Komponen Dibalik Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

Komponen Dibalik Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
info gambar utama

Esok hari, tepat 17 Agustus 2018 Indonesia akan merayakan peringatan hari kemerdekaannya yang ke 73. Jalanan di komplek terlihat penuh hiasan bendera merah putih yang melambangkan kebanggaan setiap warganya terhadap negeri tercinta ini. Di perempatan jalan raya pun tampak beberapa penjual menjajakan hiasan bendera untuk di mobil. Pengurus antar RW atau RT terlihat sibuk mempersiapkan berbagai perhelatan dimulai dari lomba 17an yang sejatinya menjadi ciri khas yang datang satu tahun sekali setiap perayaan kemerdekaan tersebut digelar, pertunjukkan seni tradisional semacam kuda lumping dan tari tradisional turut disiapkan.

Dibalik keramaian yang disiapkan tersebut, ada sekumpulan individu yang tak kalah sibukknya menyiapkan peringatan kemerdekaan Indonesia tersebut. Sekumpulan individu tersebut tergabung dalam sebuah unit yang disebut dengan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau biasa disingkat sebagai Paskibraka. Paskibraka memiliki tugas utama untuk mengibarkan/dan menurunkan duplikat bendera pusaka pada setiap upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di tiga tempat; tingkat Kabupaten/Kota biasanya diadakan di Kantor Bupati atau Wali Kota, tingkat Provinsi diadakan di Kantor Gubernur, serta tingkat tertinggi, tingkat Nasional bertempat di Istana Merdeka.

Pengukuhan anggota Paskibraka Nasional 2017 | Sumber: IndeksBerita.com
info gambar

Mereka yang tergabung di dalam Paskibraka tidak dipilih sembarangan namun dipilih melalui seleksi yang telah diadakan jauh sebelum hari H pengibaran bendera pusaka. Biasanya sekitar paling lambat bulan April dan setelah dipilih mereka akan intensif melakukan latihan setiap pulang sekolah, karena anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat yang masih duduk di bangku kelas 1 atau 2.

Sebelum menyandang status sebagai anggota Paskibraka, atau sebelum hari H pengibaran bendera pusaka, para anggota ini disebut CAPASKA atau Calon Paskibraka. Setelah tanggal 17 Agustus, setelah hari H pengibaran bendera, anggota tersebut disebut Purna Paskibraka.

Gagasan Paskibraka sendiri sudah ada sejak setahun setelah kemerdekaan Indonesia, yakni pada tahun 1946 pada saat perayaan pertama kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu Ibu Kota Indonesia pindah ke Yogyakarta. Presiden RI pertama IR Soekarno memerintahkan ajudannya yang bernama Mayor Husein Mutahar untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.

Sosok Husein Mutahar | Sumber: YouTube
info gambar

Husein Mutahar berinisiatif untuk mengumpulkan pemuda dari seluruh penjuru Indonesia dengan maksud bahwa sudah seharusnya para pemuda di Indonesia yang meneruskan perjuangan bangsa. Namun karena keterbatasan yang ada, ia hanya mampu mengumpulkan 5 orang pemuda dengan 3 laki-laki dan 2 perempuan yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta pada saat itu. 5 orang tersebut melambangkan Panca Sila sebagai falsafah negara.

Pada tahun 1967 saat Ibu Kota Indonesia sudah berpindah kembali ke Jakarta, Husein Mutahar dipanggil kembali oleh presiden Soeharto untuk kembali mengurus urusan pengibaran bendera pusaka. Husein Mutahar pun meneruskan kembali ide awalnya pada tahun 1946 dan mengembangkan formasinya menjadi 3 kelompok: Pasukan 17 bertugas sebagai pengiring (pemandu), Pasukan 8 bertugas sebagai pembawa bendera (inti), dan Pasukan 45 bertugas sebagai pengawal. Jumlah tersebut berkembang dari simbolisasi Panca Sila menjadi simbolisasi dari tanggal proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (17-08-1945).

Kemudian dimulai dari tahun 1969, anggota pengibar bendera pusaka tingkat nasional merupakan para remaja siswa SMA Sederajat se-tanah air yang diutus oleh masing-masing provinsi di seluruh Indonesia, dengan utusan yang diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.

Sumber: Tribun

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini