Menumbuhkan Sportivitas Anak Indonesia Sejak Dini

Menumbuhkan Sportivitas Anak Indonesia Sejak Dini
info gambar utama

Semangat dan sikap Sportivitas dapat ditanamkan pada seorang anak semenjak kecil. Guru, orang tua maupun pengasuh anak dapat memberikan bimbingan kepada anak tersebut untuk bersikap sportif pada saat seorang anak yang sedang memulai bangku sekolah dasar. Sebagian besar guru sekolah dasar memberikan soal-soal latihan ketika sedang berlangsung proses belajar mengajar. Soal-soal tersebut bersumber dari buku paket pelajaran maupun dari buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Biasanya, sebelum melakukan aktivitas belajar mengajar, seorang guru memberikan instruksi kepada anak didiknya agar mengerjakan soal-soal tersebut seorang diri dan tidak mencontek kepada teman-temannya. Hal ini bertujuan agar anak tersebut mandiri dan bersikap sportif. Namun, pada kenyataannya tidak semua anak bisa melakukan hal tersebut. Alasan anak melakukan tindakan mencontek adalah agar mendapatkan nilai pelajaran yang tinggi dan agar tidak dimarahi oleh orang tuanya hanya karena nilai pelajarannya rendah. Ditambah lagi kondisi saat ini, para orang tua sering membanding-bandingkan nilai pelajaran maupun peringkat anaknya di kelas. Hal inilah menyebabkan seorang anak bersikap tidak sportif lagi.

Sikap Sportivitas sebenarnya dapat dilakukan setiap saat. Penanaman sikap anak untuk tidak mencontek dapat dilakukan oleh guru di dalam kelas dan oleh orang tua atau pengasuh anak di rumah. Penanaman pemikiran ini harus dilakukan sejak anak masih di sekolah dasar. Hal ini dikarenakan agar anak terbiasa melakukan hal tersebut. Bukan hanya dilakukan dalam pelajaran di dalam kelas saja, sikap sportif juga bisa dilakukan dalam pelajaran di luar kelas. Misalnya saja dalam pelajaran olahraga. Dalam pelajaran olahraga, anak biasanya diajarkan pertandingan dalam olahraga. Seorang guru olahraga dapat memberikan hadiah atau reward untuk anak-anak yang bersikap sportif dan memberikan teguran pada anak yang tidak bersikap sportif. Penanaman sikap sportif di rumah yaitu dengan cara tetap mengingatkan anak agar tidak mencontek pelajaran di sekolah. Rajin belajar setiap hari agar anak tidak ada keinginan untuk mencontek. Memberikan pengertian kepada anak bahwa nilai rendah bukanlah suatu keburukan, namun dapat diperbaiki untuk ke depannya agar tidak mendapatkan nilai rendah lagi. Memberikan semangat agar anak tetap percaya diri dalam menghadapi berbagai persoalan di kelas.

Seorang anak yang sudah bersikap sportif tentunya akan menghadapi temannya yang lain yang belum tentu bersikap sportif. Hal ini tentunya harus disikapi secara bijak. Beberapa cara untuk menghadapi orang yang belum bersikap sportif antara lain memberikan keyakinan pada anak bahwa dia harus tetap fokus dengan prestasinya. Jangan sampai anak goyah dengan perbuatan tidak sportif yang dilakukan oleh temannya yang dapat menyebabkan prestasinya menurun. Teguhkan anak agar tetap percaya diri karena dengan percaya diri, anak akan tetap fokus untuk mencapai prestasinya. Anak pun dapat diajarkan untuk mampu menasihati temannya yang belum melakukan tindakan sportif. Seorang anak biasanya akan mendengarkan nasihat temannya yang sudah dekat dengannya. Beritahu anak agar dapat bekerja sama dengan temannya. Bekerja sama dalam memecahkan persoalan yang memang harus dikerjakan secara bersama-sama (bukan secara individual). Anak yang lebih pintar dapat membantu mengajari temannya yang memang kurang pintar. Orang tua tetap mengingatkan anak akan pentingnya mematuhi peraturan guru dengan melaksanakan peraturan guru secara sportif. Anak pun harus diajarkan sikap tidak iri hati atas prestasi yang telah diperoleh oleh temannya. Hal tersebut untuk mencegah anak agar tidak melakukan tindakan yang tidak sportif dalam mencapai prestasinya.

Sikap sportivitas dapat memberikan manfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Sikap sportivitas menjadikan anak tetap rendah hati apabila mendapatkan nilai pelajaran dan peringkat yang tinggi dan tetap berlapang dada apabila mendapatkan nilai pelajaran dan peringkat yang rendah. Sikap sportivitas pun akan membuat anak tidak mudah berputus asa dalam mencapai prestasinya. Ketika seorang anak jatuh, maka dia akan berusaha bangkit lagi dan memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukannya. Seorang anak yang memiliki sikap sportif akan lebih mudah mengakui kekalahan dan kehebatan orang lain. Anak tersebut tentu saja tidak akan menyalahkan temannya. Anak akan mampu mengenali kelebihan dan kekurangan dirinya. Pada akhirnya, anak pun dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini