Dan Ia Mantap Memilih Indonesia

Dan Ia Mantap Memilih Indonesia
info gambar utama

Hari ini tepat memasuki hari kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta 73 tahun lalu. Dengan usia Indonesia yang tak lagi sedikit dan aneka pembaruan serta inovasi yang kekinian, hendaknya akan menjadi menarik jika kemudian kita kembali mengenang, mengingat, juga mengulik mereka-mereka yang juga berjuang untuk meraih yang terbaik di bangsa ini. Salah satunya yang dialami oleh seorang lelaki bernama Carlos Neves.

Situasi politik di Timor Timur saat referendum tahun 1999 rupanya telah membuatnya berpisah dengan keluarga tercinta. Perpisahan itu tak hanya memisahkan Carlos dengan 13 adiknya, melainkan juga membuatnya rela-rela tak bertemu dengan Ayah dan Ibunya. Hal ini disebabkan, ia memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), sedangkan seluruh saudaranya bergabung dengan Timor Leste.

Carlos Neves yang dengan Mantap Memilih Indonesia Sebagai Tanahnya Berpijak | Sumber dok: Berita Satu
info gambar

Melalui Berita Satu, Carlos mengisahkan bahwa keadaannya tak mudah ketika itu untuk menentukan pilihan. Ayah dan Ibunya tentu saja meminta menetap di Timor Leste sebagai tanah kelahiran mereka.

Diceritakannya, saat itu ia dan keluarga terpaksa diungsikan ke Atambua. Di sana mereka dikumpulkan dan diberi semacam pelatihan juga pemahaman selama tiga hari. Carlos yang sudah menjadi karyawan PT PLN dan berdinas di Dili ketika itu diberi opsi berkaitan dengan apakah bersedia bergabung ke negara baru yakni Timor Leste atau kembali ke Indonesia. Menurutnya, saat itu tidak ada paksaan sama sekali. Semua orang diberi kebebasan untuk memilih.

Lebih lagi Carlos juga mengaku bahwa ada tawaran yang menggiurkan jika ia ikut untuk bergabung menjadi bagian dari Timor Leste. Namun, Carlos akhirnya mantap memilih Republik Indonesia sebagai tanahnya berpijak. Keputusannya juga bukan tanpa alasan, salah satunya ia merasa telah berhutang budi pada pemerintah Indonesia.

Carlos menuturkan jika selama ini sekolah yang telah ia enyam dibiayai oleh pemerintah RI melalui beasiswa. Di sisi lain, ia juga telah bekerja di BUMN milik Indonesia. Lebih dari itu, Carlos turut mempertimbangkan nasib 3 orang anaknya yang masih kecil, maka dari itu ia mantap untuk memilih Republik Indonesia sebagai bagian dari kewarganegaraannya.

Berdasarkan keputusan tersebut, Carlos harus mampu meyakinkan kedua orang tuanya mengenai warga negara yang ia ambil. Bahkan ia berupaya untuk membuat silaturahmi yang ada dengan sanak saudaranya tetap terjaga.

Diketahui dari 22 pegawai PLN yang bertugas di Dili, awalnya 11 orang memilih bergabung dengan NKRI. Namun belakangan 7 orang memilih menyusul ke Timor Leste, sehingga hanya tersisa 4 orang yang bertahan untuk bergabung dengan Indonesia.

Melalui keputusan tersebut, Carlos mengaku tidak menyesal sedikitpun dengan pilihannya. Walau ditugaskan di perbatasan dengan penuh tantangan, Carlos justru bertekad sepenuh hati untuk mendedikasikan dan mengabdikan jiwa raganya pada negeri ini, Indonesia.

Turut bangga dan termotivasi dengan kehadiran Carlos juga semangatnya demi Indonesia.

Jadilah jaya selalu Tanah Air tercinta!


Sumber: Berita Satu

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini