasi di Kantor Staf Presiden RI yang diikuti oleh 11 studio, dan akhirnya lahirlah ketiga maskot tersebut.

2. Feat Studio, pemenang desain maskot Asian Games 2018 terbaru

Adalah Jefferson Edri, seorang graphic designer dari perusahaan graphic design dan branding Feat Studio, yang melahirkan ketiga maskot lucu untuk ajang olahraga bertemakan Energy of Asian tersebut.

Awal keikutsertaan mereka pun bukan direncanakan, melainkan hanya coba-coba untuk meramaikan bersama dengan kawan ADGI (Asosiasi Desain Grafis Indonesia) lainnya. Tak disangka, mereka kemudian memenangkan proyek besar tersebut.

Saat itu pada maskot Atung, kain sarung yang dipakai awalnya merupakan kain batik Parang, namun diganti dengan sarung untuk merepresentasikan budaya Betawi khas Jakarta.

3. Memiliki makna filosofis

Ternyata pemilihan binatang-binatang tersebut sebagai inspirasi desain maskot bukanlah secara acak, melainkan dipikirkan sedemikan rupa agar dapat merepresentasikan semua daerah.

Feat studio mengidentifikasi fauna Indonesia yang luar biasa banyaknya yang merepresentasikan event olahraga yaitu kecepatan, kekuatan dan strategi, lalu dipilihlah ketiga binatang yang melambangkan masing-masing nilai tersebut.

Bhin-bhin si burung Cendrawasih melambangan strategi. Atung di rusa melambangkan kecepatan, dan Kaka di badak melambangkan kekuatan.

4. Nama-nama maskot

Merasa tidak asing ketika menyebut nama ketiga maskot itu? Ya, karena nama mereka diambil dari semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda tapi tetap satu tujuan. Indonesia yang sangat kaya akan ragam budaya dan alam direpresentasikan menjadi tiga maskot yang semaksimal mungkin dibuat untuk menjamah tiap-tiap unsur Indonesia.

Nah, setelah mengetahui asal usul kelahiran sang maskot, yuk kita meriahkan perhelatan Asian Games 2018 di Indonesia ini, karena para maskot hadir untuk memberikan kebanggaan kepada kita akan identitas Indonesia dan juga menebar kebahagiaan dengan nilai semangat olahraga mereka! ?


Sumber: White Board Journal

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini