Srikandi Tangguh Merdeka Lawan Kejahatan

Srikandi Tangguh Merdeka Lawan Kejahatan
info gambar utama

“Hiyaaaa… Ciatttt…!!!”. Suara teriakan tersebut bergemuruh di meeting room Hotel Hersya Surabaya. Suara tersebut berasal dari ibu-ibu yang sedang praktik berlatih bela diri. Tak jarang juga banyak yang tertawa geli melihat tingkah peserta yang beradu silat layaknya di film laga. Pada tanggal 4 Agustus 2018, diselenggarakan Workshop Women Self Defense oleh WSDK (Women Self Defense of Kopo Ryu).

WSDK pertama berdiri sejak tahun 2006 di Bandung, dan kini memiliki cabang di berbagai kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Bandung, Jakarta, dan Medan. WSDK didirikan oleh H. Sofyan Hambali, karena beliau prihatin terhadap kasus-kasus kejahatan yang dialami oleh wanita. Di workshop ini, para peserta dibimbing untuk selalu waspada terhadap ancaman-ancaman yang bisa saja terjadi di sekitar. Dengan motto, “dibalik kelembutan tersimpan kekuatan” menunjukkan bahwa wanita itu meski terlihat lemah, tetapi mereka punya kekuatan.

Dokter Wike Frinidya, selaku coach WSDK Surabaya melatih peserta untuk tidak panik, karena wanita itu sangat mudah panik dalam situasi terjepit. Beliau secara spontan menyuruh para peserta untuk mengambil benda apapun yang ada di dalam tas dalam hitungan 5 detik. Benda yang diambil pun beragam, ada dompet, handphone, alat make-up, dll. Beliau menuturkan bahwa benda yang ada di sekitar kita bisa jadi senjata untuk melawan musuh. Beliau juga menyebutkan bahwa wanita mempunyai kekuatan, contohnya menahan sakit sewaktu menstruasi, menjalani proses melahirkan yang membutuhkan tenaga super, ataupun menggendong anak.

Di pelatihan ini, para peserta juga diajari tentang titik terlemah pada lawan, yang mudah untuk menyakiti lawan, seperti mata, pelipis, rahang, jakun, belikat, ketiak, tangan dan paha. Bagian-bagian tersebut jika dicubit, sakitnya minta ampun. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi wanita untuk takut belajar bela diri. Bela diri praktis ini sangat mudah dipelajari oleh semua kalangan. Selain itu, latihan bela diri juga menyehatkan, karena kita dituntut untuk menggerakkan badan kita.

Para peserta sangat antusias mengikuti arahan Coach Eko
info gambar

Wanita harus merdeka dari kejahatan

Banyak kasus kejahatan yang terjadi terhadap wanita. Berdasarkan pengamatan Hesti, manager WSDK Bandung, mayoritas yang jadi korban adalah perempuan dan anak-anak, karena dianggap yang paling lemah, jadi perempuan harus belajar bela diri agar siap menghadapi kejahatan. Selain itu juga untuk melindungi, diri, anak-anak, maupun orang yang kita sayangi. Kejahatan juga bisa dilakukan oleh orang terdekat juga, seperti KDRT atau sexual harassment.

Teknik bela diri yang diajarkan oleh WSDK sangatlah simple, menggunakan alat-alat yang disekitar kita yang bisa jadi senjata. Seperti, lipstick, cermin, atau high heels itu juga bisa jadi senjata. Gerakan-gerakan yang diajarkan juga diambil dari gerakan yang sederhana, misalkan gerakan mencubit, bercermin, mencakar, dll. Teknik WSDK diambil dari ilmu bela diri jujitsu, tetapi dikemas dengan teknik sederhana yang bisa dipelajari oleh orang awam.

Gerakan yang diajarkan sangat mudah dipahami dan cocok untuk wanita
info gambar

Teknik 4P di WSDK

Menurut Eko Hendrawan, Head Coach WSDK, Surabaya memiliki perempuan yang tangguh, hebat dan sangat luar biasa. Hal ini yang membuat Eko terpanggil untuk sharing ilmu bela diri di Surabaya. Orang selalu beranggapan bahwa bela diri itu identic dengan bertarung, padahal tidak selalu begitu. Di WSDK, dikenal konsep 4P. P yang pertama adalah Pray (berdoa). Sebelum melakukan aktifitas, kita harus meminta pertolongan oleh sebaik-baiknya pelindung. P yang kedua adalah Prediction (memprediksi). Kita dituntut untuk mengasah bisikan hati untuk selalu aware dengan lingkungan sekitar. P yang ketiga adalah Preventive (pencegahan). Setelah kita memprediksi, kita harus menyiapkan konsep selanjutnya, sudah menyiapkan rencana.

Ketika kita didekati oleh orang jahat, kita sudah mengatur strategi, entah itu lari, atau mengeluarkan senjata sederhana yang ada di dalam tas kita. P yang terakhir adalah Protection (perlindungan diri). Suka atau tidak suka kita harus mendorong diri untuk belajar membela diri. Melatih respon ketika mendapat serangan, itu harus dilatih, tidak ada yang instan. Di WSDK tidak hanya mengajarkan teknik tetapi membangun kekuatan yang ada di dalam perempuan. Perempuan sudah mempunyai kekuatan hanya saja masih tersimpan dan belum diasah. Aktifitas pelatihan WSDK ini dapat dilihat di vlog Yola Yaneta di YouTube.

Para peserta berfoto bersama dengan Coach
info gambar

Sumber:

liputan khusus Yola Yaneta

www.wsdk.or.id

https://www.youtube.com/watch?v=6F8tFYW6tuQ&t=9s

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini